Keutamaan Tauhid - Hadits Abu Sa'id al Khudry ra



Penjelasan Hadits Abi Sa'id al Khudry: Ya Rabbi, Ajarkanlah Kepadaku Sesuatu yang dengannya aku mengingatMu & berdo'a kepadaMu"

("وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :  قال موسى عليه السلام : يا رب علمني شيئاً أذكرك وأدعوك به ، قال : قل يا موسى لا إله إلا الله . قال : كل عبادك يقولون هذا ، قال : يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهن لا إله إلا الله رواه ابن حبان والحاكم وصححه") .
Dari Abi Sa'id al Khudri dari Rasulullah saw, beliau bersabda, "Musa berkata, Ya Rabbi, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang dengannya aku mengingatMu dan berdo'a kepadaMu. "allah menjawab' "wahai Musa, ucapkanlah la ilaha illallah." Musa berkata, "Ya Rabbi, semua hambaMu mengucapkannya." Allah berdirman, "wahai Musa seandainya langit yang tujuh dan penghuninya selain aku dan bumi yang tujuh diletakkan di satu daun timbangan sedangkan la ilaha ilallah di daun lainnya, niscaya la ilaha illallah lebih berat." Diriwayatkan oleh Ibnu Hibba dan al Hakim dan dia menshahihkannya.

أبو سعيد : اسمه سعد بن مالك بن سنان بن عبيد الأنصاري الخزرجي ، صحابي جليل وأبوه كذلك ، استصغر أبو سعيد بأحد وشهد ما بعدها ، مات بالمدينة سنة ثلاث أو أربع أو خمس وستين وقيل سنة أربع وستين .
Abu Sa'id: namanya adalah Sa'ad bin Malik bin Sinan bin Ubaid al Anshari al Khazraji. Beliau adalah seorang sahabat yang mulia, begitupula bapaknya yang juga seorang sahabat. Beliau belum cukup umur ketika perang uhud dan beliau hadir dalam peperangan setelah perang uhud. Wafat di Madinah tahun 63 H atau 64 H dan adapula yang berkata tahun 74 H.

(أذكرك) أي أثني عليك به (وأدعوك) أي اسألك به .
(aku mengingatMu) yakni memujiMu dan (berdo'a kepadaMu) yakni, memohon kepadaMu dengannya.

(قل يا موسى لا إله إلا الله) فيه أن الذاكر بها يقولها كلها ، ولا يقتصر على لفظ الجلالة ، ولا على هو كما يفعله غلاة جهال المتصوفة ، فإن ذلك بدعة وضلال
(wahai Musa ucapkanlah la ilaha illallah) ini menunjukkan bahwa orang yang berdzikir dengannya harus mengucapkan secara keseluruhannya tidak membatasi hanya dengan lafazh al jalalah (Allah) saja, tidak pula hanya dengan (huwa-Dia) saja seperti yang dilakukan oleh orang-orang sufi jahil, karena itu adalah bid'ah dan kesesatan.

(كل عبادك يقولون هذا) وفى رواية بعد قوله كل عبادك يقولون هذا - قل لا إله إلا الله ، قال لا إله إلا أنت يارب، إنما أريد شيئاً تخصنى به .
(semua hambaMu mengucapkannya) Dalam sebuah riwayat, setelah ucapannya (kullu ibadika yaquluna hadza) Allah berfirman – katakanlah la ilaha illallah. Musa menjawab, Tiada ilah yang haq selainMu ya Rabbi, (tapi) aku ingin sesuatu yang engkau khususkan bagiku.

ولما كان بالناس - بل بالعالم كله - من الضرورة إلى لا إله إلا الله ما لا نهاية له ، كانت من أكثر الأذكار وجوداً ، وأيسرها حصولاً ، وأعظمها معنى .
Karena manusia – bahkan seluruh alam – sangat memerlukan la ilaha illallah dalam batas yang tiada terhingga, maka la ilaha ilallah termasuk dzikir yang paling banyak eksistensinya, paling mudah didapatkan dan paling agung maknanya.

والعوام والجهال يعدلون عنها إلى الدعوات المبتدعة التى ليست في الكتاب ولا في السنة .
Walaupun demikian orang-orang awam dan jahil meninggalkannya dan menggantikannya dengan do'a-do'a bid'ah yang tidak tercantum dalam al Qur'an dan Sunnah.

(وعامرهن غيري)  أي لو أن السموات السبع ومن فيهن من العمار غير الله تعالى ، والأرضين السبع ومن فيهن ، وضعوا فى كفة الميزان ولا إله إلا الله في الكفة الأخرى ، مالت بهن لا إله إلا الله .
(Dan penghuni selainKu) yakni seandainya langit yang tujuh dan para penghuninya yang ada disana – selain Allah ta'ala – dan bumi yang tujuh dengan para penduduknya diletakkan di salah satu daun timbangan sedangkan la ilaha illallah di daun lain, niscaya la ilaha illallah lebih berat.

وروى الإمام أحمد عن "عبد الله بن عمرو عن النبى صلى الله عليه وسلم أن نوحاً عليه السلام قال لابنه عند موته : آمرك بلا إله إلا الله ، فإن السموات السبع والأرضين السبع لو وضعت في كفة ، ولا إله إلا الله فى كفة رجحت بهن لا إله إلا الله ، ولو أن السموات السبع والأرضين السبع كن حلقة مبهمة لقصمتهن لا إله إلا الله
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amr dari nabi saw, Bahwa Nuh as, berkata kepada anaknya menjelang kematiannya, aku memerintah-kanmu dengan "la ilaha illallah, karena seandainya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh diletakkan di satu daun timbangan semantara la ilaha illallah di daun lain, niscaya la ilaha illallah lebih berat dan seandainya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh adalah lingkaran besi yang keras dan padat niscaya la ilaha illallah mematahkannya"

(في كفة) هو بكسر الكاف وتشديد الفاء ، أي كفة الميزان.
(disatu daun) yakni satu daun timbangan

(مالت بهن) أي رجحت . وذلك لما اشتملت عليه من نفي الشرك ، وتوحيد الله الذي هو أفضل الأعمال . وأساس الملة والدين ، فمن قالها بإخلاص ويقين ، وعمل بمقتضاها ولوازمها وحقوقها ، واستقام على ذلك ، فهذه الحسنة لا يوازنها شئ ،
(niscaya lebih berat) yakni lebih rajih (lebih kuat dan berat) hal ini adalah karena la ilaha illallah mengandung penafian terhadap syirik dan tauhid kepada Allah yang merupakan amal termulia, asas agama dan millah. Barangsiapa mengucapkannya dengan keikhlasan dan keyakinan, mengamalkan tuntutannya, konsekuensinya, hak-haknya dan dia teguh di atas itu, maka ini merupakan kebaikan yang tidak tertandingi oleh apapun.

كما قال الله تعالى : '46 : 13' "إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون" .
Sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tiada pula mereka berduka cita"

ودل الحديث على أن لا إله إلا الله أفضل الذكر . كحديث عبد الله بن عمرو مرفوعاً : خير الدعاء دعاء يوم عرفة وخير ما قلت أنا والنبيون من قبلى : لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، له الملك وله الحمد وهو على كل شئ قدير رواه أحمد والترمذي
Hadits ini menunjukkan bahwa la ilaha illallah merupakan dzikir yang paling utama, seperti halnya yang tercantum dalam hadits Abdullah bin Amr secara marfu': "sebaik-baik do'a hari Arafah dan sebaik-baik apa yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah tiada ilah yang berhak disembah seialn Allah semata, tiada sekutu  bagiNya, bagiNya kerajaan, bagiNya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. "diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi.

وعنه أيضا مرفوعاً يصاح برجل من أمتى على رؤوس الخلائق يوم القيامة فينشر له تسعة وتسعون سجلاً ، كل سجل منها مد البصر ثم يقال : أتنكر من هذا شيئا ؟ أظلمك كتبتى الحافظون فيقول : لا يارب . فيقال : أفلك عذر أو حسنة ؟ فيهاب الرجل فيقول : لا ، فيقال : بلى إن لك عندنا حسنة وإنه لا ظلم عليك اليوم ، فيخرج له بطاقة فيها : أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً عبده ورسوله . فيقول يا رب ما هذه البطاقة مع هذه السجلات ؟ فيقال : إنك لا تظلم ، فتوضع السجلات في كفة ، والبطاقة في كفة فطاشت السجلات وثقلت البطاقة رواه الترمذي وحسنه .
Dan juga dari Abdullah bin Amr secara marfu', seorang laku-laki dari ummatku dipanggil di hadapan manusia pada hari kiamat, lalu 99 buku catatan disebar di depannya, setiap buku catatan sepanjang mata memandang, kemudian dikatakan kepadanya, "Apakah kau mengingkari sesuatu dari (catatan) ini? Apakah para malaikatKu yang mencatat (amal perbuatanmu) menzhalimimu? Dia menjawab, "Tidak ya Rabbi". Maka dikatakan kepadanya, "Apakah kamu mempunyai alas an atau kebaikan?" laki-laki ini ketakutan, dia menjawab, "tidak" Maka dikatakan kepadanya, "ada, disisi Kami kamu mempunyai satu kebaikan, dan pada hari ini tidak ada kezhaliman atasmu, maka dikeluarkanlah sebuah kartu untuknya yang berisi asyhadu an la ilaha illallah wa anna muhammadan 'abduhu wa rasuluh. Dia berkata "Ya Rabbi apa bandingan kartu ini di depan buku-buku catatan ini? Maka dijawab, "Sesungguhnya kamu tidak dizhalimi." Lalu buku-buku catatan itu diletakkan di daun timbangan sementara karti itu diletakkan di daun yang lain, dan buku-buku catatan itu terangkat karena kalah berat oleh kartu tersebut." Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dia menghasankannya.

والنسائى وابن حبان والحاكم . وقال : صحيح على شرط مسلم ، وقال الذهبي في تلخيصه : صحيح
Diriwayatkan pula oleh an Nasa'i, dan al Hakim, dia berkata. "shahih berdasarkan syarat Muslim, dan berkata pula adz dzahabi di dalam at-Talkhis, "Shahih".

قال ابن القيم رحمه الله : فالأعمال لا تتفاضل بصورها وعددها ، وإنما تتفاضل بتفاضل ما في القلوب ، فتكون صورة العملين واحدة وبينهما من التفاضل كما بين السماء والأرض .
Ibnul Qayyim berkata, "amal perbuatan tidak saling mengungguli karena bentuk dan jumlahnya, akan tetapi saling mengungguli karena perbedaan yang ada di dalam hati, maka bentuk dua amal perbuatan (kadang) kelihatannya sama, padahal perbedaan diantara keduanya seperti langit dan bumi

قال : وتأمل حديث البطاقة التى توضع فى كفة ويقابلها تسعة وتسعون سجلاً كل سجل منها مدى البصر ، فتثقل البطاقة وتطيش السجلات ، فلا يعذب . ومعلوم أن كل موحد له هذه البطاقة وكثير منهم يدخل النار بذنوبه .
Dia berkata, "renungkanlah hadits kartu (yang berisi la ilaha illallah) yang diletakkan di satu daun timbangan, ia ditimbang dengan Sembilan puluh sembilab buku catatan, masing-masing catatan darinya sepanjang mata memandang, tapi kartu itu lebih berat sehingga buku-buku catatan itu terangkat, sehingga pemiliknya tidak diazab. Dan sudah dimaklumi bahwa setiap orang yang bertauhid memiliki kartu ini, sekalipun banyak diantara mereka yang diazab di neraka karena dosa-dosa mereka.

قوله : (رواه ابن حبان والحاكم) ابن حبان اسمه محمد بن حبان  ابن أحمد بن حبان بن معاذ ، أبو حاتم التميمي البستي الحافظ صاحب التصانيف : كالصحيح ، والتاريخ ، والضعفاء ، والثقات وغير ذلك .
(diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan al Hakim)
Ibnu hibban ialah Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban bin Mu'adz, Abu Hatim at Tamimi al Busti, beliau adalah seorang al Hafidz, memiliki banyak karya tulis seperti ash shahih, at-tarikh, adh-Dhu'afa, ats-Tsiqat dan lainnya.

قال الحاكم : كان من أوعية العلم في الفقه واللغة والحديث والوعظ ، ومن عقلاء الرجال . مات سنة أربع وخمسين وثلاثمائة بمدينة بست.
Al Hakim berkata, "dia termasuk sumber ilmu dalam fikih, bahasa, hadits dan nasihat, satu diantara orang-orang cerdik. Wafat tahun 354 H di bust.

وأما الحاكم فاسمه محمد بن عبد الله بن محمد النيسابورى أبوعبد الله الحافظ ويعرف بابن البيع ولد سنة إحدى وعشرين وثلثمائة، وصنف التصانيف ، كالمستدرك وتاريخ نيسابور وغيرهما ، ومات سنة خمس وأربعمائة .
Al Hakim ialah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad an Naisabur, Abu Abdullah, seorang al Hafidz, dikenal dengan Ibnul Bayyi'. Beliau lahir tahun 321 H dan memiliki sejumlahkarya tulis seperti al Mustadrak, Tarikh Naisabur dan lain-lain. Wafat tahun 405 H.

Disalin secara bebas dari buku Fathul Majid.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Give us your opinion