Keutamaan Tauhid - Hadits Itban bin Malik ra



شرح  حديث عتبان بن مالك : أن الله حرم على النار
Penjelasan Hadits 'Itban bin Malik: Sesungguhnya Allah Mengharamkan Atas Neraka

(قال : ولهما في حديث عتبان فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله)
Dalam riwayat mereka berdua dari hadits Itban, "Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka orang yang mengucapkan La ilaha illallah yang dengannya dia berharap wajah Allah

قوله : (ولهما) أي البخاري ومسلم في صحيحيهما بكماله . وهذا طرف من حديث طويل أخرجه الشيخان .
(dalam riwayat mereka berdua) yakni al bukhari dan muslim dalam shahih keduanya. Ini adalah penggalan hadits panjang yang diriwayatkan oleh asy syaikhain.

وعتبان ، ابن مالك بن عمرو بن العجلان الأنصاري ، من بنى سالم بن عوف ، صحابي مشهور ، مات فى خلافة معاوية .
Itban, ialah ibnu malik bin amru bin al ijlan al anshari, dari bani salim bin auf. Beliau adalah seorang sahabat yang masyhur, dan wafat pada masa kekhalifahan Mu'awiyah.

وأخرج البخاري فى صحيحه بسنده "عن قتادة قال : حدثنا أنس بن مالك أن النبي صلى الله عليه وسلم ومعاذ رديفه على الرحل قال :  يا معاذ ، قال : لبيك يا رسول الله وسعديك . قال : يا معاذ ، قال لبيك يا رسول الله وسعديك . قال : يا معاذ ، قال : لبيك يا رسول الله وسعديك - ثلاثاً - قال : ما من أحد يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله صدقاً من قلبه إلا حرمه الله تعالى على النار ، قال : يا رسول الله أفلا أخبر به الناس فيستبشروا ؟ قال : إذاً يتكلوا ، فأخبر بها معاذ عند موته تأثماً "
Al bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dengan sanadnya dari Qatadah, dia berkata, Anas bin Malik menuturkan kepada kami, Bahwa Nabi saw bersabda – sementara Mu'adz di belakang beliau sambil menunggang seekor keledai – "Wahai Mu'adz". Mu'adz menjawab, "aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah dan semoga engkau berbahagia." Nabi saw bersabda, "Wahai Mu'adz". Mu'adz menjawab, "aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah dan semoga engkau berbahagia." Nabi saw bersabda, "Wahai Mu'adz". Mu'adz menjawab, "aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah dan semoga engkau berbahagia." Nabi saw bersabda demikian tiga kali. Beliau bersabda, "tidaklah ada seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dengan benar dalam hatinya, melainkan Allah mengharamkan atasnya neraka". Mu'adz berkata, "Wahai Rasulullah, bolehkan aku menyampaaikan hal ini kepada orang-orang agar mereka bergembira?". Beliau menjawab, "Kalau demikian maka mereka akan menggantungkan (amal-amal mereka pada hal itu)". Maka Mu'adz menyampaikan hal ini menjelang wafatnya karena takut berdosa".

وساق بسند آخر : "حدثنا معتمر قال : سمعت أبي ، قال : سمعت أنساً قال : ذكر لي أن النبى صلى الله عليه وسلم قال لمعاذ ابن جبل :  من لقى الله لا يشرك به شيئا دخل الجنة . قال : ألا أبشر الناس ؟ قال : لا ، إنى أخاف أن يتكلوا " .
Al bukhari memaparkan dengan sanad yang lain, Mu'tamir menyampaikan kepada kami, dia berkata, Aku mendengar bapakku berkata, aku mendengar Anas berkata, diceritakan kepada kamu bahwa Nabi saw bersabda kepada Mu'adz bin jabal, "Barangsiapa bertemu dengan Allah (dihari kiamat nanti) dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu niscaya dia masuk surga." Mu'adz berkata, "bolehkah aku menyampaikannya kepada orang-orang?' Nabi saw menjawab, "Tidak, aku takut mereka menggantungkan (amal mereka kepada itu)"

قلت : فتبين بهذا السياق معنى شهادة أن لا إله إلا الله ، وأنها تتضمن ترك الشرك لمن قالها بصدق ويقين وإخلاص .
Saya berkata (pensyarah), dengan demikian jelaslah makna syahadat la ilaha illallah dan bahwa ia berarti meninggalkan syirik bagi siapa yang mengucapkannya dengan benar, yakin dan ikhlas.

قال شيخ الإسلام وغيره : فى هذا الحديث ونحوه أنها فيمن قالها ومات عليها ، كما جاءت مقيدة بقوله : خالصاً من قلبه غير شاك فيها بصدق ويقين
Berkata Syaikhul Islam dan lainnya: tentang hadis ini dan yang semisalnya bahwa itu untuk orang yang mengucapkannya dan dia mati dalam keadaan berpegang teguh kepadanya, sebagaimana ia diberi batasan dengan ucapannya, dengan ikhlas dari hatinya, tanpa keraguan padanya dan dengan benar dan yakin.

فإن حقيقة التوحيد انجذاب الروح إلى الله تعالى جملة ، فمن شهد أن لا إله إلا الله خالصاً من قلبه دخل الجنة ، لأن الإخلاص هو انجذاب القلب إلى الله تعالى بأن يتوب من الذنوب توبة نصوحاً ،
Hakikat tauhid adalah kecenderungan ruh kepada Allah secara umum. Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dengan ikhlas dari hatinya, niscaya dia masuk surga, karena keikhlasan adalah kecenderungan hati kepada Allah ta'ala dengan cara bertaubat dari dosa-dosa dengan taubah nasuha.

فإذا مات على تلك الحال نال ذلك فإنه قد تواترت الأحاديث بأنه "يخرج من النار من قال لا إله إلا الله ، وكان فى قلبه من الخير ما يزن شعيرة ، وما يزن خردلة ، وما يزن ذرة"
JIka dia mati diatas keadaan tersebut maka dia mendapatkan hal itu, karena telah diriwayatkan secara mutawatir hadits-hadits yang menyatakan, "akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah sementara di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat timbangan biji gandum, kebaikan seberat timbangan biji sawi dan kebaikan seberat biji dzarrah.

وتواترت بأن كثيراً ممن يقول لا إله إلا الله يدخل النار ثم يخرج منها ،
Telah diriwayatkan secara mutawatir, banyak orang yang mengucapkan la ilaha illallah masuk neraka tapi kemudian dikeluarkan darinya.

وتواترت بأن الله حرم على النار أن تأكل أثر السجود من ابن آدم ، فهؤلاء كانوا يصلون ويسجدون لله ،
Telah diriwayatkan secara mutawatir pula bahwa Allah mengharamkan bagi neraka memakan bekas sujud dari bani Adam, dimana mereka menjalankan sholat dan bersujud kepada Allah.

وتواترت بأنه يحرم على النار من قال لا إله إلا الله ، ومن شهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله ،
Telah mutawatir pula bahwa haram atas neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah dan orang yang bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

لكن جاءت مقيدة بالقيود الثقال ، وأكثر من يقولها لا يعرف الإخلاص ، وأكثر من يقولها إنما يقولها تقليداً أو عادة ، ولم تخالط حلاوة الإيمان بشاشة قلبه
Akan tetapi ia ia hadir dengan batasan yang berat (yakni ikhlas dan yakin). Dan kebanyakan orang yang mengatakannya tidak mengenal keikhlasan, mereka hanya mengatakannya karena ikut-ikutan atau karena kebiasaan, sementara cahaya iman belum masuk kerelung hatinya.

وغالب من يفتن عند الموت وفي القبور أمثال هؤلاء ، كما فى الحديث "سمعت الناس يقولون شيئاً فقلته"
Dan biasanya orangyang tidak mampu menjawab pertanyaan didalam kubur adalah seperti mereka, sebagaimana dalam hadits :aku mendengar orang-orang mengucapkan sesuatu, maka aku ikut mengucapkannya" … Hadits al bara' bin Azib yang diriwayatkan oleh ashab as sunan dan lainnya tentang pertanyaan dalam kubur)

وغالب أعمال هؤلاء إنما هى تقليد واقتداء بأمثالهم ، وهم من أقرب الناس من قوله تعالى : '43 : 23' "إنا وجدنا آباءنا على أمة وإنا على آثارهم مقتدون" .
Amal mereka secara umum hanya sekedar taklid dan ikut-ikutan kepada sesame mereka. Mereka ini adalah orang-orang yang paling dekat dengan firman Allah" sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.

وحينئذ فلا منافاة بين الأحاديث ، فإنه إذا قالها بإخلاص ويقين تام لم يكن فى هذه الحال مصراً على ذنب أصلاً ، فإن كمال إخلاصه ويقينه يوجب أن يكون الله أحب إليه من كل شئ ، فإذاً لا يبقى فى قلبه إرادة لما حرم الله ، ولا كراهة لما أمر الله .
Jadi tidak ada pertentangan diantara hadits-hadits yang ada, karena apabila seseorang mengucapkannya dengan ikhlas dan keyakinan yang sempurna, maka dalam keadaan ini dia tidak akan terus-menerus melakukan dosa sama sekali, karena keikhlasan dan keyakinannya yang sempurna mengharuskannya mencintai Allah lebih dari segala sesuatu, jadi di dalam hatinya tidak tersisa keinginan kepada yang diharamkan oleh Allah dan tidak pula kebencian terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah.

وهذا هو الذي يحرم على النار وإن كانت له ذنوب قبل ذلك ، فإن هذا الإيمان وهذا الإخلاص ، وهذه التوبة وهذه المحبة وهذا اليقين ، لا تترك له ذنباً إلا محي عنه كما يمحو الليل النهار ،
Inilah orang-orang yang diharamkan atas neraka, walaupun sebelum itu dia melakukan dosa-dosa, maka iman ini, keikhlasan ini, taubat ini kecintaan ini dan keyakinan ini tidak membiarkan dosa baginya kecuali ia dihapus darinya, seperti malam menghapus siang.

فإذا قالها على وجه الكمال المانع من الشرك الأكبر والأصغر ، فهذا غير مصر على ذنب أصلاً ، فيغفر له ويحرم على النار ،
Jika dia mengucapkannya secara sempurna, yang menghalangi dari syirik besar dan kecil, maka orang ini tidak akan bersikukuh melakukan dosa sama sekali, sehingga dia diampuni dan diharamkan atas neraka.

وإن قالها على وجه خلص به من الشرك الأكبر دون الأصغر ، ولم يأت بعدها بما يناقض ذلك ، فهذه الحسنة لا يقاومها شئ من السيئات فيرجح بها ميزان الحسنات ،
Jika dia mengucapkannya dalam bentuk yang membebaskannya dari syirik besar tapi tidak syirik kecil dan setelahnya dia tidak melakukan apa yang bertentangan dengan itu, dengan kebaikan ini yang tidak ditandingi dengan keburukan sedikitpun maka dengannya timbangan kebaikannya menjadil lebih berat.

كما فى حديث البطاقة فيحرم على النار ، ولكن تنقص درجته فى الجنة بقدر ذنوبه ، وهذا بخلاف من رجحت سيئاته بحسناته ومات مصراً على ذلك ، فإنه يستوجب النار .
Sebagaimana dalam hadits kartu, dan dia diharamkan atas neraka, akan tetapui derajatnya di surge berkurang sesuai dengan kadar dosanya, dan ini berbeda dengan orang yang keburukannya lebih berat daripada kebaikannya dan dia mati dalam keadaan bersikukuh diatasnya maka dia akan masuk neraka.

وإن قال لا إله إلا الله وخلص بها من الشرك الأكبر ولكنه لم يمت على ذلك ، بل أتى بعدها بسيئات رجحت على حسنة توحيده ، فإنه فى حال قولها كان مخلصاً لكنه أتى بذنوب أوهنت ذلك التوحيد والإخلاص فأضعفته ، وقويت نار الذنوب حتى أحرقت ذلك
Jika dia mengucapkan la ilaha illallah dan dengannya dia selamat dari syirik besar hanya saja dia tidak mati diatas itu, justru dia melakukan keburukan yang lebih berat daripada kebaikan tauhidnya, maka dia adalah orang yang ikhlas pada saat mengucapkannya, akan tetapi dia melakukan dosa-dosa yang melemahkan tauhid dan keikhlasannya itu, sehingga iapun menjadi lemah, api dari dosa-dosa lebih kuat, sehingga ia membakar hal itu.

بخلاف المخلص المستيقن ، فإن حسناته لا تكون إلا راجحة على سيئاته ولا يكون مصراً على سيئات ، فإن مات على ذلك دخل الجنة .
Berbeda dengan orang-orang yang ikhlas lagi yakin, kebaikan-kebaikannya tidak lain kecuali lebih berat dari keburukan-keburukan dan dia tidak bersikukuh melakukan keburukan-keburukan jika dia mati di atas itu maka dia masuk surga.

وإنما يخاف على المخلص أن يأتى بسيئة راجحة فيضعف إيمانه فلا يقولها بإخلاص ويقين مانع من جميع السيئات ، ويخشى عليه من الشرك الأكبر والأصغر ،
Yang ditakutkan dari orang yang ikhlas adalah dia melakukan keburukan yang kuat yang mengakibatkan imannya melemah, sehingga dia tidak mengucapkannya dengan ikhlas dan yakin yang mencegah dari seluruh keburukan. Dan ditakutkan atasnya syirik besar dan syirik kecil.

فإن سلم من الأكبر بقي معه من الأصغر فيضيف إلى ذلك سيئات تنضم إلى هذا الشرك فيرجح جانب السيئات فإن السيئات تضعف الإيمان واليقين ،
Jika dia selamat dari yang oertama maka masih tersisa yang kedua bersamanya, lalu hal itu ditambah dengan keburukan-keburukan yang bergabung dengan syirik ini. Akibatnya sisi keburukan lebih kuat, karena keburukan-keburukan melemahkan iman dan keyakinan.

فيضعف قول لا إله إلا الله ، فيمتنع الإخلاص بالقلب ، فيصير المتكلم بها كالهاذى أو النائم ، أو من يحسن صوته بالآية من القرآن من غير ذوق طعم وحلاوة ،
Selanjutnya ucapan la ilaha illallah pun melemah maka ikhlas sulit terwujud dalam hati, sehingga orang yang mengucapkannya seperti orang yang sedang mabuk, atau sedang tidur atau orang yang membaca ayat dan membaguskan suaranya tetapi tidak menikmati (makna-makna)nya dan tidak mengecap manisnya.

فهؤلاء لم يقولوها بكمال الصدق واليقين ، بل يأتون بعدها بسيئات تنقض ذلك بل يقولونها من غير يقين وصدق ويحيون على ذلك ، ويموتون على ذلك ، ولهم سيئات كثيرة تمنعهم من دخول الجنة .
Mereka itu tidak mengucapkannya dengan kebenaran dan keyakinan yang sempurna, bahkan sesudahnya mereka melakukan keburukan-keburukan yang membatalkan hal itu, mereka mengucapkannya  tanpa keyakinan dan kebenaran, mereka hidup diatas itu dan mati pula di atas itu dan mereka mempunyai keburukan-keburukan dalam jumlah besar yang menghalangi mereka masuk surga.

فإذا كثرت الذنوب ثقل على اللسان قولها وقسا القلب عن قولها ، وكره العمل الصالح وثقل عليه سماع القرآن ، واستبشر بذكر غير الله ، واطمأن إلى الباطل ، واستحلى الرفث ، ومخالطة أهل الغفلة ، وكره مخالطة أهل الحق ، فمثل هذا إذا قالها قال بلسانه ما ليس فى قلبه ، وبفيه ما لا يصدقه عمله .
Jika dosa-dosa telah menumpuk, maka mengucapkannya terasa berat bagi lisan, hati juga merasa berat mengucapkannya, ia membenci amal sholih, malas menyimak al qur'an, berbahagia dengan menyebut selain Allah, merasa tenang dengan kebatilan, menghalalkan perbuatan buruk, bergaul dengan orang-orang yang lalai, tidak suka bergaul dengan ahlul haq. Orang seperti ini jika dia mengucapkannya, maka lisannya mengucapkan apa yang tidak terdapat dalam hatinya. Dia mengatakannya dengan mulutnya sementara amal perbuatannya tidak membenarkannya

قال الحسن :  ليس الإيمان بالتحلي ولا بالتمني ، ولكن ما وقر فى القلوب وصدقته الأعمال . فمن قال خيراً وعمل خيراً قبل منه ، ومن قال خيراً وعمل شراً لم يقبل منه .
Al hasan berkata, iman itu bukan berhias (dengan ucapan) dan bukan pula angan-angan, akan tetapi apa yang bersemayam di dalam hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan, siapa yang mengucapkan yang baik dan melakukanyang baik maka ia diterima darinya, siapa yang mengucapkan yang baik namun melakukan yang buruk, maka tidak diterima darinya."

وقال بكر بن عبد الله المزنى : ما سبقهم أبو بكر بكثرة صيام ولا صلاة ولكن بشئ وقر في قلبه .
Bakar bin Abdullah al muzanni berkata, "abu Bakar tidak mengungguli mereka dengan banyaknya puasa dan sholat, akan tetapi dengan apa yang bersemayam di dalam hatinya.

والذين يدخلون النار ممن يقولها : إما أنهم لم يقولوها بالصدق واليقين التام ، أو قالوها واكتسبوا بعد ذلك سيئات رجحت على حسناتهم ، ثم ضعف لذلك صدقهم ويقينهم ، ثم لم يقولوها بعد ذلك بصدق ويقين تام ، لأن الذنوب قد أضعفت ذلك الصدق واليقين من قلوبهم ، فقولها من مثل هؤلاء لا يقوي على محو السيئات فترجح سيئاتهم على حسناتهم . انتهى ملخصاً .
Dan orang-orang yang masuk neraka dari mereka yang mengucapkannya, bisa jadi mereka tidak mengucapkannya dengan kebenaran dan keyakinan yang sempurna, bisa pula mereka mengucapkannya tetapi setelahnya mereka melakukan keburukan-keburukan yang mengalahkan kebaikan-kebaikan mereka, oleh karena itu keyakinan dan kebenaran merekapun melemah, kemudian setelah itu mereka tidak lagi mengucapkannya dengan keyakinan dan kebenaran yang sempurna, karena dosa-dosa telah melemahkan hal tersebut dalam hati mereka. Maka mengucapkannya spt yang dilakukan oleh orang-orang seperti itu tidak kuat menghapus keburukan-keburukan, maka keburukan merekapun mengalahkan kebaikannya. Demikian syaikhul Islam secara ringkas.

Disalin secara bebas dari buku Fathul Majid.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Give us your opinion