Tafsir Surat 'Abasa Bagian Pertama
Dalam surat ini yang dimaksudkan dengan orang yang bermuka masam adalah Rasulullah saw. Menurut Hamka, teguran kepada Nabi Muhammad saw dengan menggunakan bentuk persona ketiga (dia) dalam ayat ini menjadi bukti bahwa Allah ta’ala menghormati Nabi-Nya. (Tafsir al-Azhar 10/7888). Teguran ini menjadi lebih halus, karena Allah ta’ala tidak langsung menegurnya dengan (عَبَسْتَ) ‘abasta, yang berarti kamu telah bermuka masam. Lebih lanjut Hamka mengemukakan bahwa Allah menghendaki agar Nabi-Nya senantiasa berwajah manis kepada siapapun, apalagi terhadap objek dakwah dan anak didiknya.
Menurut al-Sya’rawi, kata ‘abasa merupakan teguran Allah kepada nabi-Nya. Hal ini adalah bukti kasih sayang-Nya kepada Rasululah saw. Melalui teguran itu Allah ta’ala menghendaki menjaga adab Nabi agar senantiasa dalam bimbingan-Nya. Teguran itu juga memastikan kepada seluruh manusia akan sifat amanah Nabi Muhammad saw, yang senantiasa menyampaikan firman Allah ta’ala sebagaimana adanya. Wallahu a’lam bishowab.
Sigit Suhandoyo
Daftar Pustaka
- Ibnu Darid, Zamharat al-Lughah, (Beirut: Dar al-‘Ilm, 1987).
- Abu Ibrahim al-Farabi, Mu’jam Diwan al-Adab, (Cairo: Muassasatu Dar al-Sya’b. 2003).
- Hamka, Tafsir al-Azhar, (Singapura: Pustaka Nasional, 1989)
- Mutawalli asy-Syarawi, Tafsir Juz 30, (Cairo: Akhbar al-Yaum, 2016)