Memohon Pertolongan dengan Sabar & Sholat



وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45) الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُوا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (46)
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.
Yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhan mereka dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

Pemahaman Kalimat

Meminta pertolongan kepadanya اسْتَعِينُوا : يَطْلُبُ مِنْهُ العَونَ
Terus bersabar dan tidak mengeluh صَّبْر : تَجَلَّدَ وَ لَم يَجْزَعْ
Permohonan dan kasih sayang الصَّلاة : الدُعاءُ، الرَحمَةُ
Tunduk, patuh dan takut الْخَاشِعِينَ : خَضَعَ وَ ذَلَّ و خاَفَ
Mengetahuinya tanpa keyakinan يَظُنُّونَ : عَلِمَهُ بِغَيْر يَقِينٌ
Menerimanya dan menemuinya مُلَاقُوا : قَابَلَهُ و صَدَفهُ
Kembalinya pandangan kepadanya رَاجِعُونَ : أَعَادَ النَظَرَ فِيهِ


Pemahaman Ayat

a. Perintah Untuk Memohon Pertolongan Kepada Allah.
Al Imam Imaduddin Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini adalah perintah bagi manusia agar mereka menjadikan sabar dan sholat sebagai sarana mereka memohon pertolongan kepada Allah,
يقول تعالى آمرًا عبيده، فيما يؤمّلون من خير الدنيا والآخرة، بالاستعانة بالصبر والصلاة
Allah ta'ala berfirman seraya memerintahkan hamba-hamba-Nya agar mereka dapat meraih kebaikan dunia dan akhirat yang mereka dambakan dengan menjadikan sabar dan sholat sebagai sarana permohonan.
Demikian pula yang dikatakan Muqatil Ibnu Hayyan dalam tafsir ayat ini,
استعينوا على طلب الآخرة بالصبر على الفرائض، والصلاة
Minta tolonglah kalian untuk memperoleh kebaikan akhirat dengan cara menjadikan sabar dalam mengerjakan amal-amal fardhu dan sholat sebagai sarananya.
Perintah memohon pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat terulang pada surat al baqarah 153. Juga perintah bersabar setelah memohon pertolongan kepada Allah pada surat al A'raf 128. Sedangkan dalam surat yusuf 18 nabi Ya'qub mengaitkan kesabarannya dengan Allah sebagai sebaik-baik tempat memohon pertolongan. Lihat al mu'jamul mufahras li alfadzil quranil karim
Dr. Sa'id Hawwa berpendapat mengenai ayat ini,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاةِ على حوائجكم إلى الله، و على البلايا و النوائب، و على القيام بأمره كله، و على يترئب من القيام بالأوامر السابقة من وفاء بالعهود و الجهر بالحق و الأمر بالبر و الالتزام به.
Mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat untuk berbagai kebutuhan kepada Allah, untuk menghadapi berbagai cobaan, untuk melakukan semua perintah Allah, menghadapi berbagai dampak yang timbul akibat melaksanakan perintah-perintah, seperti memenuhi janji, mengungkap kebenaran, menyuruh berbuat kebaikan dan komitmen dengannya.

b. Sabar Dalam Perspektif Ayat
Sabar secara bahasa adalah al habsu (menahan). Contohnya; (وقتل فلان صبرا أي امسك وحبس حتى أتلف) berarti sifulan dibunuh dengan cara dikurung, yakni dikurung dan ditahan hingga meninggal. Al Qurthubi Maka yang dimaksud sabar dalam ayat ini adalah, الكف عن المعاصي menahan diri terhadap perbuatan-perbuatan maksiat. Ibnu katsir
Menurut Mujahid, sabar yang dimaksud dalam ayat ini adalah puasa. Oleh karena itulah Ramadhan disebut dengan bulan kesabaran. Dengan demikian puasa dan sholat - menurut pendapat ini – yang terdapat pada ayat ini sesuai. Puasa mengendalikan syahwat dan mengarahkan manusia zuhud dari dunia, sedangkan sholat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Al Qurthubi
Sufyan as Sauri meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Jaryu ibnu Kulaib dari seorang lelaki bani tamim, dari nabi saw, bahwa nabi saw pernah bersabda: الصوم نصف الصبر Puasa itu setengah kesabaran.
Al Faruq ra, pernah mengatakan bahwa sabar itu ada dua macam, yaitu;
صبر عند المصيبة حسن، وأحسن منه الصبر عن محارم الله
Sabar di saat musibah, hal ini baik. Dan yang lebih baik adalah sabar terhadap hal-hal yang diharamkan Allah.
Sa'id bin Jubair ra mengatakan,
الصبر اعتراف العبد لله بما أصاب فيه، واحتسابه عند الله ورجاء ثوابه
Sabar itu merupakan pengakuan seorang hamba kepada Allah bahwa musibah yang menimpanya itu dari sisi Allah dengan mengharapkan ridha Allah dan pahala yang ada di sisi-Nya.
Abul Aliyah mengatakan sehubungan denggan ayat ini,
الصَّبْر على مرضاة الله، واعلموا أنها من طاعة الله
Sabar dalam melakukan hal-hal yang diridhoi oleh Allah dan ketahuilah bahwa sholat itu merupakan amal taat kepada Allah.
Yahya bin al Yaman berkata,
الصبر ألا تتمنى حالة سوى ما رزقك الله والرضا بما قضى الله من أمر دنياك وآخرتك
Sabar adalah tidak mengandai-andai situasi, selain apa yang Allah karuniakan kepadamu, serta ridha terhadap yang Allah putuskan untukmu terkait dengan urusan dunia dan akhiratmu.
Asy Sya'bi berkata Ali ra berkata,
الصبر من الإيمان بمنزلة الرأس من الجسد
Sabar itu sebagian dari keimanan, seperti kepala yang merupakan bagian dari tubuh.
Ath Thobari berkata,
وصدق علي رضي الله عنه وذلك أن الإيمان معرفة بالقلب وإقرار باللسان وعمل بالجوارح فمن لم يصبر على العمل بجوارحه لم يستحق الإيمان بالإطلاق
Alangkah benar Ali, sebab iman adalah mengenal Allah dengan hati, menetapkannya dengan lidah dan mengerjakan dengan anggota tubuh. Maka barangsiapa yang tidak bersabar dalam melakukan perbuatan dengan anggota tubuhnya, sesungguhnya dia tidak berhak atas keimanan secara absolut. Al Qurthubi
Ada juga yang menafsirkan sabar dengan memulangkan segala persoalan kepada Allah, berdasarkan firman Allah, "dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
Dengan demikian sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah maupun sabar dalam meninggalkan yang dilarang Allah serta kesabaran dalam menempuh ujian, penderitaan maupun musibah yang Allah berikan adalah tarbiyyah dari Allah. Ia merupakan akhlak utama para nabi dan orang-orang shalih. Sabar juga merupakan akhlak utama yang diperlukan seorang pemimpin.
Demikian agungnya amalan sabar ini, sehingga Allah menjelaskan bahwa pahala orang-orang yang sabar adalah tidak terbatas.
إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Az zumar 10

c. Sholat Dalam Perspektif Ayat
al Imam Imaduddin bin Katsir mengatakan sesungguhnya sholat merupakan penolong yang paling besar untuk memperteguh diri dalam melakukan suatu perkara, seperti yang dalam firman Allah pada surat al ankabut ayat 45
{ اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al kitab (al Qur'an), dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain).
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman ra, pernah mengatakan:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى
Rasulullah saw bila mengalami suatu perkara maka beliau selalu sholat.
Demikian pula Sayyid Quthub menegaskan urgensi sholat dalam tafsirnya,
ولقد كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إذا حزبه أمر فزع إلى الصلاة ، وهو الوثيق الصلة بربه الموصول الروح بالوحي والإلهام . .
Demikianlah Rasulullah saw bila menghadapi persoalan beliau segera sholat, padahal beliau adalah orang yang sangat erat hubungannya dengan Rabb nya dan sangat akrab dengan wahyu dan ilham..
إن الصلاة صلة ولقاء بين العبد والرب . صلة يستمد منها القلب قوة ، وتحس فيها الروح صلة؛ وتجد فيها النفس زاداً أنفس من أعراض الحياة الدنيا . .
Sesungguhnya sholat adalah hubungan dan pertemuan antara hamba dan Tuhan. Hubungan yang memberikan kekuatan kepada hati dan menumbuhkan rasa dekat pada ruh, dan memasok jiwa dengan bekal yang lebih berharga dari segala perhiasan kehidupan dunia.
وما يزال هذا الينبوع الدافق في متناول كل مؤمن يريد زاداً للطريق ، وريّاً في الهجير ، ومدداً حين ينقطع المدد ، ورصيداً حين ينفد الرصيد .
Sumber yang tak pernah kering ini senantiasa dengan mudah bisa didapatkan setiap mukmin yang menginginkan bekal perjalanan, mata air ditengah terik panas, pasokan ketika tidak ada lagi pasokan dan perbekalan ketika tak ada lagi perbekalan…
Sholat yang sempurna adalah,
هي التى يراعى العبد فيها ما يجب فيها من إخلاص القلب و دفع الوساوس الشيطانية و الهواجس النفسانية، و مراعة الآداب و الخشوع و استحضار العلم بأنه انتصب بين يدي جبار السموات و الأبض.
sholat dimana seorang hamba melengkapi semua persyaratannya, mulai dari ketulusan hati, menjauhkan was-was setan, menghindari godaan jiwa, memperhatikan aturan khusyu' dan menyadari sepenuhnya bahwa yang bersangkutan sedang berada di hadapan Penguasa langit dan bumi.
Dr. Sa'id Hawwa mengatakan pengertian sholat dalam ayat ini selain sebagaimana sholat yang kita fahami juga bisa diartikan dengan do'a yang merupakan pengartian secara bahasa.

d. Perkara Yang Berat.
Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat tentang maksud dhamir (kata ganti) ha pada kata innaha (sesungguhnya yang demikian itu). Imam al Qurthubi menjelaskan,
Pertama, dhamir tersebut kembali kepada sholat secara khusus. Sebab sholat itu sangat berat bagi jiwa manusia tidak sebagaimana puasa -- bagi yang mendefinisikan sabar itu puasa--, sebab sholat adalah pemenjaraan diri dari semua hawa nafsu sedangkan dalam puasa hanya melarang sebagian dari hawa nafsu manusia. Al Qurthubi
Pendapat ini adalah yang di kemukakan pula oleh Mujahid dan dipilih oleh Ibnu Jarir ath Thobari.Imaduddin Ibnu Katsir Menurut Dr Sa'id Hawwa ini adalah pendapat yang paling kuat.
Pendapat Kedua, dhamir tersebut kembali kepada sholat dan sabar. Akan tetapi ia menjadi kinayah (kiasan) untuk sesuatu yang lebih mayoritas yaitu sholat.
Akan tetapi dapat pula diinterpretasikan bahwa kata ganti tersebut kembali kepada apa yang ditunjukkan oleh konteks kalimat, yaitu wasiat akan hal tersebut. sehingga dapat juga disimpulkan bahwa (innaha lakabirah) artinya sesungguhnya hal itu (menjadikan sabar dan sholat) benar-benar merupakan permasalahan yang besar kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. Lihat tafsir al qur'anul adzhim
Ada juga yang berpendapat bahwa dhamir itu kembali kepada mashdar, yaitu isti'anah (permintaan tolong) yang dikehendaki oleh firman Allah "dan mintalah pertolongan"
Sholat sebagai sarana merendahkan diri dihadapan Allah sesungguhnya menjadi hal utama untuk dikerjakan secara khusyu' sebab dengan demikiSayyid Quthb,
إن هذه الدعوة إلى الاعتراف بالحق في وجه هذه العوامل كبيرة وصعبة وشاقة ، إلا على الخاشعين الخاضعين لله ، الشاعرين بخشيته وتقواه ، الواثقين بلقائه والرجعة إليه عن يقين .
sesungguhnya ajakan untuk mengakui kebenaran dihadapan factor-faktor tersebut sangatlah berat dan sulit kecuali bagi orang-orang yang khusyu' dan tunduk kepada Allah, orang-orang yang merasa takut kepada-Nya, orang-orang yang meyakini pertemuan dengan-Nya dan percaya pasti akan kembali kepada-Nya.
وأول المشقات مشقة النزول عن القيادة والرياسة والنفع والكسب احتراماً للحق وإيثاراً له واعترافاً بالحقيقة وخضوعاً لها .
Terutama sekali kesulitan untuk lengser dari kepemimpinan, kekuasaan, kepentingan dan fasilitas demi menghormati dan mengutamakan kebenaran demi mengakui dan tunduk kepada hakikat yang sebenarnya.

e. Khusyu Dalam Perspektif Ayat
al Khasyi'un adalah jamak dari kata Khasyi' yaitu al mutawaadhi' yaitu orang yang merendahkan diri. Sedangkan khusyu adalah: (هيئة في النفس يظهر منها في الجوارح سكون وتواضع) kondisi di dalam jiwa yang tercermin pada anggota tubuh dengan adanya ketenangan dan kerendahan diri. Al Qurthubi
Qatadah berkata," الخشوع في القلب وهو الخوف وغض البصر في الصلاة "
Khusyu' itu berada di dalam hati. Ia adalah perasaan takut dan menundukkan pandangan di dalam sholat.
Ibnu Abu Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang dimaksud orang-orang yang khusyu adalah
المصدّقين بما أنزل الله
Orang-orang yang percaya kepada Kitab yang diturunkan Allah.
Menurut adh dhohak,
الخاضعين لطاعته، الخائفين سَطَواته، المصدقين بوعده ووعيده
Orang-orang yang tunduk, patuh dan taat kepada-Nya, takut kepada pembalasan-Nya, serta percaya kepada janji dan ancaman-Nya.
Ibnu Jarir mengatakan,
المتواضعين لله المستكينين لطاعته المتذللين من مخافته.
Orang-orang yang rendah diri, berpegang teguh kepada ketaatan dan merasa hina karena takut kepada Allah.
Dr. Sa'id Hawwa berpendapat,
الإخبات لله و التطامن، أو هو الخوف و التواضع و الخضوع الذى هو اللين و الإنقياد. فا الخاسع: هو من أيقن بلقاء الجزاء في الأخرة فهذا يعمل على حسب ذلك.
Merendahkan diri dihadapan Allah, takut, tunduk dan patuh yang penuh kelemah lembutan dan sesuai dengan aturan. Orang yang khusyu' adalah orang yang yakin akan bertemu balasan Allah di akhirat kelak dan untuk meraih itu mereka terus beramal.
Sahl bin Abdullah berkata, "لا يكون خاشعا حتى تخشع كل شعرة على جسده" seseorang tidak akan menjadi orang yang khusyu' sampai setiap rambut yang ada pada tubuhnya menjadi khusyu'. Sebagaimana firman Allah:
تقشعر منه جلود الذين يخشون ربهم
Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya. (az zumar 23)
Demikianlah kekhusyu'an yang benar dan terpuji. Perasaan takut yang bersemayam dalam hati orang-orang beriman pasti akan menimbulkan kekhusyu'an yang sesungguhnya.

f. Karakter Orang-Orang Khusyu'
Allah ta'ala menjelaskan kepada kita karakter orang-orang yang khusyu dengan firman-Nya,
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa meraka akan kembali kepada-Nya.
Al Imam Imaduddin bin Katsir berpendapat,
محشورون إليه يوم القيامة، معروضون عليه، أمورهم راجعة إلى مشيئته، يحكم فيها ما يشاء بعدله.
Mereka meyakini bahwa mereka pasti dihimpun dan dihadapkan kepada-Nya di hari kiamat kelak, segala urusan mereka kembali kepada kehendak-Nya, dan Allah memutuskannya menurut apa yang dikehendaki-Nya dengan adil.
Ibnu Jarir mengungkapkan, penggunaan kata dzan dalam bahasa arab bisa berarti dugaan bisa juga berarti keraguan. Lafaz dzan juga banyak dipakai untuk menunjukkan pengertian yakin.
Sebagaimana firman Allah ta'ala dalam surat al kahfi 53,
وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُمْ مُوَاقِعُوهَا
Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa meraka akan jatuh kedalamnya.
Juga dalam surat al haaqqah 20,
إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلاقٍ حِسَابِيَهْ
Sesungguhnya aku yakin bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.
Sayyid Quthub berpendapat mengenai ayat ini,
واليقين بالرجعة إليه وحده في كل الأمور . . هو مناط الصبر والاحتمال؛ وهو مناط التقوى والحساسية . كما أنه مناط الوزن الصحيح للقيم : قيم الدنيا وقيم الآخرة .
Dan meyakini akan kembali kepada-Nya semata dalam segala persoalan adalah merupakan rahasia terletaknya kesabaran dan ketabahan, rahasia terletaknya ketaqwaan dan sensitivitas. Sebagaimana juga merupakan rahasia terletaknya timbangan yang benar bagi segala nilai: nilai-nilai dunia dan nilai-nilai akhirat.
ومتى استقام الميزان في هذه القيم بدت الدنيا كلها ثمناً قليلاً ، وعرضاً هزيلاً؛ وبدت الآخرة على حقيقتها ، التي لا يتردد عاقل في اختيارها وإيثارها .
Bila timbangan tentang berbagai nilai ini benar maka dunia seluruhnya akan terlihat sebagai harga yang rendah dan harta yang tidak berharga, sedangkan akhirat akan Nampak secara hakiki sehingga orang yang berakal sehat pasti akan memilih dan mengutamakannya.
Dr. Sa'id Hawwa berpendapat tentang ayat ini,
لقاء الله: فسر بلقاء جزائه، و فسر برؤيته و معاينته بلا كيف، و فسر الرجوع: بالعود إليه في الأخرة، و فسر بعود الأمور كلها إلى مشيئته و حكمه.
Bertemu dengan Allah dapat diartikan dengan bertemu pahala yang disediakan-Nya. Melihat Allah berarti benar-benar melihat Allah meskipun tidak kita ketahui caranya, pulang kepada-Nya diakhirat kelak, serta kembalinya semua persoalan kepada kehendak dan hikmah-Nya.

g. Taujih Rabbaniyyah
Ibnu Jarir mengatakan makna ayat secara global ini adalah,
واستعينوا أيها الأحبار من أهل الكتاب، بحبس أنفسكم على طاعة الله وبإقامة الصلاة المانعة من الفحشاء والمنكر، المقربة من رضا الله، العظيمة إقامتها إلا على المتواضعين لله المستكينين لطاعته المتذللين من مخافته.
Hai para ulama ahli kitab, jadikanlah sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan sebagai penolong kalian dirikanlah sholat, mengingat sholat dapat mencegah daro perbuatan keji dan mungkar, mendekatkan diri kepada keridhoan Allah dan berat dikerjakannya kecuali bagi orang-orang yang khusyu, yaitu orang-orang yang rendah diri, berpegang teguh kepada ketaatan, dan merasa hina kareka takut kepada Allah.
Imaduddin bin Katsir berpendapat sekalipun khitab dalam konteks peringatan ini ditujukan kepada bani israil namun bukan hanya ditujukan kepada mereka saja secara khusus, melainkan pengertiannya umum mencakup selain mereka.
Hal ini juga dikemukakan oleh Sayyid Quthb,
وكذلك يجد المتدبر للقرآن في التوجيه الذي قصد به بنو إسرائيل أول مرة ، توجيهاً دائماً مستمر الإيحاء للجميع . .
Demikian pula, orang yang mentadabburkan alQur-an pasti akan menyadari bahwa pengarahan yang pada mulanya ditujukan kepada Bani Israil itu juga merupakan pengarahan yang ditujukan kepada semua manusia.
إنه ما من آية في القرآن إلا و هي موجهة المؤمنين بشكل من الأشكال لأنهم هم المستفيدون وحدهم من كتاب الله. و على هذا فمل مرّ وما يمرّ لابد أن تعريف فيه هذه القاعدة ني تأخذ خطنا من كل آية
Saya berpendapat, setiap ayat dalam al Qur'an diarahkan kepada orang-orang beriman, dengan satu cara maupun cara lain. Karena hanya orang berimanlah yang mengambil manfaat dari kitabullah. berdasarkan hal itu kita perlu camkan kaidah ini agar kita dapat mengambil bagian kita dari setiap ayat al Qur'an.
فإذا يقصّ الله علينا شيئاً حدث لبني إسرائيل فلكي نأخذ منه العبرة. و هكذا الشأن في كل آية
Bila Allah menceritakan kepada kita suatu peristiwa yang dialami Bani Israil, maka itu berarti Dia menyuruh kita mengambil pelajaran dari peristiwa itu. Begitulah keadaan semua ayat al Qur'an.

Diadaptasi secara bebas dari:
al Mu'jamul Mufahras li Alfadhil Qur-anil Karim oleh Muhammad Fu'ad Abdul Baqi.
Mu’jam al Wasith oleh Mushofa, Ibrahim et.al.
Al Jami' li Ahkamil Qur'an wal Mubayyin lima Tadhamanahu minas Sunnah wa ayil Qur'an oleh Abu Abdillah Muhammad Al Qurthubi
Jami'ul Bayan fi Ta'wilil Ayatil Qur'an, oleh Muhammad bin Jarir Ath-Thobari
Tafsir al Qur'anul Adzhim, oleh Imaduddin Ibnu Katsir
Al Asas fi Tafsir, oleh Dr. Sa'id Hawwa
Fii Dzilalil Qur'an oleh Dr. Sayyid Quthb

Pembahasan Tentang Adab-Adab Membaca Al Qur’an



Pembahasan Adab-Adab Membaca al Qur’an
فَصْلٌ فِي آدَابِ التِّلاَوَةِ

berwudhu terlebih dahulu, menyempurnakan etikanya.
أَنْ يَكُونَ عَلَى وُضُوءٍ، مُسْتَعْمِلاً لِلْأَدَبِ

Keadaan yang paling bagus saat membaca al Qur’an ialah saat berdiri dalam sholat dan dilakukan di masjid.
أَفْضَلُ الْأَحْوَالِ ‏،‏ أَنْ يَقْرَأَ فِي الصَّلاَةِ قَائِماً ، وَأَنْ يَكُو فِي اْلمَسْجِدِ

Dianjurkan membaguskan bacaan al Qur-an
يُسْتَحَبُّ تَحْسِينُ الْقِرَاءَةِ

Orang yang membaca al Qur’an harus melihat betapa kelembutan dan kasih sayang Allah terhadap mahluk-Nya.
‏يَنْبَغِى لِتَالِيَ الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ أَنْ يَنْظُرَ كَيْفَ لَطَفَ اللهُ تَعََالَى بِخَلْقِهِ فِى إِيْصَالِ مَعَانِي كَلاَمِهِ إِلَى أَفْهَامِهِمْ

Orang yang membaca al Qur’an harus membuat gambaran yang jelas atas setiap ayat yang dibaca dan berusaha memahaminya.
‏ يَنْبَغِى لِلتَّالِي أَنْ يَسْتَوْضِحَ مِنْ كُلِّ آيَةٍ مَا يَلِيقُ بِهَا، وَيتَفَهَّمُ ذَلِكَ

Orang yang membaca al Qur’an harus tahu bahwa dirinyalah yang menjadi tujuan seruan dan ancaman al Qur-an.
يَنْبَغِى لِتاَلِي الْقُرْآنِ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّهُ مَقْصُودُ بِخِطَابِ الْقُرْآنِ وَوَعِيدٍ

disarikan secara bebas dari Mukhtasar Minhajul Qashidin, Karya Ibnu Qudamah al Maqdisy

Pembahasan Tentang Adab-Adab Hati Dalam Zakat



Pasal Mengenai Adab-Adab Batin Dalam Membayar Zakat
فَصْلُ فِي دَقاَئِقِ الآدَابِ البَاطِنَةِ فيِ الزَكَاةِ

Pertama, Memahami maksud zakat yang meliputi tiga hal:
- Ujian bagi mereka yang mengaku mencintai Allah dengan mengeluarkan sesuatu yang dicintainya
- menghilangkan sifat kikir yang merusak
- mensyukuri nikmat harta
أَنْ يَفْهَمَ المُرَادُ مِنَ الزَكَاةِ ، وَهُوَ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ ‏:‏
- اِبْتِلاَءُ مَدعُى مَحَبَّةُ اللهِ تَعَالَى بِإِخْرَاجِ مَحْبُوْبِهِ،
- اَلتَّنَزُّهُ عَنْ صِفَةِ الْبُخْلِ اْلمَهْلِ،
- شُكْرُ نِعْمَةَ الْمَالِ‏.‏


kedua, merahasiakan zakat yang dikeluarkan, agar dia dijauhkan dari riya dan mencari ketenaran.
اَلْإِسْرَارُ بِإِخْرَاجِهَا لِكَوْنِهِ أَبْعَدَ مِنَ الِريَاءِ وَالسُمْعَةِ،

ketiga, tidak merusak zakat dengan menyebut-nyebut zakat yang dia keluarkan dan menyakiti hati orang yang diberi zakat.
أَنْ لَا يُفْسِدُهَا الْمَنُّ وَاْلأَذَى

keempat, Menganggap kecil perbuatannya mengeluarkan zakat (tidak berbangga diri / merasa hebat)
أَنْ يَسْتَصْغِرَ الْعَطِيَةَ

kelima, Memilih hartanya yang paling halal, paling baik dan paling dicintai.
أَنْ يَنْتَقَى مِنْ مَاِلهِ أَحَلَّهُ وَأَجْوَدَهُ وَأَحَبَّهُ إِلَيْهِ

keenam, mencari orang-orang yang paling menerima zakatnya, terutama adalah delapan ashnaf (golongan) yang berhak menerima zakat dan shadaqoh, terutama yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
أَنْ يَطْلُبَ لِصَدَقَتِهِ مِنْ تَزْكُو بِهِ ، وَهُمْ خُصُوصٌ مِنْ عُمُومِ اْلأَصْنَافِ الثَّمَانِيَّةِ، وَلَهُمْ صِفَاتٌ:

- Taqwa, Dengan mengkhususkan shodaqoh kepada orang bertaqwa dapat meningkatkan kualitas ketaqwaannya kepada Allah
اَلتَّقْوَى ، فَلْيَخُصَّ بِصَدَقَتِهِ الْمُتَّقِيْنَ ، فَإِنَّهُ يُرَدُّ بِهَا هِمَمُهُمْ إِلَى اللهِ تَعاَلىََ

- Ilmu. Karena dengan memberi kepada orang berilmu membantu tersebarnya ilmu dan menolong agama sehingga memperkokoh hukum Islam.
اَلْعِلْمُ، فَإِنَّ فِي ِإعْطَاءِ الْعَاِلمِ ِإعَانَةٌ عَلَى الْعِلْمِ وَ نَشْرُ الدِّينِ، وَذَلِكَ تَقْوِيَةٌ لِلشَرِيْعَةِ‏.‏

- Orang yang mempunyai tanggungan keluarga, sedang sakit atau terjerat hutang.
أَنْ يَكُونَ ذَا عَائِلَةٍ ، أَوْ مَحْبُوساً لِمَرَضٍ أَوْ دَيْنٍ
- termasuk kerabat atau sanak saudara.
أَنْ يَكُونَ مِنَ اْلأَقَارِبَ وَذَوِى اْلأَرْحَامٍ

Disarikan secara bebas dari Mukhtasar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah al Maqdisy

Ikhlas




الإخلاص هو أولها وأهمها وأعلاها وأساسها، هو حقيقة الدين ومفتاح دعوة الرسل عليهم السلام (( وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء))((ألا لله الدين الخالص)).
Ikhlas adalah hal yang utama, terpenting dan paling mendasar dari amal-amal hati. Ia adalah hakikat agama, dan kunci da'wah para rasul alaihumus salam. Allah berfirman: "Padahal mereka tidak disuruh melainkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus (al bayyinah 5). "Ingatlah hanya kepunyaan Allah agama yang bersih" (az zumar 3)

 الإخلاص هو لب العبادة وروحها، قال ابن حزم: النية سر العبودية وهي من الأعمال بمنزلة الروح من الجسد، ومحال أن يكون في العبودية عمل لا روح فيه، فهو جسد خراب.
Ikhlas merupakan inti dan ruh ibadah. Ibnu Hazm mengungkapkan, "niat adalah inti dari penghambaan. Ia bagaikan ruh dalam jasad dalam setiap bentuk amalan, dan sangat tidak mungkin sebuah amal peribadatan tidak diiringi ruh di dalamnya, karena yang demikian bagaikan jasad yang hancur.

والإخلاص هو أساس قبول الأعمال وردها فهو الذي يؤدي إلى الفوز أو الخسران، وهو الطريق إلى الجنة أو إلى النار، فإن الإخلال به يؤدي إلى النار وتحقيقه يؤدي إلى الجنة.
Ikhlas merupakan pondasi dasar diterima dan tidaknya sebuah amal, yang akhirnya akan mengantarkan pada keberuntungan atau kerugian, jalan yang dapat menuntun ke surga atau neraka. Maka setiap amalan yang tidak dibarengi dengan keikhlasan dapat menjerumuskan ke neraka. Sebaliknya amal ibadah yang dilakukan dengan penuh keikhlasan akan menghantarkan pelakunya pada surga.

Pengertian Ikhlas 
خلص خلوصاً خلاصاً، أي صفى وزال عنه شوبه، وخلص الشيء صار خالصاً وخلصت إلى الشيء وصلت إليه، وخلاص السمن ما خلص منه
Berasal dari akar kata Khalasha, khulushan, khalaashan yang berarti murni dan terbebas dari kotoran. Misalnya "Khalasha asy syai'i (menjadi bersih) dan "khalashtu ilasy-syai'i (saya telah sampai kepadanya). Dan "khalassus samni" (minyak yang murni)

فكلمة الإخلاص تدل على الصفاء والنقاء والتنزه من الأخلاط والأوشاب. والشيء الخالص هو الصافي الذي ليس فيه شائبة مادية أو معنوية.
Kata ikhlas menunjukkan makna: Murni, bersih, terbebas dari segala sesuatu yang mencampuri dan mengotorinya. Ungkapan khalis dalam bahasa arab berarti murni dan tidak terkontaminasi oleh kotoran di dalamnya, baik bersifat lahir maupun batin.

وأخلص الدين لله قصد وجهه وترك الرياء. وقال الفيروز أبادي: أخلص لله ترك الرياء.
Jadi ikhlas dalam melakukan amalan karena Allah berarti menjadikan Allah tujuan tanpa dibarengi riya. Fairuz abadi berkata, Ikhlas karena Allah berarti meninggalkan riya.

كلمة الإخلاص كلمة التوحيد، والمخلصون هم الموحدون والمختارون ، وأما تعريف الإخلاص في الشرع فكما قال ابن القيم –رحمه الله -: هو إفراد الحق سبحانه بالقصد في الطاعة أن تقصده وحده لا شريك له.
Ikhlas merupakan wujud dari kalimat tauhid. Oleh karena itu, orang-orang yang ikhlas adalah orang-orang yang bertauhid dan terpilih. Adapun pengertian ikhlas secara syar'i sebagaimana dikatakan oleh ibnul qayyim adalah memfokuskan tujuan dan maksud dari amalannya hanya kepada Allah, melaksanakan ketaatan hanya kepada-Nya, tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu.

Berbagai Pendapat Tentang Ikhlas

نسيان رؤية الخلق بدوام النظر إلى الخالق.
Mengesampingkan pandangan manusia dengan senantiasa mengarahkan tujuan kepada sang pencipta

إفراد الحق سبحانه بالقصد والطاعة.
Mengesakan Allah swt dalam semua bentuk tujuan dan ketaatan

استواء عمل الظاهر والباطن.
Menyelaraskan perbuatan lahir dan batin

إنه سر بين الله والعبد، لا يعلمه ملك فيكتبه ولا شيطان فيفسده والله قد يعلم الملائكة ما يشاء من أحوال العبد.
Rahasia antara hamba dan Rabbnya. Rahasia tersebut bahkan tidak diketahui oleh malaikat yang akan mencatatnya, dan tidak pula setan yang akan merusaknya. Karena Allah terkadang menginformasikan kepada malaikat kondisi hamba-Nya selama ia berkehendak.

الإخلاص أن لا تطلب على عملك شاهداً إلا الله، وإذا داوم عليه الإنسان رزقه الله الحكمة.
Ikhlas adalah beramal dengan menjadikan Allah swt sebagai saksi semata. Jika manusia senantiasa berada dalam kondisi tersebut Allah akan menganugerahkan kepadanya hikmah.
 
Ungkapan Sebagian Ulama Tentang Ikhlas 

قال الزبيد اليامي: إني أحب أن تكون لي نية في كل شيء حتى في الطعام والشراب.
Az zubaid al Yami mengungkapkan, Aku senang menghadirkan niat pada setiap perbuatan yang aku lakukan, termasuk ketika makan dan minum.

عن داود الطائي : رأيت الخير كله إنما يجمعه حسن النية وكفاك به خيراً وإن لم تنضب.
Dawud ath Tha"i mengungkapkan, aku melihat bahwa semua perbuatan baik itu diikat oleh niat yang benar. Karena niat yang benar mampu membuahkan pahala meskipun engkau tidak sempat mengerjakannya.

يقول عمر بن الخطاب رضي الله عنه : ((فمن خلصت نيته في الحق ولو على نفسه كفاه الله ما بينه وما بين الناس)).
Umar bin Khattab ra berkata, barangsiapa mampu mengikhlaskan niatnya kerika melakukan kebenaran, meskipun terhadap dirinya sendiri niscaya Allah akan mencukupkan apa yang ada diantara dirinya dan manusia.

وهكذا صام داود بن أبي هند أربعين سنة لا يعلم به أهله فكان يأخذ إفطاره ويتصدق به على المساكين ويأتي على العشاء..
Sebagaimana kisah puasa dawud bin abu hind. Ia berpuasa selama empat puluh tahun, melakukan puasa dawud tanpa sepengetahuan istrinya. Sarapan paginya beliau bawa dan disedekahkan kepada orang-orang miskin. Kemudian pulang kerumah untuk makan malam.

كان علي بن الحسن يحمل الخبز بالليل على ظهره يتبع به المساكين بالظلمة ، فالصدقة تطفيء غضب الرب، وكان أهل بالمدينة يعيشون لا يدرون من أين معاشهم ، فلما مات عرفوا، و رأوا على ظهره آثاراً مما كان ينقله من القرب والجرب بالليل فكان يعول 100 بيت .
Suatu ketika Ali bin al Hasan memikul roti di pundaknya di malam yang gelap untuk dibagikan kerumah orang-orang miskin. Pada saat itu penduduk Madinah tidak menyadari dari mana mereka mendapatkan itu semua. Ketika Ali bin al Hasan meninggal, mereka baru menyadarinya setelah melihat bekas luka di pundaknya karena sering memikul dipundaknya. Dan menurut penuturan beliau dalam satu malam memasuki seratus rumah untuk membagikan makanan kepada penghuninya.

تلك الأحوال والقصص أظهرها الله ليكون أصحابها أئمة (( واجعلنا للمتقين إماماً)).
Demikianlah Allah mengabadikan kisah-kisah tersebut dengan tujuan agar pelakunya menjadi pemimpin bagi orang-orang yang hidup setelahnya. "Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa".

قال داود: البر همة التقي، ولو تعلقت جميع جوارحه بحب الدنيا  لردته يوماً نيته إلى أصلها.
Dawud berkata, "kebaikan adalah orientasi orang yang bertaqwa. Meskipun seluruh raganya mencintai dunia, suatu hari niatnya yang ikhlas akan menyadarkannya untuk kembali ke jalan yang benar.

Urgensi  Ikhlas

النجاة تكون بسببه في الآخرة.
Kesuksesan akhirat tergantung pada keikhlasan.

اجتماع القلب في الدنيا وزوال الهم لا يكون إلا به : (( من كانت الآخرة همه جعل الله غناه في قلبه وجمع له شمله وأتته الدنيا وهي راغمة، ومن كانت الدنيا همه جعل الله فقره بين عينيه وفرق عليه شمله ولم يأته من الدنيا إلا ما قدر عليه )).
Keterikatan hati pada dunia serta kecemasan hanya bisa diatasi dengan keikhlasan. "Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaan ada dihatinya, menghimpunkan kekuatan baginya dan duniapun akan menghampirinya dengan penuh kerendahan, dan barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kefakiran ada dipelupuk matanya, mencerai-beraikan  kekuatannya dan tidaklah dunia akan menghampirinya kecuali dari bagian yang telah ditentukan baginya." (HR Ibnu Majah)

مصدر رزق عظيم للأجر وكسب الحسنات ((إنك لن تنفق نفقة تبتغي بها وجه الله إلا أجرت عليه حتى ما تجعل في فم امرأتك)) {رواه البخاري}.
Sumber karunia agung, pahala dan kebaikan. "sesungguhnya ketika engkau menginfaqkan harta dengan berharap ridha dari Allah, niscaya engkau akan mendapat pahala karenanya, bahkan mekanan yang engkau berikan di mulut istrimu." (Bukhari)

ينجي من العذاب العظيم يوم الدين. قال صلى الله عليه وسلم : (( أنا أغنى الشركاء عن الشرك من عمل عملاً أشرك فيه معي غيري تركته وشركه)).
Menyelamatkan diri dari azab besar di hari pembalasan. Rasulullah saw bersabda, "Aku adalah Zat yang tidak butuh sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan dengan mempersekutukan Aku dengan yang lain, maka Aku akan meninggalkannya bersama sekutunya" (Muslim)

(( وقدمنا إلى ما عملوا من عمل فجعلناه هباء منثوراً))
"Dan kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan debu yang bertebaran)" (al furqan 23)

قال ابن المبارك: (( رب عمل صغير تكثره النية ورب عمل كبير تصغره النية)).
Ibnul Mubarak berkata, "betapa banyak amalan kecil menjadi banyak (nilai pahalanya) karena niat dan betapa banyak amalan besar menjadi rusak (nilai pahalanya) karena niat."

قال أحد السلف: إني لأستحب أن يكون لي في كل شيء نية حتى في أكلي ونومي ودخولي الخلاء وكل ذلك مما يمكن أن يقصد به التقرب إلى الله. لأن كل ما هو سبب لبقاء البدن وفراغ القلب للمهمات مطلوب شرعاً
Salah seorang ulama salaf mengungkapkan, "Aku senang menghadirkan niat pada setiap amalan yang aku lakukan, termasuk ketika makan, tidur, masuk kamar mandi dan pada setiap amalan yang dapat mendekatkan diriku kepada Allah. Karena segala sesuatu yang dapat menopang dan menjaga kebugaran tubuh serta konsentrasi jiwa dalam melaksanakan tugas sangat dituntut oleh syari'at.

الإخلاص سبب للمغفرة الكبيرة للذوب. يقول شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله : والنوع الواحد من العمل قد يفعله الإنسان على وجه يكمل فيه إخلاصه فيغفر فيه كبائر، وإلا فأهل الكبائر كلهم يقولون لا إله إلا الله. كالبغي التي سقت كلباً فقد حضر في قلبها من الإخلاص ما لا يعلمه إلا الله فغفر الله لها.
Ikhlas adalah penyebab terampuinya dosa besar. Ibnu Taimiyyah berkata, "satu amal ibadah yang dilakukan seorang hamba dengan penuh keikhlasan terkadang dapat menjadi penyebab terampuninya dosa-dosa besar. Karena semua pelaku dosa besar mengucapkan la ilaha illallah. Sebagaimana kisah seorang pezina yang memberi minum seekor anjing dengan penuh keikhlasan, kemudian Allah mengampuni dosa-dosanya.

Diantara Contoh Amalan-Amalan Ikhlas 

الإخلاص في التوحيد:         قال صلى الله عليه وسلم:       ((ما قال عبد لا إله إلا الله قط مخلصاً إلا
فتحت له أبواب السماء حتى تفضي إلى العرش ما اجتنب الكبائر)).
Ikhlas dalam bertauhid. Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah seorang hamba mengatakan tiada ilah (yang patut disembah) kecuali Allah dengan ikhlas, kecuali dibukakan untuknya pintu-pintu langit sehingga ke 'Arasy selama ia menjauhi dosa besar."

في السجود : قال صلى الله عليه وسلم : ((ما من عبد يسجد لله سجدة إلا رفعه الله بها درجة وحط بها عن خطيئة)).
Ikhlas dalam bersujud. Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah seorang hamba bersujud kepada Allah dengan ikhlas, kecuali Allah akan mengangkatnya satu derajat dan menghilangkan satu kesalahan."

في الصيام: قال صلى الله عليه وسلم : ((من صام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه)) ، (( من صام يوماً في سبيل الله باعد الله وجهه عن النار سبعين خريفاً)).
Ikhlas dalam berpuasa. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan keikhlasan, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lampau". Dalam redaksi lain, "Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh tujuh puluh musim gugur."

في قيام الليل: قال صلى الله عليه وسلم : (( من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه)).
Ikhlas dalam qiyamul lail. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang berdiri (di malam) bulan Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu."

الإخلاص في الخروج إلى المساجد (( خرج للمسجد لا يخرجه إلا الصلاة لم يخطو خطوة إلا رفعت له بها درجة وحطت به خطيئة، فإن صلى ما دامت الملائكة تصلي عليه ما دام في مصلاه اللهم صل عليه اللهم صل عليه اللهم ارحمه، ولا يزال أحدكم في صلاة ما انتظر الصلاة)).
Ikhlas ketika keluar rumah menuju masjid. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa keluar ke masjid dan tidak ada yang membuatnya keluar melainkan karena shalat, maka setiap langkah yang ia ayunkan akan mengangkatnya satu derajat dan menghapus satu kesalahannya. Jika ia sholat, para malaikat akan senantiasa mendoakannya selama ia masih di tempat sholatnya, allahumma shalli 'alaihi, allahumma shalli 'alaihi, allahummar hamhu. Dan selama seseorang di antara kalian sedang menunggu waktu sholat."

ينبغي أن نفرق بين الرياء ومطلق التشريك في العمل
Perbedaan Antara Riya dan Amal yang Mendua

أن يعمل لله ولا يلتفت إلى شيء آخر ( أعلى المراتب).
Beramal semata-mata karena Allah dan tidak menduakannya dengan sesuatu yang lain merupakan peringkat tertinggi

أن يعمل لله ويلتفت إلى أمر يجوز الالتفات إليه ، مثل رجل صام مع نية الصيام لله أراد حفظ صحته، ورجل مشى إلى المسجد وقصد الرياضة، فهذا لا يبطل الأعمال ولكن ينقص من أجرهاـ
Beramal karena Allah diiringi dengan menginginkan hal-hal yang masih dibolehkan, misalnya seseorang yang berpuasa dengan niat karena Allah namun juga berkeinginan menjaga kesehatan, seseorang berjalan kemasjid sekaligus dengan niat berolahraga, yang demikian tidak membatalkan amal melainkan mengurangi pahala.

أن يعرض له خاطر الرياء أثناء العمل فيدافعه ويجاهده، فعمله صحيح وله أجر على جهاده
Jika dikhawatirkan riya dalam amalnya kemudian dia berusaha melawan dan melenyapkan sikap tersebut dari hatinya, maka amalannya shahih dan dibalasi atas mujahadahnya.

لا تَصِحُّ  أن يكون عمله الصالح للدنيا فقط،  أن يكون عمله رياءً محضاً.
Tidak sah amalan yang dilakukan hanya untuk kepentingan dunia saja dan tidak sah melakukan amal karena riya semata.

Disarikan secara bebas dari Silsilatu A'mal al-Qulub, Muhammad Shalih al-Munajid