Ibadah



Penjelasan tentang hikmah penciptaan jin dan manusia

قال المصنف رحمه الله تعالى  : وقول الله تعالى : ' 51: 56 ' "وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون"
Penulis rahimahullah berkata, Allah ta'ala berfirman : " dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku" (adz dzariyat 56)

قال شيخ الإسلام : العبادة هى طاعة الله بامتثال ما أمر الله به على ألسنة الرسل .
Syaikhul Islam berkata, "Ibadah adalah mentaati Allah dengan melaksanakan segala sesuatu yang Dia perintahkan melalui lisan para Rasul"

وقال أيضاً : العبادة اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والأعمال الظاهرة والباطنة .
Beliau juga berkata, "Ibadah adalah sebuah nama yang mencakup perkataan dan perbuatan lahir dan batin yang dicintai dan diridhoi oleh Allah.

قال ابن القيم : ومدارها على خمس عشرة قاعدة . من كملها كمل مراتب العبودية .
Berkata Ibnul Qayyim, "inti ibadah berkisar pada lima belas kaidah, siapa yang menyempurnakannya, maka dia telah menyempurnakan derajat-derajat (tingkatan-tingkatan) ubudiyah

وبيان ذلك : أن العبادة منقسمة على القلب واللسان والجوارح .
Penjelasannya adalah bahwa  ibadah itu terbagi atas hati, lisan dan anggota badan.

والأحكام التى للعبودية خمسة : واجب ومستحب وحرام ومكروه ومباح . وهن لكل واحد من القلب واللسان والجوارح .
Sedangkan hukum yang berkaitan dengan peribadahan ada lima, wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Hukum yang lima ini untuk hati, lisan dan anggota badan.

وقال القرطبى : أصل العبادة التذلل والخضوع . وسميت وظائف الشرع على المكلفين عبادات . لأنهم يلتزمونها ويفعلونها خاضعين متذللين لله تعالى .
Berkata al Qurthubi, asal ibadah adalah kepasrahan dan ketundukan, beban-beban syari'at atas mukallaf dinamakan ibadah, karena mereka komitmen berpegang kepadanya dan melaksanakannya dengan kepasrahan dan ketundukan kepada Allah ta'ala.

ومعنى الآية : أن الله تعالى أخبر أنه ما خلق الجن والإنس إلا لعبادته . فهذا هو الحكمة في خلقهم .
Makna ayat tersebut adalah, bahwa Allah ta'ala mengabarkan bahwa Dia tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Inilah hikmah diciptakannya manusia

قلت : وهي الحكمة الشرعية الدينية .
Saya berkata, ia adalah hikmah syar'iyyah diniyah

قال العماد ابن كثير : وعبادته هى طاعته بفعل المأمور وترك المحظور . وذلك هو حقيقة دين الاسلام .
Berkata Imaduddin Ibnu Katsir, Ibadah kepada-Nya adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan apa yang diperintahkan  dan meninggalkan apa yang dilarang. Itulah hakikat agama Islam.

لأن معنى الإسلام : الاستسلام لله تعالى ، المتضمن غاية الانقياد والذل والخضوع . انتهى
karena makna "al Islam" adalah "al istislam" menyerahkan diri kepada Allah ta'ala yang mengandung puncak ketundukan, kerendahan diri dan kepasrahan. Demikian.

وقال أيضا فى تفسير هذه الاية : ومعنى الآية أن الله خلق الخلق ليعبدوه وحده لا شريك له. فمن أطاعه جازاه أتم الجزاء. ومن عصاه عذبه أشد العذاب .
Beliau berkata pula dalam tafsirnya mengenai ayat ini, makna ayat ini bahwa Allah menciptakan makhluq agar mereka menyembah-Nya semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, siapa yang mentaati-Nya maka Dia membalasnya dengan balasan yang paling sempurna, dan siapa yang mendurhakai-Nya maka Dia menyiksanya dengan siksa yang paling keras.

وأخبر أنه غير محتاج إليهم . بل هم الفقراء فى جميع أحوالهم وهو خالقهم ورازقهم .
Dia mengabarkan bahwa Dia tidak membutuhkan mereka, justru merekalah yang membutuhkan-Nya dalam segala keadaan mereka, Dia adalah Pencipta dan Pemberi rizqi mereka.

وقال علي بن أبى طالب رضى الله عنه فى الآية إلا لآمرهم أن يعبدونى وأدعوهم إلى عبادتى
Dan berkata Ali bin Abi Tholib tentang makna ayat ini, lecuali agar Aku memerintahkan mereka agar mereka beribada kepada-Ku dan Aku mengajak mereka untuk beribadah kepada-Ku.

وقال مجاهد : إلا لآمرهم وأنهاهم اختاره الزجاج وشيخ الإسلام . قال : ويدل على هذا قوله ' 75 : 36 ' "أيحسب الإنسان أن يترك سدى"
Berkata Mujahid, kecuali untuk Aku perintah dan Aku larang. Inilah yang dipilih oleh az Zajjaj dan Syaikhul Islam. Dia (syaikhul Islam)berkata, hal ini ditunjukkan oleh firman-Nya, "Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)" al qiyamah 36.

قال الشافعى : لا يؤمر ولا ينهى وقال فى القرآن فى غير موضع "اعبدوا ربكم" "اتقوا ربكم"
Berkata asy-Syafi'i, maksudnya tidak diperintah dan tidak dilarang?. Allah telah berfirman tidak hanya pada satu tempat "sembahlah Rabb kalian" (al baqarah 21), "bertaqwalah kepada Rabb kalian" (an Nisa 1)

فقد أمرهم بما خلقوا له . وأرسل الرسل بذلك . وهذا المعنى هو الذى قصد بالآية قطعاً ، وهو الذى يفهمه جماهير المسلمين ويحتجون بالآية عليه .
Dia memerintahkan mereka untuk melakukan sesuatu yang karenanya mereka diciptakan dan untuk itu pula para rasul di utus. Inilah yang difahami oleh jumhur kaum Muslimin dan mereka berhujjah dengan ayat-ayat ini atasnya.

قال وهذه الآية تشبه قوله تعالى : ' 4 : 64 ' "وما أرسلنا من رسول إلا ليطاع بإذن الله"
Beliau berkata, ayat ini serupa dengan firman Allah ta'ala, "Dan kami tidak mengutus seoang rasulpun melainkan untuk di taati dengan seizin Allah" (an Nisa 64)

ثم قد يطاع وقد يعصى . وكذلك ما خلقهم إلا لعبادته . ثم قد يعبدون وقد لا يعبدون .
Selanjutnya Rasul tersebut mungkin di taati dan mungkin didurhakai. Demikian pula, Allah tidak menciptakan mereka kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Kemudian mereka mungkin beribadah kepada-Nya dan mungkin pula tidak beribadah kepada-Nya.

وهو سبحانه لم يقل : إنه فعل الأول . وهو خلقهم ليفعل بهم كلهم . الثانى : وهو عبادته ولكن ذكر أنه فعل الأول ليفعلوا هم الثانى . فيكونوا هم الفاعلين له . فيحصل لهم بفعله سعادتهم ويحصل ما يحبه ويرضاه منه ولهم . انتهى .
Allah ta'ala tidak berkata bahwa Dia melakukan yang pertama yaitu menciptakan mereka untuk membawa mereka semuanya kepada yang kedua, yaitu beribadah kepada-Nya, akan tetapi Dia menyatakan bahwa Dia melakukan yang pertama agar mereka melakukan yang kedua. Jadi merekalah yang melakukannya. Sehingga dengan melakukannya mereka mendapatkan kebahagiaan dan terwujud apa yang dicintai dan diridhoi oleh-Nya. Demikian ibnu katsir

ويشهد لهذا المعنى : ما تواترت به الأحاديث .
Makna ini dikuatkan oleh hadits-hadits yang mencapai derajat mutawatir.

فمنها ما أخرجه مسلم فى صحيحه عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
Diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Anas bin malik ra dari nabi saw beliau bersabda:

"يقول الله تعالى لأهون أهل النار عذاباً : لو كانت لك الدنيا وما فيها ومثلها معها أكنت مفتدياً بها ؟ فيقول : نعم . فيقول : قد أردت منك أهون من هذا وأنت فى صلب آدم . أن لا تشرك - أحسبه قال : ولا أدخلك النار - فأبيت إلا الشرك"
Allah berfirman kepada penduduk neraka yang paling ringat azabnya, seandainya kamu memiliki dunia dengan segala isinya, apakah kamu akan menebus azab ini dengannya? Dia menjawab, "ya". Allah berfirman, "Aku telah menginginkan darimu apa yang lebih ringan daripada ini sejak kamu masih dalam tulang sulbi Adam, hendaknya kamu tidak menyekutukan-Ku – beliau bersabda – Allah berfirman, "Dan Aku tidak memasukkanmu kedalam api neraka-, tetapi kamu menolak selain menyekutukan-Ku." (diriwayatkan juga oleh Ahmad dan al Bukhari)

فهذا المشرك قد خالف ما أراده الله تعالى منه : من توحيده وأن لا يشرك به شيئاً.
Maka orang musyrik ini telah menyelisihi apa yang Allah ta'ala inginkan darinya, yaitu mentauhidkannya dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu.

فخالف ما أراده الله منه فأشرك به غيره . وهذه هى الإرادة الشرعية الدينية كما تقدم .
Maka mereka menyelisihi apa yang Allah inginkan darinya sehingga dia menyekutukan dengan selain-Nya. Inilah yang disebut dengan iradah syar'iyah diniyah sebagaimana yang telah disebutkan.

فبين الإرادة الشرعية الدينية والإرادة الكونية القدرية عموم وخصوص مطلق .
Diantara iradah syar'iyah diniyah dengan iradah kauniyah qadariyah, terdapat sisi keumuman dan kekhususan yang mutlak.

يجتمعان فى حق المخلص المطيع . وتنفرد الإرادة الكونية القدرية فى حق العاصى . فافهم ذلك تنج من جهالات أرباب الكلام وتابعيهم .
Keduanya terkumpul pada orang yang taat dan ikhlas, sementara iradah kauniyah qadariyah hanya ada secara khusus pada orang yang durhaka. Fahamilah hal ini, niscaya anda selamat dari kejahilan ahli kalam dan para pengikut mereka.

Disarikan secara bebas dari Kitab Fathul Majid

Masuknya Iblis Ke Hati Manusia



Pembahasan Tentang Masuknya Iblis ke Hati Manusia

اعلم‏:‏ أن القلب بأصل فطرته قابل للهدى، وبما وضع فيه من الشهوة والهوى، مائل عن ذلك،
Ketahuilah hati sesuai dengan fitrahnya siap menerima hidayah dan apapun yang dihadapkan kepadanya, berupa nafsu dan syahwat, atau cenderung kepadanya.

والتطارد فيه بين جندي الملائكة والشياطين دائم، إلى أن ينفتح القلب لأحدهما، فيتمكن، ويستوطن، ويكون اجتياز الثانى اختلاساً
Pertentangan di dalam hati antara prajurit malaikat dan prajurit syetan berkesinambungan, hingga akhirnya hati membuka diri untuk salah satu dari keduanya, lalu iapun bersemayam di dalamnya, sedangkan satunya lagi harus menyingkir karena kalah.

كما قال تعالى ‏{‏من شر الوسواس الخناس‏}‏ ‏[‏الناس‏:‏4‏]
Sebagaimana Firman Allah yang Maha Tinggi, "Dari kejahatan bisikan syetan yang biasa bersembunyi".

‏ وهو الذي إذا ذكر الله خنس، وإذا وقعت الغفلة انبسط، ولا يطرد جند الشياطين من القلب إلا ذكر الله تعالى، فإنه لا قرار له مع الذكر‏.
Orang semacam inilah jika diingatkan nama Allah, maka dia bersembunyi, jika terjadi kelalaian dia justru merasa senang. Pasukan syetan tidak mengusir dari hati melainkan ingatan kepada Allah. Syetan tidak akan bersemayam di dalam hati jika hati itu mengingat Allah.

واعلم‏:‏ أن مثل القلب كمثل حصن، والشيطان عدو يريد أن يدخل الحصن، ويملكه ويستولى عليه،
Ketahuilah, hati itu seperti sebuah benteng. Sedangkan syetan adalah musuh yang hendak masuk kedalam benteng itu, hendak mengiasai dan merebutnya.

 ولا يمكن حفظ الحصن إلا بحراسة أبوابه، ولا يقدر على حراسة أبوابه من لا يعرفها، ولا يتوصل إلى دفع الشيطان إلا بمعرفة مداخله،
Benteng tidak akan terlindungi kecuali dengan menjaga pintu-pintunya. Mereka yang tidak mengetahui pintu-pintu itu tidak akan bisa menjaganya. Jadi seseorang tidak akan bisa mengusir syetan kecuali dengan mengetahui pintu-pintu masuk yang dilewati syetan.

 ومداخل الشيطان وأبوابه صفات العبد، وهى كثيرة، إلا أنا نشير إلى الأبواب العظيمة الجارية مجرى الدروب التي لا تضيق عن كثرة جنود الشيطان‏.‏ فمن أبوابه العظيمة‏:‏
Pintu-pintu masuk ini adalah sifat-sifat manusia, dan banyak sekali. Kami akan mengisyaratkan beberapa pintu utama yang tidak sulit untuk dilalui pasukan syetan. Diantaranya pintu-pintu utama adalah :

الحسد، والحرص، فمتى كان العبد حريصاً على شئ، أعماه حرصه وأصمه، وغطى نور بصيرته التي يعرف بها مداخل الشيطان‏.‏
Iri dengki dan Ambisi, selagi seseorang berambisi terhadap sesuatu, maka ambisi itu mambuatnya menjadi buta dan tuli, menutupi cahaya penglihatannya, yang sebenarnya jika dia mengetahui pintu masuk yang dilalui syetan.

 وكذلك إذا كان حسوداً فيجد الشيطان حينئذ الفرصة، فيحسن عند الحريص كل ما يوصله إلى شهوته، وإن كان منكراً أو فاحشاً‏.
Begitupula jika dia dengki, maka syetan mendapatkan peluang yang besar. Apapun yang hendak dicapai orang yang ambisius, tentu akan dilakukannya sekalipun itu merupakan kemungkaran dan kekejian.

الغضب، والشهوة، والحدة، فإن الغضب غول العقل، وإذا ضعف جند العقل هجم حينئذ الشيطان فلعب بالإنسان‏.‏ وقد روى أن إبليس يقول‏:‏ إذا كان العبد حديداً، قلبنّاه كما يقلب الصبيان الكرة‏.‏
Amarah, Syahwat dan Keras Hati, amarah merupakan bencana bagi akal. Jika pasikan akal sudah melemah, maka saat itu syetan bisa leluasa melancarkan serangan, lalu mempermainkan diri manusia. Diriwayatkan bahwa iblis pernah berkata, "Jika manusia keras hati, maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola."

‏ حب التزيين في المنزل والثياب والأثاث، فلا يزال يدعو إلى عمارة الدار وتزيين سقوفها وحيطانها، والتزين بالثياب، والأثاث، فيخسر الإنسان طول عمره في ذلك‏.‏
Senang berlebihan dalam mempercantik rumah, pakaian dan furniturnya, Dia selalu merasa tergelitik mempercantik rumahnya, merubah atapnya, temboknya, membaguskan pakaian dan alat-alat furniturnya. Maka merugilah manusia yang sepanjang usianya habis untuk hal yang demikian

‏ الشبع، فإنه يقوى الشهوة، ويشغل الطاعة‏.‏
Kenyang, karena perut kenyang bisa menguatkan syahwat dan mengabaikan ketaatan.

الطمع في الناس، فإن من طمع في شخص، بالغ بالثناء عليه بما ليس فيه، وداهنه، ولم يأمره بالمعروف، ولم ينهه عن المنكر‏.‏
Tamak terhadap manusia, jika seorang tamak terhadap orang lain maka dia akan memuji secara tidak semestinya, mencari muka di hadapannya, tidak menyuruhnya kepada yang ma'ruf dan tidak mencegahnya dari yang mungkar.

العجلة، وترك التثبت، وقد قال النبى صلى الله عليه وآله وسلم‏:‏ ‏"‏العجلة من الشيطان، والتأني من الله تعالى‏"‏ ‏
Terburu-buru, tidak berhati-hati dan tidak memiliki keteguhan hati. Rasulullah saw bersabda, "Terburu-buru itu dari syetan dan berhati-hati itu dari Allah… diriwayatkan oleh Tirmidzy, fil birri wa ash shilah, bab ma ja a fi ta ani wal ajilah, dari hadits sahl ibn sa'id as sa'idy. Isnadnya dhaif karena ada Abdul Muhaimin bin Abbas.

حب المال، ومتى تمكن من القلب أفسده، وحمله على طلب المال من غير وجهه، وأخرجه إلى البخل، وخوفه الفقر، فمنع الحقوق اللازمة‏.‏
Cinta Harta, selagi cinta kepada harta ini sudah bersemayam di dalam hati, tentu ia akan merusaknya, lalu mendorongnya untuk mencari harta dengan cara yang tidak layak, membawanya pada sifat kikir, takut miskin dan mencegahnya mengeluarkan hak yang diwajibkan.

حمل العوام على التعصب في المذاهب، دون العمل بمقتضاها‏.‏
Membawa orang-orang awam kepada fanatisme mazhab, tanpa melaksanakan amalan yang semestinya.

 حمل العوام على التفكير في ذات الله تعالى، وصفاته، وفى أمور لا تبلغها عقولهم حتى يشككهم في أصل الدين‏.‏
Membawa orang-orang kepada pemikiran tentang dzat Allah, sifat-sifat-Nya, dan dalam masalah-masalah yang sebenarnya diluar jangkauan akal manusia, sehingga membuat mereka ragu terhadap dasar agama.

سوء الظن بالمسلمين، فإن من حكم على مسلم بسوء ظنه، احتقره وأطلق فيه لسانه، ورأى نفسه خيراً منه،
Berburuk sangka terhadap sesama Muslim, siapa yang membuat keputusan tentang diri seorang Muslim berdasarkan buruk sangkanya, tentu dia akan melecehkan orang Muslim itu dan mengatakan yang macam-macam tentang dirinya, lalu melihat dirinyalah yang lebih baik.

 وإنما يترشح سوء الظن بخبث الظان، لأن المؤمن يطلب المعاذير للمؤمن، والمنافق يبحث عن عيوبه‏.‏ وينبغى للإنسان أن يحترز عن مواقف التهم، لئلا يساء به الظن،
Dan sesungguhnya buruk sangka bisa dibuat sedemikian rupa menurut selera orang yang berburuk sangka. Seharusnya yang disebut mukmin itu ialah yang memaafkan mukmin lainnya, dan munafik itu ialah yang mencari-cari keburukannya. Maka dari itu setiap orang harus mawas diri terhadap titik-titik rawan yang sering memancing tuduhan, agar orang lain tidak berburuk sangka padanya.

 فهذا طرف من ذكر مداخل الشيطان، وعلاج هذه الآفات سد مداخل بتطهير القلب من الصفات المذمومة، بقى للشيطان بالقلب خطرات واجتيازات من غير استقرار، فيمنعه من ذلك ذكر الله تعالى، وعمارة القلب بالتقوى‏.
Inilah sejumlah jalan masuk bagi syetan ke dalam hati manusia. Solusinya ialah dengan menutup pintu-pintu tersebut, dengan cara membersihkan hati dari sifat-sifat tercela. Jika masih bersemayam benih-benih sifat ini di dalam hati, syetan pun masih leluasa memasukkan bisikan dan berlalu-lalang, sehingga mencegahnya untuk mengingat Allah dan mengisi hati dengan taqwa.

‏ ومثل الشيطان كمثل كلب جائع يقرب منك، فإن لم يكن بين يديك لحم وخبزه، فإنه ينزجر بأن تقول له‏:‏ اخسأ، وإن كان بين يديك شئ من ذلك وهو جائع، لم يندفع عنك بمجرد الكلام،
Perumpamaan syetan adalah seperti anjing kelaparan yang didekati, jika di tanganmu tidak ada daging dan roti, maka diapun menyingkir jika engkau mengusirnya. Tapi jika ditanganmu ada daging atau roti, padahal ia sedang kelaparan, maka dia tidak akan mengingkir jika engkau mengusirnya hanya dengan kata-kata.

 فكذلك القلب الخالي عن قوت الشيطان ينزجر عنه بمجرد الذكر‏.‏ فأما القلب الذي غلب عليه الهوى، فإنه يرفع الذكر إلى حواشيه، فلا يتمكن الذكر من سويدائه، فيستقر الشيطان في السويداء‏.
Begitupula dengan hati yang bersih dari santapan syetan. Dia akan menyinhkir hanya dengan dzikir saja. Sedangkan hati yang dikuasai oleh hawa nafsu, maka dzikir menyingkir hanya di pinggirannya saja & tidak menetap direlungnya, karena relungnya sudah dikuasai syetan

‏ وإذا أردت مصداق ذلك، فتأمل هذا في صلاتك، وانظر إلى الشيطان كيف يحدث قلبك في مثل هذا الموطن، بذكر السوق، وحساب المعاملين، وتدبير أمر الدنيا‏.‏
Jika engkau ingin bukti kebenarannya, perhatikanlah tatkala engkau sholat. Lalu bagaimana syetan mengusik hatimu saat itu dengan meng-ingatkanmu tentang pasar, upah buruh dan berbagai urusan dunia.

واعلم‏:‏ أنه قد عفي عن حديث النفس، ويدخل في ذلك ما هممت به، ومن ترك ذلك خوفاً من الله تعالى كتبت له حسنة وإن تركه لعائق، رجونا له المسامحة، إلا أن يكون عزماً، فإن العزم على الخطيئة خطيئة،
Ketahuilah, memang ada tenggang rasa terhadap apa yang melintas di dalam jiwa, itu semua tergantung kepada hasratmu. Siapa yang meninggalkan lintasan fikiran karena takut kepada Allah, maka dia mendapatkan satu kebaikan. Namun jika dia meninggalkannya karena sesuatu yang merintangi, maka kami berharap dia mendapat ampunan. Semua tergantung kepada hasrat. Hasrat melakukan kesalahan adalah kesalahan.

بدليل قول رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم‏:‏ ‏"‏إذا التقى المسلمان بسيفهما فالقاتل والمقتول في النار، قيل‏:‏ ما بال المقتول‏؟‏ قال‏:‏ إنه كان حريصاً على قتل صاحبه”‏.‏
Dengan dalil dari sabda Rasulullah saw, "Jika dua orang Muslim saling berhadapan dengan pedang masing-masing, maka yang membunuh dan di bunuh berada di dalam neraka." ada yang bertanya, "Lalu bagaimana dengan orang yang dibunuh?”. Beliau menjawab, "Karena dia juga berhasrat untuk membunuh rekannya." (HR Bukhari Muslim)

Disarikan secara bebas dari Mukhtashar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah al-Maqdisy

Berita gembira bagi orang-orang beriman & beramal sholeh



Tadabbur surat al Baqarah 25

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal sholeh, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu mereka mengatakan, "inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu," mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.

Pemahaman Ayat

a. Surga adalah berita gembira bagi orang-orang beriman dan beramal sholeh.
Dalam ayat ini Allah menyebutkan balasan bagi orang-orang beriman dan beramal sholeh, setelah pada ayat sebelumnya Allah menyebutkan balasan bagi orang-orang kafir. Berdasarkan sistematika ini Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsirnya alQur-an dinamakan matsani, penyebutan hal-hal tentang keimanan kemudian diikuti dengan penyebutan hal-hal tentang kekufuran atau sebaliknya. Dan penyebutan keadaan orang-orang yang berbahagia kemudian diikuti penyebutan keadaan orang-orang yang celaka atau sebaliknya. Kesimpulannya adalah penyebutan sesuatu hal kemudian sebaliknya.

Perintah untuk menyampaikan berita gembira ini ditujukan kepada Rasulullah saw kemudian kepada seluruh ummat Islam. Berita gembira adalah berita menyenangkan. Al Qurthubi berkata tentang pengertian at tabsyir (berita gembira) sebagai berikut:
والتبشير الإخبار بما يظهر أثره على البشرة ـ وهي ظاهر الجلد ـ لتغيرها بأول خبر يرد عليك ثم الغالب أن يستعمل في السرور مقيدا بالخير المبشر به وغير مقيد أيضا ولا يستعمل في الغم والشر إلا مقيدا منصوصا على الشر المبشر به قال الله تعالى : { فبشرهم بعذاب أليم }
At tabsyir adalah pemberitahuan tentang suatu berita yang kesannya terlihat dengan jelas pada kulit manusia. Kemudian lafaz ini lebih banyak digunakan untuk berita gembira, baik berita gembira itu disebutkan ataupun tidak. Lafaz ini tidak digunakan untuk berita buruk kecuali bersamaan dengan disebutkannya berita buruk tersebut. sebagaimana dalam firman Allah (maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih, 3:21)

Ayat ini juga menjadi dalil bahwa tidaklah cukup hanya keimanan semata melainkan harus diiringi dengan amal sholeh. Sebab surga diperuntukkan bagi mereka yang beriman dan beramal soleh. Sa'id Hawwa menjelaskan dalam tafsirnya tentang orang-orang yang dimaksud sebagai berikut:
الّذينَ آمنُوا بالْغَيْبِ، وَ آمَنُوا بِمَا أَنْزَلَ علىَ محَمّدٌ صلى الله وسلّم، وَ مَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِ، وً آمًنُوا بِالْآخِرَةِ وَ عَمِلوُا الصَّالِحَاتِ. و الصَّالِحَاتِ فِي الإِصْطِلاَحِ  الشَرْعِى : كُلُّ ما استقَام مِنْ أَعْمَالِ بِدَلِيلِ الْكِتَابِ و السُنَّةِ.
Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, dan beriman dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad saw dan yang diturunkan sebelumnya, serta beriman kepada hari akhirat dan beramal sholeh. Amal sholeh menurut istilah adalah, semua amal yang dilakukan sesuai dengan petunjuk alQur-an dan sunnah.

Mengenai definisi surga al Qurthubi berpendapat sebagai berikut:
والجنات : البساتين وإنما سميت جنات لأنها تجن من فيها أي تستره بشجرها ومنه
Surga adalah al basaatiin (taman-taman), sesungguhnya sesuatu itu disebut jannah itu karena ia melindungi siapa yang berada di dalamnya dengan pepohonannya.

Dr. Sa'id Hawwa juga berpendapat serupa tentang surga,
البُسْتَانَ  الشَجَرِ المتكثف و سميت دار الثواب جنة لما فيها من الأشْجَار، وَ قَدْ جَمَعَت فِي الآية و نكرت لاشتمالها على جنان كثيىة مرتبن مراتب بحسب أعمل العاملين، لكلّ طبقة منهم جنات من نلك الجنان و دار الثواب مخلوقة من قبل موجودة الآن، رزقنا الله.
Menurut pemahaman harfiah, surga adalah taman yang dipenuhi oleh pohon yang rindang. Dalam ayat ini surga disebutkan dalam bentuk jamak dan tak tentu. Hal itu agar kata tersebut mencakup segala tingkatan surga sesuai tingkatan amal seseorang. Masing-masing orang sholeh akan mendapatkan surga sesuai dengan tingkatan amalnya. Surga itu telah diciptakan dan sekarang sudah ada. Semoga Allah memberikan rezeki kepada kita dengannya.

Ulama ushuluddin berkata,
وَلاَ تَجْعَل لِلْمُؤْمِنِ الْعَاصِي صَحِب الكَبِيْرَة يشارة  مطلقة بل نثبت بشارة مقيدة بمشبئة الله إن شاء غفر له و إن شاء عذبه بقدر ذنوبه يدخله الجنّة
Kami tidak memberikan berita gembira secara mutlak bagi orang beriman yang durhaka dan pendosa besar. Tapi kami berikan kabar gembra kepadanya terkait dengan kehendak Allah. Jika Dia berkehendak Dia akan mengampuninya dan jika tidak, dia akan menghukumnya sesuai dengan dosanya kemudian memasukkannya kedalam surga.

b. Sungai-sungai di surga
Ibnu katsir berpendapat, Surga memiliki sungai-sungai yang mengalir di bawah pepohonan dan bangunan-bangunannya. Ibnu Katsir menuliskan sebuah riwayat dari Abu Hurairah ra yang menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda,
أنهار الجنة تُفَجَّر من تحت تلال  أو من تحت جبال المسك
Sungai-sungai surga mengalir di bagian bawah lereng-lereng atau di bagian bawah bukit-bukit kesturi. Dari Abdullah bin Mas'ud ra pernah mengatakan
أنهار الجنة تفجر من جبل مسك
Sunga-sungai surga itu mengalir dari bukit kesturi.

Sa'id Hawwa menjelaskan bahwa menurut para ulama kondisi sungai di surga itu sebagaimana berikut,
أنهار الجنّة  تجري في غير أخدود من تحت أشجار الجنّة ة أنزله البساين ما كانت أشجارها مظلة  و الأنهار في خلالها مطردة، و الماء الجاري من النعمة العظيمى و اللذة الكبرى و لذا قرن الله تعالى الجنات بذكر الأنهار الجارية و قدمه على سائر نعوتها
Sungai-sungai di surga mengalir di bawah pohon-pohon yang rindang. Taman yang paling menyenangkan adalah taman yang memiliki pohon-pohon yang lebat dan sungai-sungai yang mengalir di bawah-nya. Air yang mengalir merupakan nikmat dan kesenangan yang besar. Karena itulah Allah menghubungkan ungkapan surga dengan menyebutkan sungai yang mengalir.

c. Buah-buahan surga
Allah berfirman bahwa bagi penghuni surga diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu mereka mengatakan, "inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu," mereka diberi buah-buahan yang serupa. Al Qurthubi berpendapat ada dua ta'wil yang berkenaan dengan kalimat "yang pernah diberikan kepada kami dahulu" yaitu,
أحدهما. هذا الذي وعدنا به في الدنيا.  والثاني ـ هذا الذي روقنا في الدنيا
Bisa bermakna hal ini telah dijanjikan kepada kami di dunia. Atau ini telah diberikan kepada kami di dunia.

Ada juga yang mengartikan dahulu dengan pengertian di surga bukan di dunia. Karea mereka terus diberikan makanan dan tidak pernah berhenti, dan ketika mereka memakannya mereka akan senaniasa menemukan rasa yang berbeda dengan rasa sebelumnya. Mengenai buah-buahan yang serupa ada beberapa pengertian. Menurut Ibnu Abbas Mujahid dan Hasan, serupa sebagiannya dalam bentuk namun berbeda dalam rasa. Ikrimah berkata,
يشبه ثمر الدنيا ويباينه في جل الصفات
Serupa dengan buah-buahan dunia namun sebagian besar sifatnya berbeda.

Ibnu Abbas berkata,
هذا على وجه التعجب وليس في الدنيا شيء مما في الجنة سوى الأسماء فكأنهم تعجبوا لما رأوه من حسن الثمرة وعظم خلقها
Ini adalah ungkapan takjub, sebab tidak ada sesuatupun di dalam dunia yang ada di dalam surga kecuali hanya nama, seakan-akan mereka takjub ketika melihat betapa bagus dan besarnya.

Ibnu Katsir menuliskan dari Ibnu Abi Hatim yang meriwayatkan dari Yahya Ibnu Abu Kasir yang pernah mengatakan bahwa rerumputan surga terdiri atas minyak za'faran, sedangkan bukit-bukitnya terdiri atas minyak kesturi. Para ahli surga dikelilingi pelayan-pelayan yang menyuguhkan beraneka buah-buahan, lalu mereka memakannya. Kemudian disuguhkan pula kepada mereka hal yang semisal, maka berkatalah penduduk surga kepada para pelayan, "inilah yang pernah kalian suguhkan kepada kami sebelumnya." Lalu para pelayan menjawabnya, "makanlah, bentuknya memang sama tapi rasanya berbeda."

Sa'id Hawwa berpendapat adanya kesamaan jenis buah-buahan yang ada di dunia mengingat karena manusia lebih senang dan cenderung kepada sesuatu yang sudah dikenalnya. Bila dia melihat adanya keistimewaan yang hebat maka dia akan lebih kagum dan terpesona.

Sayyid Quthb mengulasnya dengan ringkas,
وهي ترسم جواً من الدعابة الحلوة ، والرضى السابغ ، والتفكه الجميل ، بتقديم المفاجأة بعد المفاجأة ، وفي كل مرة ينكشف التشابه الظاهري عن شيء جديد
Hal ini menggambarkan suasana senang dan penuh kegembiraan, kepuasan yang sempurna, dan kesenangan yang luar biasa dengan suguhan kejutan demi kejutan karena di dalam setiap kemiripan bentuk itu terungkap sesuatu yang baru.

d. Bidadari - bidadari surga
Sa'id Hawwa menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan istri-istri yang suci adalah
من مساوىء الأخلاق، و مما يختص بالنساء في الدنيا من حيض و استحاضة، و مما لا يختص بالمرأة من البول و الغائط و سائر الأقذار و الأدناس، و مطهرة أبلغ من طاهرة  لأنّها تكون للتكثير و فيها إشعار بأن مطهراً طهرن وما ذلك  إلاّ الله
Istri-istri yang bersih dari segala kerusakan akhlaq dan terhindar dari hal-hal yang biasa dialami oleh kaum wanita, serta dari segala kotoran dan najis. Kata suci lebih dalam maknanya dari bersih, hal ini adalah penegasan bahwa yang membersihkan istri-istri tersebut adalah Allah hingga menjadi suci.

e. Penghuni surga kekal di dalamnya.
Menurut al Qurthubi makna al khulud dalam ayat adalah keabadian yang hakiki. Ibnu Katsir menambahkan,
هو تمام السعادة، فإنهم مع هذا النعيم في مقام أمين من الموت والانقطاع فلا آخر له ولا انقضاء، بل في نعيم سرمدي أبدي على الدوام
Ini adalah kebahagiaan yang sempurna, karena disamping mereka mendapatkan kenikmatan surga mereka juga terbebas dan aman dari kematian dan terputusnya nikmat. Dengan kata lain nikmat yang mereka peroleh tiada akhir dan tiada habisnya, bahkan mereka berada dalam kenikmatan yang abadi selama-lamanya.

Hanya kepada Allah kita memohon agar dihimpun bersama golongan ahli surga ini, sesungguhnya Allah Maha Baik lagi Maha Penyayang.

Diadaptasi secara bebas dari:
Al Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad. Al Jami' li Ahkamil Qur'an wal Mubayyin lima Tadhamanahu minas Sunnah wa ayil Qur'an. Daarul Hadits, Kairo-Mesir.
Ibnu Katsir, Imaduddin, Tafsir al Qur'anul Adzhim, Maktabah Syamilah.
Hawwa, Sa'id. Al Asas fi Tafsir, Daarus Salam, Yordania, Cet 1. 1985
Quthb, Sayyid, Fii Dzilalil Qur'an, Darus Syuruq, Mesir, Cet 10
Tadabbur Surat Ar Ruum 21

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri. Supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Ar Ruum 21

Pokok-Pokok Pikiran Dalam Ayat

A. Penciptaan istri bagi suami adalah tanda-tanda kekuasaan Allah
Islam adalah agama fitrah, semua hukum Islam dalam segala tingkatannya sesuai bahkan menjamin terselamatkannya fitrah manusia di dunia dan akhirat. Dengan demikian setiap individu dalam masyarakat Islam tidak akan melakukan hal-hal yang diluar kesanggupannya. “(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” surat 30:30.

Syari’at Islam melarang kerahiban yang keliru seperti menahan diri dari menikah dan mengasingkan diri dari lingkungan sosialnya untuk beribadah kepada Allah. Sebab hal ini bertentangan dengan fitrah manusia. Dalam ayat ini Allah bahkan menegaskan bahwa penciptaan istri bagi suami adalah tanda-tanda kekuasaan-Nya atas mahluk. Allah ciptakan dari jenis manusia sendiri bahkan dari tulang rusuk suaminya (Adam as) pada awalnya dan dari nutfah laki-laki (suami).
Sebagaimana pendapat Imam ath Thobari, bahwa dalam ayat tersebut Allah menyebutkan
وَمِنْ حِِجَجِهِ وَأَدِلَّتِهِ عَلَى ذَلِكَ أَيْضًا خَلَقَهُ ِلأَبِيْكُمْ آدَمُ مِنْ نَفْسِهِ زَوْجَةٌ لِيَسْكُنُ إِلَيْهَا
dan diantara hujjah dan dalil (atas Kekuasaan-Nya) adalah Allah telah menciptakan Bapak kamu sekalian Adam dan pasangannya dari dirinya sendiri agar ia merasa tenteram.
Demikian pula pendapat Imam al Baidhowi dalam tafsir ayat ini,
لِأَنَّ حَوَاءَ خَلَقَتْ مِنْ ضِلْعِ آدَمٍ وَسَائِرِ النِّسَاءِ خَلَقْنَ مِنْ نُطْفِ الرِّجَالِ أَوْ لِأَنَّهُنَّ مِنْ جِنْسِهِ لَا مِنْ جِنْسٍ آخَرٍ
Karena sesungguhnya Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam dan perempuan yang lainpun Allah ciptakan dari nutfah laki-laki atau karena sesungguhnya para wanita itu dari jenisnya sendiri dan bukan dari jenis yang lain.
Mengutip pendapat dari Qatadah ra Imam al Qurthubi mengemukakan hal yang sama. Sebuah riwayat dalam tafsir ath Thobari juga mengemukakan bahwa istri-istri seluruh manusia itu diciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam. Sebagaimana telah disampaikan oleh Basyar kepada kami, ia berkata: “telah berkata kepada kami Yazid”, ia berkata: “telah berkata kepada kami Sa’id”, ia berkata dari Qatadah:
( وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا ) خَلَقَهَا لَكُمْ مِنْ ضِلْعٍ مِنْ أَضْلاَعِهِ.
Yang dimaksud ayat (Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri) adalah bahwa Allah telah menciptakan pasangan bagi kamu sekalian dari salah satu tulang rusuknya (Adam).

B. Pernikahan itu menumbuhkan kecenderungan & ketentraman suami kepada istrinya serta sarana Allah melimpahkan kasih-sayang diantara mereka berdua.
Sesungguhnyalah pernikahan itu menumbuhkan kecenderungan dan bersatunya hati suami dan istri, perbedaan yang ada diantara keduanyalah yang menjadi sebab berhimpun dan berkasih sayangnya mereka di jalan Allah. Imam al Baidhowi mengemukakan,
لِتَمِيْلُوا إِلَيْهَا وَتَأَلَفُوا بِهاَ فَإِنَّ الْجِنْسِيَّةَ عِلَّةٌ لِلضَّمِ. بِأَنْ تَعِيشَ اْلإِنْسَانُ مُتَوَقِّفٌ عَلَى التَّعَارُفِ وَالتَّعَاوُنِ الْمُحُوجِ إِلَى التَوَادِّ وَالتَرَاحُمِ
Agar kamu sekalian cenderung kepadanya dan bersatu dengannya, maka sesungguhnya perbedaan-perbedaan itu menjadi sebab untuk berhimpun. Bahwasanya kehidupan manusia itu ditetapkan untuk saling mengenal dan saling tolong menolong yang kesemuanya itu membutuhkan perasaan saling cinta dan saling mengasihi diantara mereka.
Masih dari al Baidhowi mengenai mawaddah wa rahmah adalah kiasan untuk bercampurnya suami dan istri dan anak keturunan mereka. Dalam tafsir al Qurthubi disebutkan dari Ibnu Abbas, Mujahid dan al Hasan:
اَلْمَوَدَّةُ اَلْجِمَاعُ ، وَالرَحْمَةُ اَلْوَلَدُ
Al mawaddah adalah bercampurnya suami istri dan rahmah adalah anak keturunan.
Berkata as Sady bahwa mawaddah wa rahmah adalah mahabbah (cinta) dan syafaqah (kasih sayang). Dan diriwayatkan sebuah pengertian yang sedikit berbeda tentang mawaddah wa rahmah dari Ibnu Abbas ra:
اَلْمَوَدَّةُ حُبُّ الرَجُلُ اِمْرَأَتَهُ ، وَالرَّحْمَةُ رَحْمَتَهُ إِيَاهَا أَنْ يُصِيْبَهَا بِسُوْءٍ.
al mawaddah adalah cinta seorang laki-laki kepada isterinya dan ar rahmah adalah kasih-sayang suami terhadap isterinya apabila terdapat keburukan pada isterinya.
Imam ath Thobari menafsirkan mawaddah dengan pengertian,
جَعَلَ بَيْنَكُمْ بِالْمُصَاهَرَةِ وَالْخُتُونَةِ مَوَدَّةٌ تَتَوَادُّونَ بِهَا ، وَتَتَوَاصَلُونَ مِنْ أَجْلِهَا
Thobari berkata: Allah menjadikan diantara kamu sekalian saling menyatu untuk menjadi keluarga dan isteri yang baik-baik yang kamu sayangi yang dengannua kamu sekalian dapat berkasih-kasihan, dan kamu sekalian saling terhubung karenanya.
Sedangkan ar rahmah adalah
رَحِمَكُمْ بِهَا ، فَعَطَفَ بَعْضُكُمْ بِذَلِكَ عَلَى بَعْضٍ
Allah menyayangi kamu sekalian lewat pasangan yang Allah berikan kepadamu, sehingga sebagian kamu berkasih sayang kepada sebagian yang lain.
Sebagaimana Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam telah didatangi seorang laki-laki yang membawa seorang bayi, kemudian beliau meraih bayi itu ke dalam pelukannya, lalu bersabda:” apakah engkau menyayanginya?” laki-laki itu berkata: Ya, Nabi Bersabda, “sesungguhnya Allah lebih menyayangi kamu daripada kamu menyayangi dia. Dan Allah lebih mengasihi daripada orang yang mengasihi.

C. Pada “kekuasaan Allah” terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berfikir.
Tumbuhnya sakinah, mawaddah dan rahmah dalam keluarga adalah karena karunia dan kuasa Allah ta’ala, maka senantiasalah bertaqarrub kepadanya melalui pernikahan itu sendiri sebagaimana kita bertaqarrub kepada Allah melalui amal-amal soleh yang lain. Ath Thobari mengemukakan dalam ayat tersebut Allah mengingatkan kita agar,
إِنَّ فِي فِعْلِهِ ذَلِكَ لَعِبْرًا وَعَظَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَذَكَّرُونَ فِي حِجَجِ اللهِ وَأَدِلَّتِهِ ، فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ اْلإِلَهُ الَّذِي لاَ يُعْجِزَهُ شَيٌء أَرَادَهُ ، وَلاَ يَتَعَذَّرُ عَلَيْهِ فِعْلُ شَيْءٍ شَاءَهُ
bahwasanya dalan amalan yang demikian itu terdapat ibrah dan nasihat untuk kaum yang senantiasa mengingat terhadap hujjah dan dalil Allah. Maka dengan mengingat semua itu kamu akan mengetahui bahwa Allah adalah Ilah yang tidak ada sesuatupun sanggup melemahkan keinginan-Nya dan jika Allah berkehendak maka tidaklah sulit bagi Allah untuk menjadikannya.
Pelajaran berikutnya adalah Allah mengingatkan bahwa melalui istrilah sakinah, mawaddah dan rahmah akan terwujud dan bukan melalui jalan yang lain yang tidak dibenarkan dan kewajiban istri untuk menuruti perintah suaminya. Al Qurthubi mengemukakan pendapatnya,
فَأَعْلَمَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ الَرِّجَالَ أَنَّ ذَلِكَ الْمَوْضِعَ خَلَقَ مِنْهُنَّ لِلرِجَالِ ، فَعَلَيْهَا بَذْلُهُ فِي كُلِّ وَقْتٍ يَدْعُوهَا الزَوْجُ
Maka Allah Azza wa Jalla lebih tahu terhadap kebutuhan laki-laki karena itulah Allah menciptakan tempat yang seharusnya bagi laki-laki pada isterinya, maka suatu kewajiban bagi seorang isteri untuk memenuhi panggilan suaminya.
Berikutnya adalah dengan menikahlah maka proses melanjutkan keturunan antara manusia dan hewan berbeda. Tidak hanya sekedar melampiaskan syahwat sebagaimana hewan. Manusia yang tidak melalui pernikahan untuk melanjutkan keturunan maka seperti hewanlah ia. Demikian hikmah dan pelajaran dari ayat ini sebagaimana pendapat al Baidhowi.

Kepustakaan
Al Baidhowi, Nashirudin Abi Sa'id, Anwaar at-Tanzil wa Asrar at-Ta'wil, Maktabah Syamilah
Ath-Thobari, Muhammad bin Jarir, Jami' al Bayan fi Tafsir al Ayat al Qur'an, Maktabah Syamilah
Al Qurthubi, Abu Abdullah, al Jami' li Ahkam al Qur'an, Maktabah Syamilah
Ridho, Muhammad Rashid, Tafsir al Qur-an al Hakim ( al Manar), Maktabah Syamilah.

Pernikahan Sakinah



Tadabbur Surat Ar Ruum 21

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri. Supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Ar Ruum 21

Pokok-Pokok Pikiran Dalam Ayat

A. Penciptaan istri bagi suami adalah tanda-tanda kekuasaan Allah
Islam adalah agama fitrah, semua hukum Islam dalam segala tingkatannya sesuai bahkan menjamin terselamatkannya fitrah manusia di dunia dan akhirat. Dengan demikian setiap individu dalam masyarakat Islam tidak akan melakukan hal-hal yang diluar kesanggupannya. “(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” surat 30:30.

Syari’at Islam melarang kerahiban yang keliru seperti menahan diri dari menikah dan mengasingkan diri dari lingkungan sosialnya untuk beribadah kepada Allah. Sebab hal ini bertentangan dengan fitrah manusia. Dalam ayat ini Allah bahkan menegaskan bahwa penciptaan istri bagi suami adalah tanda-tanda kekuasaan-Nya atas mahluk. Allah ciptakan dari jenis manusia sendiri bahkan dari tulang rusuk suaminya (Adam as) pada awalnya dan dari nutfah laki-laki (suami).

Sebagaimana pendapat Imam ath Thobari, bahwa dalam ayat tersebut Allah menyebutkan
وَمِنْ حِِجَجِهِ وَأَدِلَّتِهِ عَلَى ذَلِكَ أَيْضًا خَلَقَهُ ِلأَبِيْكُمْ آدَمُ مِنْ نَفْسِهِ زَوْجَةٌ لِيَسْكُنُ إِلَيْهَا
dan diantara hujjah dan dalil (atas Kekuasaan-Nya) adalah Allah telah menciptakan Bapak kamu sekalian Adam dan pasangannya dari dirinya sendiri agar ia merasa tenteram.

Demikian pula pendapat Imam al Baidhowi dalam tafsir ayat ini,
لِأَنَّ حَوَاءَ خَلَقَتْ مِنْ ضِلْعِ آدَمٍ وَسَائِرِ النِّسَاءِ خَلَقْنَ مِنْ نُطْفِ الرِّجَالِ أَوْ لِأَنَّهُنَّ مِنْ جِنْسِهِ لَا مِنْ جِنْسٍ آخَرٍ
Karena sesungguhnya Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam dan perempuan yang lainpun Allah ciptakan dari nutfah laki-laki atau karena sesungguhnya para wanita itu dari jenisnya sendiri dan bukan dari jenis yang lain.

Mengutip pendapat dari Qatadah ra Imam al Qurthubi mengemukakan hal yang sama. Sebuah riwayat dalam tafsir ath Thobari juga mengemukakan bahwa istri-istri seluruh manusia itu diciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam. Sebagaimana telah disampaikan oleh Basyar kepada kami, ia berkata: “telah berkata kepada kami Yazid”, ia berkata: “telah berkata kepada kami Sa’id”, ia berkata dari Qatadah:

( وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا ) خَلَقَهَا لَكُمْ مِنْ ضِلْعٍ مِنْ أَضْلاَعِهِ.
Yang dimaksud ayat (Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri) adalah bahwa Allah telah menciptakan pasangan bagi kamu sekalian dari salah satu tulang rusuknya (Adam).

B. Pernikahan itu menumbuhkan kecenderungan & ketentraman suami kepada istrinya serta sarana Allah melimpahkan kasih-sayang diantara mereka berdua.

Sesungguhnyalah pernikahan itu menumbuhkan kecenderungan dan bersatunya hati suami dan istri, perbedaan yang ada diantara keduanyalah yang menjadi sebab berhimpun dan berkasih sayangnya mereka di jalan Allah. Imam al Baidhowi mengemukakan,

لِتَمِيْلُوا إِلَيْهَا وَتَأَلَفُوا بِهاَ فَإِنَّ الْجِنْسِيَّةَ عِلَّةٌ لِلضَّمِ. بِأَنْ تَعِيشَ اْلإِنْسَانُ مُتَوَقِّفٌ عَلَى التَّعَارُفِ وَالتَّعَاوُنِ الْمُحُوجِ إِلَى التَوَادِّ وَالتَرَاحُمِ
Agar kamu sekalian cenderung kepadanya dan bersatu dengannya, maka sesungguhnya perbedaan-perbedaan itu menjadi sebab untuk berhimpun. Bahwasanya kehidupan manusia itu ditetapkan untuk saling mengenal dan saling tolong menolong yang kesemuanya itu membutuhkan perasaan saling cinta dan saling mengasihi diantara mereka.

Masih dari al Baidhowi mengenai mawaddah wa rahmah adalah kiasan untuk bercampurnya suami dan istri dan anak keturunan mereka. Dalam tafsir al Qurthubi disebutkan dari Ibnu Abbas, Mujahid dan al Hasan:
اَلْمَوَدَّةُ اَلْجِمَاعُ ، وَالرَحْمَةُ اَلْوَلَدُ
Al mawaddah adalah bercampurnya suami istri dan rahmah adalah anak keturunan.

Berkata as Sady bahwa mawaddah wa rahmah adalah mahabbah (cinta) dan syafaqah (kasih sayang). Dan diriwayatkan sebuah pengertian yang sedikit berbeda tentang mawaddah wa rahmah dari Ibnu Abbas ra:
اَلْمَوَدَّةُ حُبُّ الرَجُلُ اِمْرَأَتَهُ ، وَالرَّحْمَةُ رَحْمَتَهُ إِيَاهَا أَنْ يُصِيْبَهَا بِسُوْءٍ.
al mawaddah adalah cinta seorang laki-laki kepada isterinya dan ar rahmah adalah kasih-sayang suami terhadap isterinya apabila terdapat keburukan pada isterinya.

Imam ath Thobari menafsirkan mawaddah dengan pengertian,
جَعَلَ بَيْنَكُمْ بِالْمُصَاهَرَةِ وَالْخُتُونَةِ مَوَدَّةٌ تَتَوَادُّونَ بِهَا ، وَتَتَوَاصَلُونَ مِنْ أَجْلِهَا
Thobari berkata: Allah menjadikan diantara kamu sekalian saling menyatu untuk menjadi keluarga dan isteri yang baik-baik yang kamu sayangi yang dengannua kamu sekalian dapat berkasih-kasihan, dan kamu sekalian saling terhubung karenanya.

Sedangkan ar rahmah adalah
رَحِمَكُمْ بِهَا ، فَعَطَفَ بَعْضُكُمْ بِذَلِكَ عَلَى بَعْضٍ
Allah menyayangi kamu sekalian lewat pasangan yang Allah berikan kepadamu, sehingga sebagian kamu berkasih sayang kepada sebagian yang lain.

Sebagaimana Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam telah didatangi seorang laki-laki yang membawa seorang bayi, kemudian beliau meraih bayi itu ke dalam pelukannya, lalu bersabda:” apakah engkau menyayanginya?” laki-laki itu berkata: Ya, Nabi Bersabda, “sesungguhnya Allah lebih menyayangi kamu daripada kamu menyayangi dia. Dan Allah lebih mengasihi daripada orang yang mengasihi.

C. Pada “kekuasaan Allah” terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berfikir.

Tumbuhnya sakinah, mawaddah dan rahmah dalam keluarga adalah karena karunia dan kuasa Allah ta’ala, maka senantiasalah bertaqarrub kepadanya melalui pernikahan itu sendiri sebagaimana kita bertaqarrub kepada Allah melalui amal-amal soleh yang lain. Ath Thobari mengemukakan dalam ayat tersebut Allah mengingatkan kita agar,

إِنَّ فِي فِعْلِهِ ذَلِكَ لَعِبْرًا وَعَظَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَذَكَّرُونَ فِي حِجَجِ اللهِ وَأَدِلَّتِهِ ، فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ اْلإِلَهُ الَّذِي لاَ يُعْجِزَهُ شَيٌء أَرَادَهُ ، وَلاَ يَتَعَذَّرُ عَلَيْهِ فِعْلُ شَيْءٍ شَاءَهُ
bahwasanya dalan amalan yang demikian itu terdapat ibrah dan nasihat untuk kaum yang senantiasa mengingat terhadap hujjah dan dalil Allah. Maka dengan mengingat semua itu kamu akan mengetahui bahwa Allah adalah Ilah yang tidak ada sesuatupun sanggup melemahkan keinginan-Nya dan jika Allah berkehendak maka tidaklah sulit bagi Allah untuk menjadikannya.

Pelajaran berikutnya adalah Allah mengingatkan bahwa melalui istrilah sakinah, mawaddah dan rahmah akan terwujud dan bukan melalui jalan yang lain yang tidak dibenarkan dan kewajiban istri untuk menuruti perintah suaminya. Al Qurthubi mengemukakan pendapatnya,
فَأَعْلَمَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ الَرِّجَالَ أَنَّ ذَلِكَ الْمَوْضِعَ خَلَقَ مِنْهُنَّ لِلرِجَالِ ، فَعَلَيْهَا بَذْلُهُ فِي كُلِّ وَقْتٍ يَدْعُوهَا الزَوْجُ
Maka Allah Azza wa Jalla lebih tahu terhadap kebutuhan laki-laki karena itulah Allah menciptakan tempat yang seharusnya bagi laki-laki pada isterinya, maka suatu kewajiban bagi seorang isteri untuk memenuhi panggilan suaminya.

Berikutnya adalah dengan menikahlah maka proses melanjutkan keturunan antara manusia dan hewan berbeda. Tidak hanya sekedar melampiaskan syahwat sebagaimana hewan. Manusia yang tidak melalui pernikahan untuk melanjutkan keturunan maka seperti hewanlah ia. Demikian hikmah dan pelajaran dari ayat ini sebagaimana pendapat al Baidhowi.

Kepustakaan
Al Baidhowi, Nashirudin Abi Sa'id, Anwaar at-Tanzil wa Asrar at-Ta'wil, Maktabah Syamilah
Ath-Thobari, Muhammad bin Jarir, Jami' al Bayan fi Tafsir al Ayat al Qur'an, Maktabah Syamilah
Al Qurthubi, Abu Abdullah, al Jami' li Ahkam al Qur'an, Maktabah Syamilah
Ridho, Muhammad Rashid, Tafsir al Qur-an al Hakim ( al Manar), Maktabah Syamilah.