Keutamaan Tauhid - Hadits Abu Sa'id al Khudry ra



Penjelasan Hadits Abi Sa'id al Khudry: Ya Rabbi, Ajarkanlah Kepadaku Sesuatu yang dengannya aku mengingatMu & berdo'a kepadaMu"

("وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :  قال موسى عليه السلام : يا رب علمني شيئاً أذكرك وأدعوك به ، قال : قل يا موسى لا إله إلا الله . قال : كل عبادك يقولون هذا ، قال : يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهن لا إله إلا الله رواه ابن حبان والحاكم وصححه") .
Dari Abi Sa'id al Khudri dari Rasulullah saw, beliau bersabda, "Musa berkata, Ya Rabbi, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang dengannya aku mengingatMu dan berdo'a kepadaMu. "allah menjawab' "wahai Musa, ucapkanlah la ilaha illallah." Musa berkata, "Ya Rabbi, semua hambaMu mengucapkannya." Allah berdirman, "wahai Musa seandainya langit yang tujuh dan penghuninya selain aku dan bumi yang tujuh diletakkan di satu daun timbangan sedangkan la ilaha ilallah di daun lainnya, niscaya la ilaha illallah lebih berat." Diriwayatkan oleh Ibnu Hibba dan al Hakim dan dia menshahihkannya.

أبو سعيد : اسمه سعد بن مالك بن سنان بن عبيد الأنصاري الخزرجي ، صحابي جليل وأبوه كذلك ، استصغر أبو سعيد بأحد وشهد ما بعدها ، مات بالمدينة سنة ثلاث أو أربع أو خمس وستين وقيل سنة أربع وستين .
Abu Sa'id: namanya adalah Sa'ad bin Malik bin Sinan bin Ubaid al Anshari al Khazraji. Beliau adalah seorang sahabat yang mulia, begitupula bapaknya yang juga seorang sahabat. Beliau belum cukup umur ketika perang uhud dan beliau hadir dalam peperangan setelah perang uhud. Wafat di Madinah tahun 63 H atau 64 H dan adapula yang berkata tahun 74 H.

(أذكرك) أي أثني عليك به (وأدعوك) أي اسألك به .
(aku mengingatMu) yakni memujiMu dan (berdo'a kepadaMu) yakni, memohon kepadaMu dengannya.

(قل يا موسى لا إله إلا الله) فيه أن الذاكر بها يقولها كلها ، ولا يقتصر على لفظ الجلالة ، ولا على هو كما يفعله غلاة جهال المتصوفة ، فإن ذلك بدعة وضلال
(wahai Musa ucapkanlah la ilaha illallah) ini menunjukkan bahwa orang yang berdzikir dengannya harus mengucapkan secara keseluruhannya tidak membatasi hanya dengan lafazh al jalalah (Allah) saja, tidak pula hanya dengan (huwa-Dia) saja seperti yang dilakukan oleh orang-orang sufi jahil, karena itu adalah bid'ah dan kesesatan.

(كل عبادك يقولون هذا) وفى رواية بعد قوله كل عبادك يقولون هذا - قل لا إله إلا الله ، قال لا إله إلا أنت يارب، إنما أريد شيئاً تخصنى به .
(semua hambaMu mengucapkannya) Dalam sebuah riwayat, setelah ucapannya (kullu ibadika yaquluna hadza) Allah berfirman – katakanlah la ilaha illallah. Musa menjawab, Tiada ilah yang haq selainMu ya Rabbi, (tapi) aku ingin sesuatu yang engkau khususkan bagiku.

ولما كان بالناس - بل بالعالم كله - من الضرورة إلى لا إله إلا الله ما لا نهاية له ، كانت من أكثر الأذكار وجوداً ، وأيسرها حصولاً ، وأعظمها معنى .
Karena manusia – bahkan seluruh alam – sangat memerlukan la ilaha illallah dalam batas yang tiada terhingga, maka la ilaha ilallah termasuk dzikir yang paling banyak eksistensinya, paling mudah didapatkan dan paling agung maknanya.

والعوام والجهال يعدلون عنها إلى الدعوات المبتدعة التى ليست في الكتاب ولا في السنة .
Walaupun demikian orang-orang awam dan jahil meninggalkannya dan menggantikannya dengan do'a-do'a bid'ah yang tidak tercantum dalam al Qur'an dan Sunnah.

(وعامرهن غيري)  أي لو أن السموات السبع ومن فيهن من العمار غير الله تعالى ، والأرضين السبع ومن فيهن ، وضعوا فى كفة الميزان ولا إله إلا الله في الكفة الأخرى ، مالت بهن لا إله إلا الله .
(Dan penghuni selainKu) yakni seandainya langit yang tujuh dan para penghuninya yang ada disana – selain Allah ta'ala – dan bumi yang tujuh dengan para penduduknya diletakkan di salah satu daun timbangan sedangkan la ilaha illallah di daun lain, niscaya la ilaha illallah lebih berat.

وروى الإمام أحمد عن "عبد الله بن عمرو عن النبى صلى الله عليه وسلم أن نوحاً عليه السلام قال لابنه عند موته : آمرك بلا إله إلا الله ، فإن السموات السبع والأرضين السبع لو وضعت في كفة ، ولا إله إلا الله فى كفة رجحت بهن لا إله إلا الله ، ولو أن السموات السبع والأرضين السبع كن حلقة مبهمة لقصمتهن لا إله إلا الله
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amr dari nabi saw, Bahwa Nuh as, berkata kepada anaknya menjelang kematiannya, aku memerintah-kanmu dengan "la ilaha illallah, karena seandainya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh diletakkan di satu daun timbangan semantara la ilaha illallah di daun lain, niscaya la ilaha illallah lebih berat dan seandainya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh adalah lingkaran besi yang keras dan padat niscaya la ilaha illallah mematahkannya"

(في كفة) هو بكسر الكاف وتشديد الفاء ، أي كفة الميزان.
(disatu daun) yakni satu daun timbangan

(مالت بهن) أي رجحت . وذلك لما اشتملت عليه من نفي الشرك ، وتوحيد الله الذي هو أفضل الأعمال . وأساس الملة والدين ، فمن قالها بإخلاص ويقين ، وعمل بمقتضاها ولوازمها وحقوقها ، واستقام على ذلك ، فهذه الحسنة لا يوازنها شئ ،
(niscaya lebih berat) yakni lebih rajih (lebih kuat dan berat) hal ini adalah karena la ilaha illallah mengandung penafian terhadap syirik dan tauhid kepada Allah yang merupakan amal termulia, asas agama dan millah. Barangsiapa mengucapkannya dengan keikhlasan dan keyakinan, mengamalkan tuntutannya, konsekuensinya, hak-haknya dan dia teguh di atas itu, maka ini merupakan kebaikan yang tidak tertandingi oleh apapun.

كما قال الله تعالى : '46 : 13' "إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون" .
Sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tiada pula mereka berduka cita"

ودل الحديث على أن لا إله إلا الله أفضل الذكر . كحديث عبد الله بن عمرو مرفوعاً : خير الدعاء دعاء يوم عرفة وخير ما قلت أنا والنبيون من قبلى : لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، له الملك وله الحمد وهو على كل شئ قدير رواه أحمد والترمذي
Hadits ini menunjukkan bahwa la ilaha illallah merupakan dzikir yang paling utama, seperti halnya yang tercantum dalam hadits Abdullah bin Amr secara marfu': "sebaik-baik do'a hari Arafah dan sebaik-baik apa yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah tiada ilah yang berhak disembah seialn Allah semata, tiada sekutu  bagiNya, bagiNya kerajaan, bagiNya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. "diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi.

وعنه أيضا مرفوعاً يصاح برجل من أمتى على رؤوس الخلائق يوم القيامة فينشر له تسعة وتسعون سجلاً ، كل سجل منها مد البصر ثم يقال : أتنكر من هذا شيئا ؟ أظلمك كتبتى الحافظون فيقول : لا يارب . فيقال : أفلك عذر أو حسنة ؟ فيهاب الرجل فيقول : لا ، فيقال : بلى إن لك عندنا حسنة وإنه لا ظلم عليك اليوم ، فيخرج له بطاقة فيها : أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً عبده ورسوله . فيقول يا رب ما هذه البطاقة مع هذه السجلات ؟ فيقال : إنك لا تظلم ، فتوضع السجلات في كفة ، والبطاقة في كفة فطاشت السجلات وثقلت البطاقة رواه الترمذي وحسنه .
Dan juga dari Abdullah bin Amr secara marfu', seorang laku-laki dari ummatku dipanggil di hadapan manusia pada hari kiamat, lalu 99 buku catatan disebar di depannya, setiap buku catatan sepanjang mata memandang, kemudian dikatakan kepadanya, "Apakah kau mengingkari sesuatu dari (catatan) ini? Apakah para malaikatKu yang mencatat (amal perbuatanmu) menzhalimimu? Dia menjawab, "Tidak ya Rabbi". Maka dikatakan kepadanya, "Apakah kamu mempunyai alas an atau kebaikan?" laki-laki ini ketakutan, dia menjawab, "tidak" Maka dikatakan kepadanya, "ada, disisi Kami kamu mempunyai satu kebaikan, dan pada hari ini tidak ada kezhaliman atasmu, maka dikeluarkanlah sebuah kartu untuknya yang berisi asyhadu an la ilaha illallah wa anna muhammadan 'abduhu wa rasuluh. Dia berkata "Ya Rabbi apa bandingan kartu ini di depan buku-buku catatan ini? Maka dijawab, "Sesungguhnya kamu tidak dizhalimi." Lalu buku-buku catatan itu diletakkan di daun timbangan sementara karti itu diletakkan di daun yang lain, dan buku-buku catatan itu terangkat karena kalah berat oleh kartu tersebut." Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dia menghasankannya.

والنسائى وابن حبان والحاكم . وقال : صحيح على شرط مسلم ، وقال الذهبي في تلخيصه : صحيح
Diriwayatkan pula oleh an Nasa'i, dan al Hakim, dia berkata. "shahih berdasarkan syarat Muslim, dan berkata pula adz dzahabi di dalam at-Talkhis, "Shahih".

قال ابن القيم رحمه الله : فالأعمال لا تتفاضل بصورها وعددها ، وإنما تتفاضل بتفاضل ما في القلوب ، فتكون صورة العملين واحدة وبينهما من التفاضل كما بين السماء والأرض .
Ibnul Qayyim berkata, "amal perbuatan tidak saling mengungguli karena bentuk dan jumlahnya, akan tetapi saling mengungguli karena perbedaan yang ada di dalam hati, maka bentuk dua amal perbuatan (kadang) kelihatannya sama, padahal perbedaan diantara keduanya seperti langit dan bumi

قال : وتأمل حديث البطاقة التى توضع فى كفة ويقابلها تسعة وتسعون سجلاً كل سجل منها مدى البصر ، فتثقل البطاقة وتطيش السجلات ، فلا يعذب . ومعلوم أن كل موحد له هذه البطاقة وكثير منهم يدخل النار بذنوبه .
Dia berkata, "renungkanlah hadits kartu (yang berisi la ilaha illallah) yang diletakkan di satu daun timbangan, ia ditimbang dengan Sembilan puluh sembilab buku catatan, masing-masing catatan darinya sepanjang mata memandang, tapi kartu itu lebih berat sehingga buku-buku catatan itu terangkat, sehingga pemiliknya tidak diazab. Dan sudah dimaklumi bahwa setiap orang yang bertauhid memiliki kartu ini, sekalipun banyak diantara mereka yang diazab di neraka karena dosa-dosa mereka.

قوله : (رواه ابن حبان والحاكم) ابن حبان اسمه محمد بن حبان  ابن أحمد بن حبان بن معاذ ، أبو حاتم التميمي البستي الحافظ صاحب التصانيف : كالصحيح ، والتاريخ ، والضعفاء ، والثقات وغير ذلك .
(diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan al Hakim)
Ibnu hibban ialah Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban bin Mu'adz, Abu Hatim at Tamimi al Busti, beliau adalah seorang al Hafidz, memiliki banyak karya tulis seperti ash shahih, at-tarikh, adh-Dhu'afa, ats-Tsiqat dan lainnya.

قال الحاكم : كان من أوعية العلم في الفقه واللغة والحديث والوعظ ، ومن عقلاء الرجال . مات سنة أربع وخمسين وثلاثمائة بمدينة بست.
Al Hakim berkata, "dia termasuk sumber ilmu dalam fikih, bahasa, hadits dan nasihat, satu diantara orang-orang cerdik. Wafat tahun 354 H di bust.

وأما الحاكم فاسمه محمد بن عبد الله بن محمد النيسابورى أبوعبد الله الحافظ ويعرف بابن البيع ولد سنة إحدى وعشرين وثلثمائة، وصنف التصانيف ، كالمستدرك وتاريخ نيسابور وغيرهما ، ومات سنة خمس وأربعمائة .
Al Hakim ialah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad an Naisabur, Abu Abdullah, seorang al Hafidz, dikenal dengan Ibnul Bayyi'. Beliau lahir tahun 321 H dan memiliki sejumlahkarya tulis seperti al Mustadrak, Tarikh Naisabur dan lain-lain. Wafat tahun 405 H.

Disalin secara bebas dari buku Fathul Majid.

Keutamaan Tauhid - Hadits Itban bin Malik ra



شرح  حديث عتبان بن مالك : أن الله حرم على النار
Penjelasan Hadits 'Itban bin Malik: Sesungguhnya Allah Mengharamkan Atas Neraka

(قال : ولهما في حديث عتبان فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله)
Dalam riwayat mereka berdua dari hadits Itban, "Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka orang yang mengucapkan La ilaha illallah yang dengannya dia berharap wajah Allah

قوله : (ولهما) أي البخاري ومسلم في صحيحيهما بكماله . وهذا طرف من حديث طويل أخرجه الشيخان .
(dalam riwayat mereka berdua) yakni al bukhari dan muslim dalam shahih keduanya. Ini adalah penggalan hadits panjang yang diriwayatkan oleh asy syaikhain.

وعتبان ، ابن مالك بن عمرو بن العجلان الأنصاري ، من بنى سالم بن عوف ، صحابي مشهور ، مات فى خلافة معاوية .
Itban, ialah ibnu malik bin amru bin al ijlan al anshari, dari bani salim bin auf. Beliau adalah seorang sahabat yang masyhur, dan wafat pada masa kekhalifahan Mu'awiyah.

وأخرج البخاري فى صحيحه بسنده "عن قتادة قال : حدثنا أنس بن مالك أن النبي صلى الله عليه وسلم ومعاذ رديفه على الرحل قال :  يا معاذ ، قال : لبيك يا رسول الله وسعديك . قال : يا معاذ ، قال لبيك يا رسول الله وسعديك . قال : يا معاذ ، قال : لبيك يا رسول الله وسعديك - ثلاثاً - قال : ما من أحد يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله صدقاً من قلبه إلا حرمه الله تعالى على النار ، قال : يا رسول الله أفلا أخبر به الناس فيستبشروا ؟ قال : إذاً يتكلوا ، فأخبر بها معاذ عند موته تأثماً "
Al bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dengan sanadnya dari Qatadah, dia berkata, Anas bin Malik menuturkan kepada kami, Bahwa Nabi saw bersabda – sementara Mu'adz di belakang beliau sambil menunggang seekor keledai – "Wahai Mu'adz". Mu'adz menjawab, "aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah dan semoga engkau berbahagia." Nabi saw bersabda, "Wahai Mu'adz". Mu'adz menjawab, "aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah dan semoga engkau berbahagia." Nabi saw bersabda, "Wahai Mu'adz". Mu'adz menjawab, "aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah dan semoga engkau berbahagia." Nabi saw bersabda demikian tiga kali. Beliau bersabda, "tidaklah ada seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dengan benar dalam hatinya, melainkan Allah mengharamkan atasnya neraka". Mu'adz berkata, "Wahai Rasulullah, bolehkan aku menyampaaikan hal ini kepada orang-orang agar mereka bergembira?". Beliau menjawab, "Kalau demikian maka mereka akan menggantungkan (amal-amal mereka pada hal itu)". Maka Mu'adz menyampaikan hal ini menjelang wafatnya karena takut berdosa".

وساق بسند آخر : "حدثنا معتمر قال : سمعت أبي ، قال : سمعت أنساً قال : ذكر لي أن النبى صلى الله عليه وسلم قال لمعاذ ابن جبل :  من لقى الله لا يشرك به شيئا دخل الجنة . قال : ألا أبشر الناس ؟ قال : لا ، إنى أخاف أن يتكلوا " .
Al bukhari memaparkan dengan sanad yang lain, Mu'tamir menyampaikan kepada kami, dia berkata, Aku mendengar bapakku berkata, aku mendengar Anas berkata, diceritakan kepada kamu bahwa Nabi saw bersabda kepada Mu'adz bin jabal, "Barangsiapa bertemu dengan Allah (dihari kiamat nanti) dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu niscaya dia masuk surga." Mu'adz berkata, "bolehkah aku menyampaikannya kepada orang-orang?' Nabi saw menjawab, "Tidak, aku takut mereka menggantungkan (amal mereka kepada itu)"

قلت : فتبين بهذا السياق معنى شهادة أن لا إله إلا الله ، وأنها تتضمن ترك الشرك لمن قالها بصدق ويقين وإخلاص .
Saya berkata (pensyarah), dengan demikian jelaslah makna syahadat la ilaha illallah dan bahwa ia berarti meninggalkan syirik bagi siapa yang mengucapkannya dengan benar, yakin dan ikhlas.

قال شيخ الإسلام وغيره : فى هذا الحديث ونحوه أنها فيمن قالها ومات عليها ، كما جاءت مقيدة بقوله : خالصاً من قلبه غير شاك فيها بصدق ويقين
Berkata Syaikhul Islam dan lainnya: tentang hadis ini dan yang semisalnya bahwa itu untuk orang yang mengucapkannya dan dia mati dalam keadaan berpegang teguh kepadanya, sebagaimana ia diberi batasan dengan ucapannya, dengan ikhlas dari hatinya, tanpa keraguan padanya dan dengan benar dan yakin.

فإن حقيقة التوحيد انجذاب الروح إلى الله تعالى جملة ، فمن شهد أن لا إله إلا الله خالصاً من قلبه دخل الجنة ، لأن الإخلاص هو انجذاب القلب إلى الله تعالى بأن يتوب من الذنوب توبة نصوحاً ،
Hakikat tauhid adalah kecenderungan ruh kepada Allah secara umum. Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dengan ikhlas dari hatinya, niscaya dia masuk surga, karena keikhlasan adalah kecenderungan hati kepada Allah ta'ala dengan cara bertaubat dari dosa-dosa dengan taubah nasuha.

فإذا مات على تلك الحال نال ذلك فإنه قد تواترت الأحاديث بأنه "يخرج من النار من قال لا إله إلا الله ، وكان فى قلبه من الخير ما يزن شعيرة ، وما يزن خردلة ، وما يزن ذرة"
JIka dia mati diatas keadaan tersebut maka dia mendapatkan hal itu, karena telah diriwayatkan secara mutawatir hadits-hadits yang menyatakan, "akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah sementara di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat timbangan biji gandum, kebaikan seberat timbangan biji sawi dan kebaikan seberat biji dzarrah.

وتواترت بأن كثيراً ممن يقول لا إله إلا الله يدخل النار ثم يخرج منها ،
Telah diriwayatkan secara mutawatir, banyak orang yang mengucapkan la ilaha illallah masuk neraka tapi kemudian dikeluarkan darinya.

وتواترت بأن الله حرم على النار أن تأكل أثر السجود من ابن آدم ، فهؤلاء كانوا يصلون ويسجدون لله ،
Telah diriwayatkan secara mutawatir pula bahwa Allah mengharamkan bagi neraka memakan bekas sujud dari bani Adam, dimana mereka menjalankan sholat dan bersujud kepada Allah.

وتواترت بأنه يحرم على النار من قال لا إله إلا الله ، ومن شهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله ،
Telah mutawatir pula bahwa haram atas neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah dan orang yang bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

لكن جاءت مقيدة بالقيود الثقال ، وأكثر من يقولها لا يعرف الإخلاص ، وأكثر من يقولها إنما يقولها تقليداً أو عادة ، ولم تخالط حلاوة الإيمان بشاشة قلبه
Akan tetapi ia ia hadir dengan batasan yang berat (yakni ikhlas dan yakin). Dan kebanyakan orang yang mengatakannya tidak mengenal keikhlasan, mereka hanya mengatakannya karena ikut-ikutan atau karena kebiasaan, sementara cahaya iman belum masuk kerelung hatinya.

وغالب من يفتن عند الموت وفي القبور أمثال هؤلاء ، كما فى الحديث "سمعت الناس يقولون شيئاً فقلته"
Dan biasanya orangyang tidak mampu menjawab pertanyaan didalam kubur adalah seperti mereka, sebagaimana dalam hadits :aku mendengar orang-orang mengucapkan sesuatu, maka aku ikut mengucapkannya" … Hadits al bara' bin Azib yang diriwayatkan oleh ashab as sunan dan lainnya tentang pertanyaan dalam kubur)

وغالب أعمال هؤلاء إنما هى تقليد واقتداء بأمثالهم ، وهم من أقرب الناس من قوله تعالى : '43 : 23' "إنا وجدنا آباءنا على أمة وإنا على آثارهم مقتدون" .
Amal mereka secara umum hanya sekedar taklid dan ikut-ikutan kepada sesame mereka. Mereka ini adalah orang-orang yang paling dekat dengan firman Allah" sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.

وحينئذ فلا منافاة بين الأحاديث ، فإنه إذا قالها بإخلاص ويقين تام لم يكن فى هذه الحال مصراً على ذنب أصلاً ، فإن كمال إخلاصه ويقينه يوجب أن يكون الله أحب إليه من كل شئ ، فإذاً لا يبقى فى قلبه إرادة لما حرم الله ، ولا كراهة لما أمر الله .
Jadi tidak ada pertentangan diantara hadits-hadits yang ada, karena apabila seseorang mengucapkannya dengan ikhlas dan keyakinan yang sempurna, maka dalam keadaan ini dia tidak akan terus-menerus melakukan dosa sama sekali, karena keikhlasan dan keyakinannya yang sempurna mengharuskannya mencintai Allah lebih dari segala sesuatu, jadi di dalam hatinya tidak tersisa keinginan kepada yang diharamkan oleh Allah dan tidak pula kebencian terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah.

وهذا هو الذي يحرم على النار وإن كانت له ذنوب قبل ذلك ، فإن هذا الإيمان وهذا الإخلاص ، وهذه التوبة وهذه المحبة وهذا اليقين ، لا تترك له ذنباً إلا محي عنه كما يمحو الليل النهار ،
Inilah orang-orang yang diharamkan atas neraka, walaupun sebelum itu dia melakukan dosa-dosa, maka iman ini, keikhlasan ini, taubat ini kecintaan ini dan keyakinan ini tidak membiarkan dosa baginya kecuali ia dihapus darinya, seperti malam menghapus siang.

فإذا قالها على وجه الكمال المانع من الشرك الأكبر والأصغر ، فهذا غير مصر على ذنب أصلاً ، فيغفر له ويحرم على النار ،
Jika dia mengucapkannya secara sempurna, yang menghalangi dari syirik besar dan kecil, maka orang ini tidak akan bersikukuh melakukan dosa sama sekali, sehingga dia diampuni dan diharamkan atas neraka.

وإن قالها على وجه خلص به من الشرك الأكبر دون الأصغر ، ولم يأت بعدها بما يناقض ذلك ، فهذه الحسنة لا يقاومها شئ من السيئات فيرجح بها ميزان الحسنات ،
Jika dia mengucapkannya dalam bentuk yang membebaskannya dari syirik besar tapi tidak syirik kecil dan setelahnya dia tidak melakukan apa yang bertentangan dengan itu, dengan kebaikan ini yang tidak ditandingi dengan keburukan sedikitpun maka dengannya timbangan kebaikannya menjadil lebih berat.

كما فى حديث البطاقة فيحرم على النار ، ولكن تنقص درجته فى الجنة بقدر ذنوبه ، وهذا بخلاف من رجحت سيئاته بحسناته ومات مصراً على ذلك ، فإنه يستوجب النار .
Sebagaimana dalam hadits kartu, dan dia diharamkan atas neraka, akan tetapui derajatnya di surge berkurang sesuai dengan kadar dosanya, dan ini berbeda dengan orang yang keburukannya lebih berat daripada kebaikannya dan dia mati dalam keadaan bersikukuh diatasnya maka dia akan masuk neraka.

وإن قال لا إله إلا الله وخلص بها من الشرك الأكبر ولكنه لم يمت على ذلك ، بل أتى بعدها بسيئات رجحت على حسنة توحيده ، فإنه فى حال قولها كان مخلصاً لكنه أتى بذنوب أوهنت ذلك التوحيد والإخلاص فأضعفته ، وقويت نار الذنوب حتى أحرقت ذلك
Jika dia mengucapkan la ilaha illallah dan dengannya dia selamat dari syirik besar hanya saja dia tidak mati diatas itu, justru dia melakukan keburukan yang lebih berat daripada kebaikan tauhidnya, maka dia adalah orang yang ikhlas pada saat mengucapkannya, akan tetapi dia melakukan dosa-dosa yang melemahkan tauhid dan keikhlasannya itu, sehingga iapun menjadi lemah, api dari dosa-dosa lebih kuat, sehingga ia membakar hal itu.

بخلاف المخلص المستيقن ، فإن حسناته لا تكون إلا راجحة على سيئاته ولا يكون مصراً على سيئات ، فإن مات على ذلك دخل الجنة .
Berbeda dengan orang-orang yang ikhlas lagi yakin, kebaikan-kebaikannya tidak lain kecuali lebih berat dari keburukan-keburukan dan dia tidak bersikukuh melakukan keburukan-keburukan jika dia mati di atas itu maka dia masuk surga.

وإنما يخاف على المخلص أن يأتى بسيئة راجحة فيضعف إيمانه فلا يقولها بإخلاص ويقين مانع من جميع السيئات ، ويخشى عليه من الشرك الأكبر والأصغر ،
Yang ditakutkan dari orang yang ikhlas adalah dia melakukan keburukan yang kuat yang mengakibatkan imannya melemah, sehingga dia tidak mengucapkannya dengan ikhlas dan yakin yang mencegah dari seluruh keburukan. Dan ditakutkan atasnya syirik besar dan syirik kecil.

فإن سلم من الأكبر بقي معه من الأصغر فيضيف إلى ذلك سيئات تنضم إلى هذا الشرك فيرجح جانب السيئات فإن السيئات تضعف الإيمان واليقين ،
Jika dia selamat dari yang oertama maka masih tersisa yang kedua bersamanya, lalu hal itu ditambah dengan keburukan-keburukan yang bergabung dengan syirik ini. Akibatnya sisi keburukan lebih kuat, karena keburukan-keburukan melemahkan iman dan keyakinan.

فيضعف قول لا إله إلا الله ، فيمتنع الإخلاص بالقلب ، فيصير المتكلم بها كالهاذى أو النائم ، أو من يحسن صوته بالآية من القرآن من غير ذوق طعم وحلاوة ،
Selanjutnya ucapan la ilaha illallah pun melemah maka ikhlas sulit terwujud dalam hati, sehingga orang yang mengucapkannya seperti orang yang sedang mabuk, atau sedang tidur atau orang yang membaca ayat dan membaguskan suaranya tetapi tidak menikmati (makna-makna)nya dan tidak mengecap manisnya.

فهؤلاء لم يقولوها بكمال الصدق واليقين ، بل يأتون بعدها بسيئات تنقض ذلك بل يقولونها من غير يقين وصدق ويحيون على ذلك ، ويموتون على ذلك ، ولهم سيئات كثيرة تمنعهم من دخول الجنة .
Mereka itu tidak mengucapkannya dengan kebenaran dan keyakinan yang sempurna, bahkan sesudahnya mereka melakukan keburukan-keburukan yang membatalkan hal itu, mereka mengucapkannya  tanpa keyakinan dan kebenaran, mereka hidup diatas itu dan mati pula di atas itu dan mereka mempunyai keburukan-keburukan dalam jumlah besar yang menghalangi mereka masuk surga.

فإذا كثرت الذنوب ثقل على اللسان قولها وقسا القلب عن قولها ، وكره العمل الصالح وثقل عليه سماع القرآن ، واستبشر بذكر غير الله ، واطمأن إلى الباطل ، واستحلى الرفث ، ومخالطة أهل الغفلة ، وكره مخالطة أهل الحق ، فمثل هذا إذا قالها قال بلسانه ما ليس فى قلبه ، وبفيه ما لا يصدقه عمله .
Jika dosa-dosa telah menumpuk, maka mengucapkannya terasa berat bagi lisan, hati juga merasa berat mengucapkannya, ia membenci amal sholih, malas menyimak al qur'an, berbahagia dengan menyebut selain Allah, merasa tenang dengan kebatilan, menghalalkan perbuatan buruk, bergaul dengan orang-orang yang lalai, tidak suka bergaul dengan ahlul haq. Orang seperti ini jika dia mengucapkannya, maka lisannya mengucapkan apa yang tidak terdapat dalam hatinya. Dia mengatakannya dengan mulutnya sementara amal perbuatannya tidak membenarkannya

قال الحسن :  ليس الإيمان بالتحلي ولا بالتمني ، ولكن ما وقر فى القلوب وصدقته الأعمال . فمن قال خيراً وعمل خيراً قبل منه ، ومن قال خيراً وعمل شراً لم يقبل منه .
Al hasan berkata, iman itu bukan berhias (dengan ucapan) dan bukan pula angan-angan, akan tetapi apa yang bersemayam di dalam hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan, siapa yang mengucapkan yang baik dan melakukanyang baik maka ia diterima darinya, siapa yang mengucapkan yang baik namun melakukan yang buruk, maka tidak diterima darinya."

وقال بكر بن عبد الله المزنى : ما سبقهم أبو بكر بكثرة صيام ولا صلاة ولكن بشئ وقر في قلبه .
Bakar bin Abdullah al muzanni berkata, "abu Bakar tidak mengungguli mereka dengan banyaknya puasa dan sholat, akan tetapi dengan apa yang bersemayam di dalam hatinya.

والذين يدخلون النار ممن يقولها : إما أنهم لم يقولوها بالصدق واليقين التام ، أو قالوها واكتسبوا بعد ذلك سيئات رجحت على حسناتهم ، ثم ضعف لذلك صدقهم ويقينهم ، ثم لم يقولوها بعد ذلك بصدق ويقين تام ، لأن الذنوب قد أضعفت ذلك الصدق واليقين من قلوبهم ، فقولها من مثل هؤلاء لا يقوي على محو السيئات فترجح سيئاتهم على حسناتهم . انتهى ملخصاً .
Dan orang-orang yang masuk neraka dari mereka yang mengucapkannya, bisa jadi mereka tidak mengucapkannya dengan kebenaran dan keyakinan yang sempurna, bisa pula mereka mengucapkannya tetapi setelahnya mereka melakukan keburukan-keburukan yang mengalahkan kebaikan-kebaikan mereka, oleh karena itu keyakinan dan kebenaran merekapun melemah, kemudian setelah itu mereka tidak lagi mengucapkannya dengan keyakinan dan kebenaran yang sempurna, karena dosa-dosa telah melemahkan hal tersebut dalam hati mereka. Maka mengucapkannya spt yang dilakukan oleh orang-orang seperti itu tidak kuat menghapus keburukan-keburukan, maka keburukan merekapun mengalahkan kebaikannya. Demikian syaikhul Islam secara ringkas.

Disalin secara bebas dari buku Fathul Majid.

Sarana-Sarana Mensucikan Jiwa



المقام الأول‏:‏ المشارطة
Mensyaratkan jiwa

اعلم‏:‏ أن التاجر كما يستعين بشريكه في التجارة طلباً للربح، ويشارطه ويحاسبه، كذلك العقل يحتاج إلى مشاركة النفس، ويوظف عليها الوظائف، ويشرط عليها الشروط، ويرشدها إلى طريق الفلاح.
Ketahuilah, tidak berbeda dengan pedagang yang bekerjsama dengan sekutunya untuk mendapatkan keuntungan, mengikat janji dan membuat perhitungan yang matang, begitu pula akan yang perlu bersekutu dengan jiwa, yang menugasinya dengan beberapa kewajiban, menetapkan kepadanya beberapa syarat yang membimbingnya ke jalan keberuntungan

فإذا فرغ العبد من فريضة الصبح، ينبغي أن يفرغ قلبه ساعة لمشارطة نفسه فيقول للنفس‏:‏ ما لى بضاعة إلا العمر، فإذا فني منى رأس المال وقع اليأس من التجارة، وطلب الربح،
Jika seorang hamba telah selesai mengerjakan sholat subuh, maka dia harus mengosongkan hatinya barang sejenak untuk menetapkan syarat terhadap jiwanya, seraya berkata kepada jiwanya sendiri, "aku tidak mempunyai barang dagangan kecuali umur, jika modal ini lepas dariku maka tidak ada harapan lagi untuk menjalankan perdagangan dan mencari keuntungan.

وهذا اليوم الجديد قد أمهلني الله فيه، وأخر أجلى، وأنعم على به، ولو توفانى لكنت أتمنى أن يرجعني إلى الدنيا حتى أعمل فيه صالحاً، فاحسبي يا نفس أنك قد توفيت ثم رددت، فإياك أن تضيعي هذا اليوم، وأعلمي أن اليوم والليلة أربع وعشرون ساعة
Pada hari yang baru ini Allah masih memberiku peluang dan menunda ajalku serta memberikanku anugerah. Andaikan Allah mematikanku tentu aku berharap agar Dia mengembalikan aku ke dunia, hingga aku dapat berbuat amal sholeh. Maka buatlah perhitungan wahai jiwa, bahwa seakan-akan engkau telah dimatikan lalu dikembalikan lagi. Maka janganlah engkau sia-siakan hari ini dan ketahuilah bahwa dalam sehari dan semalam ada 24 jam.

ثم يستأنف وصيتها في وظائف العبادات التي تتكرر في اليوم والليلة، في النوافل التي يقدر عليها، وعلى الاستكثار منها، وهذه شروط يفتقر إليها كل يوم إلى أن تتعود النفس ذلك
Kemudian akan menekankan penyampaian nasihat kepada jiwa tentang tugas-tugas ibadah yang harus dikerjakan secara kontinu sehari semalam menurut kesanggupannya, inilah syarat-ayarat yang dibutuhkan jiwa setiap harinya agar jiwa menjadi terbiasa.

وعن شداد بن أوس رضى الله عنه قال ‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم ‏"‏الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت، والعاجز من أتبع نفسه هواها، وتمنى على الأماني‏"‏ 
Dari Syaddad bin Aus ra, dia berkata, "Rasulullah saw bersabda, orang-orang perkasa ialah yang menundukkan nafsunya dan berbuat untuk kepentingan sesudah mati. Sedangkan orang-orang lemah ialah yang mengikuti nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah dengan berbagai angan-angan. (hadits ini dhoif)

المقام الثاني‏:‏ المراقبة
Mengawasi jiwa

إذا أوصى الإنسان نفسه، وشرط عليها ما ذكرناه، لم يبق إلا المراقبة لها وملاحظتها، وفى الحديث الصحيح في تفسير الإحسان، لما سئل رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم قال ‏:‏‏"‏أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك‏"‏
Jika manusia mau menasihati jiwanya sendiri dan menetapkan syarat tertantu kepadanya seperti yang telah kami sebutkan, maka tak lain setelah itu adalah mengawasi jiwa. Dalam sebuag hadits shohih disebutkan penafsiran tentang ihsan, yaitu tatkala Rasulullah saw ditanya tentang ihsan. Beliau menjawab "Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.

وينبغى أن يراقب الإنسان نفسه قبل العمل وفى العمل، هل حركه عليه هوى النفس أو المحرك له هو الله تعالى خاصة‏؟‏ فإن كان الله تعالى، أمضاه وإلا تركهز
Manusia harus mengawasi jiwanya sebelum beramal dan ketika sedang beramal, apakah amalnya digerakkan oleh nafsu ataukah yang menggerakkannya adalah Allah? Jika dia merasa yang menggerakkannya adalah Allah, maka dia beramal, dan jika bukan Allah dia tidak jadi beramal.

قال الحسن‏:‏ رحم الله عبداً وقف عند همه، فإن كان لله مضى، وإن كان لغيره تأخر‏.‏
Berkata al Hasan, Allah merahmati seorang hamba yang menghentikan hasratnya, jika Allah lepas darinya. Jika tujuannya selain Allah maka dia menangguhkannya.

فهذه مراقبة العبد في الطاعة وهو أن يكون مخلصاً فيها، ومراقبته في المعصية تكون بالتوبة والندم والإقلاع، ومراقبته في المباح تكون بمراعاة الأدب، والشكر على النعم، فإنه لا يخلو من نعمة لابد له من الشكر عليها، ولا يخلو من بلية لابد من الصبر عليها، وكل ذلك من المراقبة‏.‏
Ini merupakan muroqobah hamba dalam ketaatan, yaitu harus tulus karena Allah. Adapun muraqabahnya dalam kedurhakaan ialah dengan taubat, penyesalan dan  menghentikannya. Muraqabahnya dalam hal yang mubah ialah dengan memperhatikan adab dan mensyukuri nikmat. Setiap kali ada nikmat dia menyukurinya. Selagi ada musibah yang menimpa dia bersabar atasnya, dan semua ini disebut muroqobah.

المقام الثالث‏:‏ المحاسبة بعد العمل
Menghisab diri setelah amal

قال الله تعالى ‏:‏‏{‏يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد‏}‏ ‏[‏الحشر‏:‏ 18‏]‏
Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.

وقال عمر رضى الله عنه ‏:‏ حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وزنوها قبل أن توزنوا، وتهيؤوا للعرض الأكبر ‏{‏يومئذ تعرضون لا تخفى منكم خافية‏}‏ ‏[‏الحاقة‏:‏ 18‏]‏
Umar ibn Khattab ra, berkata, Hisablah dirimu sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang dan bersiap-siaplah untuk pertemuan agung. Pada hari itu kalian dihadapkan kepada rabb kalian tiada sesuatu pun dari keadaan kalian yang tersembunyi (bagi Allah) (al haaqah 18)

وقال الحسن‏:‏ المؤمن قوّام على نفسه، يحاسب نفسه
Al Hasan berkata, seorang mukmin itu menjadi pemimpin bagi dirinya, dia akan menghisab dirinya.
إن المؤمنين قوم أوثقهم القرآن، وحال بينهم وبين هلكتهم، إن المؤمن أسير في الدنيا، يسعى في فكاك رقبته، لا يأمن شيئاً حتى يلقى الله عز وجل، يعلم أنه مأخوذ عليه في سمعه، وفى بصره، وفى لسانه، وفى جوارحه، مأخوذ عليه في ذلك كله‏.‏
Sesungguhnya orang beriman adalah suatu kaum yang dibuat kokoh dengan al Qur-an, dan al qur-an ini menjadi pembatas antara diri mereka dari kehancuran mereka. Orang beriman itu seperti seorang tawanan di dunia. Dia tidak merasa aman hingga bersua Allah. Dia menyadari bahwa sewaktu-waktu dia bisa dijatuhi hukuman, berkenaan dengan pendengaran, penglihatan, lisan dan anggota tubuhnya. Dia bisa dihukum dalam segala hal yang ada pada dirinya.

فهكذا ينبغي للعبد أن يحاسب نفسه على الأنفاس وعلى معصية القلب والجوارح في كل ساعة
Begitulah seoranghamba seharusnya menghisab dirinya sendiri, menghisab setiap hembusan nafasnya, kedurhakaan hati dan anggota tubuhnya setiap saat.

المقام الرابع ‏:‏ معاقبة النفس على تقصيرها 
Menghukum diri sendiri atas kelalaian

اعلم‏:‏ أن المريد إذا حاسب نفسه فرأى منها تقصيراً، أو فعلت شيئاً من المعاصي فلا ينبغي أن يمهلها، فإنه يسهل عليه حينئذ مفارقة الذنوب ويعسر عليه فطامها، بل ينبغي أن يعاقبها عقوبة مباحة كما يعاقب أهله وولده‏.‏
Seorang hamba yang menghisab diri sendiri dan melihat ada kelalaian padanya atau dia telah melakukan suatu kedurhakaan, maka dia tidak boleh meremehkannya. Sebab dalam keadaan seperti itu terlalu mudah baginya untuk berbuat dosa dan sulit baginya untuk memusnahkannya, maka dia harus menghukum diri sendiri dari suatu hukuman yang diperbolehkan, sebagaimana dia menghukum anggota keluarganya dan anaknya

وكما روى عن عمر رضى الله عنه‏:‏ أنه خرج إلى حائط له، ثم رجع وقد صلى الناس العصر، فقال‏:‏ إنما خرجت إلى حائطي، ورجعت وقد صلى الناس العصر، حائطي صدقة على المساكين‏.‏ قال الليث‏:‏ إنما فاتته الجماعة‏.‏
Sebagaimana diriwayatkan dari Umar ibn Khattab ra, bahwa suatu hari dia pergi kesebuah kebun miliknya, lalu dia kembali lagi, sementara orang-orang sudah selesai sholat ashar. Dia berkata, 'Aku tadi pergi kekebunku, dan ketika kembali orang-orang sudah sholat ashar, maka kebunku ini kushodaqohkan untuk orang-orang miskin." Berkata al laits, rupanya Umar tertinggal sholat ashar berjama'ah.

وروينا عنه أنه شغله أمر عن المغرب حتى طلع نجمان، فلما صلاها أعتق رقبتين‏.‏
Dan kami meriwayatkan juga darinya, bahwa suatu hari dia disibukkan dengan suatu urusan hingga tiba waktu sholat maghrib dan di langit terlihat ada dua bintang, maka diapun memerdekakan dua budak wanita.

فأما العقوبات بغير ذلك مما لا يحل، فيحرم عليه فعله، مثال ذلك‏:‏ ما حكى أن رجلاً من بنى إسرائيل، وضع يده على فخذ امرأة، فوضعها في النار حتى شلت،
Adapun hukuman-hukuman yang tidak diperbolehkan juga tidak diperbolehkan untuk dilakukan. Sebagai contoh dikisahkab ada seorang laki-laki dari Bani Israel yang meletakkan tangannya di atas paha seorang wanita, kemudian dia menghukum dirinya dengan meletakkan tangannya di atas api hingga mengelupas. (hal ini tidak diperbolehkan)

المقام الخامس‏:‏ المجاهدة
Mujahadah (memaksa diri dan bersungguh-sungguh)

وهو أنه إذا حاسب نفسه، فينبغي إذا رآها قد قارفت معصية أن يعاقبها كما سبق، فإن رآها تتوانى بحكم الكسل بى شئ من الفضائل، أو ورد من الأوراد، فينبغي أن يؤدبها بتثقيل الأوراد عليها
Jika seseorang sudah menghisab dirinya, kemudian menghukum dirinya jika melakukan suatu kedurhakaan, kemudian dia melihat dirinya bermalas-malasan dalam mengerjakan keutamaan-keutamaan atau wirid, maka dia mendidik dirinya dengan melakukan banyak wirid

وقال ابن المبارك‏:‏ إن الصالحين كانت أنفسهم تواتيهم على الخير عفواً، وإن أنفسنا لا تواتينا إلا كرهاً‏.‏
Berkata Ibnul Mubarak, sesungguhnya orang-orang shalih dapat menghela diri mereka kepada kebaikan secara sukarela, sementara kita tidak bisa menghela diri kita kecuali setelah memaksanya.

ومما يستعان به عليها أن يسمعها أخبار المجتهدين، وما ورد في فضلهم، ويصحب من يقدر عليه منهم، فيقتدي بأفعاله‏.
Untuk mendorong seseorang melakukan mujahadah, maka dia bisa mendengarkan pengabaran tentang orang-orang yang pernah melakukan mujahadah ini dan keutamaan-keutamaan mereka, sehingga kita bisa mengikuti mereka.

وكان داود الطائى يشرب الفتيت مكان الخبز، ويقرأ بينهما خمسين آية
Dawud ath tha-i biasa memakan remah roti yang dicampur kuah, setiap dua suapan dia sela dengan bacaan lima puluh ayat.
 وكان كرز بن وبرة يختم كل يوم ثلاث ختمات
Kurz bin wabarah biasa mengkhatamkan al Qur'an tiga kali setiap hari.

المقام السادس‏:‏ فى معاتبة النفس وتوبيخها
Menghardik dan mencela diri

قال أبو بكر الصديق رضى الله عنه ‏:‏ من مقت نفسه فى ذات الله آمنه الله من مقته‏.‏
Berkata Abu Bakar ash Sidq ra, barangsiapa yang membenci (aib) dirinya karena Allah, maka Allah akan melindungi dirinya dari kebencian-Nya.

واعلم‏:‏ أن أعدى عدوٍ لك نفسك التي بين جنبيك، وقد خلقت أمارة بالسوء،ميالة إلى الشر، وقد أمرت بتقويمها وتزكيتها وفطامها عن مواردها،
Ketahuilah bahwa musuhmu yang paling keras adalah dirimu sendiri, yang diciptakan dengan cirri kecenderungannya kepada keburukan dan kejahatan. Lalu engkau diperintahkan untuk meluruskan, mensucikan dan menyapihnya dari sumber-sunbernya.

وأن تقودها بسلاسل الدهر إلى عبادة ربها، فإن أهملتها جمحت وشردت، ولم تظفر بها بعد ذلك، وإن لزمها بالتوبيخ رجونا أن تصير مطمئنة، فلا تغفلن عن تذكيرها‏.‏
Engkau harus membelenggu dan menuntunnya agar menyembah Allah. Jika engkau mengabaikannya, maka ia akan lepas. Dan setelah itu engkau tidak akan selamat. Jika engkau rajin menghardiknya, maka kami berharap engkau akan mendapatkan ketenangan. Maka janganlah sekali-kali engkau lalai mengingatkan diri sendiri.

أما تعلمين أن كل ما هو آت قريب، وأن الموت يأتى بغتة من غير موعد، ولا يتوقف على سن دون سن،
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa wamtu yang akan datang itu sangat dekat, dan kematian datang secara tiba-tiba tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan tidak bisa dipastikan berapa umur kita.

بل كل نفس من الأنفاس يمكن أن يكون فيه الموت فجأة، وإن لم يكن الموت فجأة كان المرض فجأة، ثم يفضي إلى الموت‏.‏ فمالك لا تستعدين للموت وهو قريب منك‏؟‏‏
Setiap mahluk yang bernyawa bisa mati seketika itu pula secara tiba-tiba, kalaupun bukan kematian yang datang secara tiba-tiba, maka sakit bisa datang juga secara tiba-tiba dan mengakibatkan kematian, mengapa kamu tidak bersiap-siap menghadapi kematian, padahal ia dekat sekali denganmu?

يا نفس، إن كانت جرأتك على معصية الله تعالى لاعتقادك أن الله لا يراك فما أعظم كفرك، وإن كانت مع علمك باطلاعه عليك، فما أشد رقاعتك، وأقل حياءك‏!‏ ألك طاقة على عذابه‏؟
Wahai diri, jika kamu lancang mendurhakai Allah, karena kamu merasa yakin Allah tidak melihatmu, maka alangkah besar pengingkaranmu. Kalau memang kamu tahu bahwa Allah mengetahuimu lalu mengapa engkau tidak merasa malu? Apakah kamu memiliki kekuatan untuk menghadapi siksanya?

‏ألم الصبر عن الشهوات أشد وأطول، أم النار فى الدركات‏؟‏ أشغلك حب الجاه‏؟
Manakah yang lebih keras dan lebih lama? Penderitaan sabar menahan hawa nafsu ataukah penderitaan siksa neraka? Engkau disibukkan kecintaan kepada kedudukan dan tahta.

‏ أما بعد ستين سنه أو نحوها، لا تبقين أنت ولا من كان لك عنده جاه‏.‏ هلا تركت الدنيا لخسة شركائها، وكثرة عنائها وخوفاً من سرعة فنائها‏؟‏
Padahal setelah engkau berumur 60 tahun atau sekitar itu, tidak ada lagi kedudukan  yang ada ditanganmu. Mengapa engkau tidak meninggalkan segela beban keduniaan dan mengapa engkau tidak takut kemusnahan dunia yang begitu cepat?

وقد بقيت من العمر صبابة، ولو استدركت ندمت على ما ضاع، فكيف إذا أضفت الأخير إلى الأول‏؟
Yang tinggal hanyalah sisa umur seujung kuku, andaikan engkau sadar tentu engkau akan menyesali apa yang telah lenyap. Lalu bagaimana jika engkau mengalihkan yang akhir kepada yang awal?

‏تفكري فى هذه الموعظة، فإن عدمت تأثيرها، فابكي على ما أصبت به فمستقى الدمع من بحر الرحمة‏.‏
Fikirkanlah saat-saat ini, meskipun mungkin pengaruhnya tidak seberapa. Menangislah atas apa yang engkau dapatkan, sesungguhnya sumber air mata itu berasal dari lautan rahmat.

Disalin secara bebas dari Mukhtashar Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah al-Maqdisy