Tafsir Surat An-Naba Bagian Pertama
Sigit Suhandoyo
Menurut pakar susatera, kata an-Naba’ hanya digunakan untuk berita yang spesial, luar biasa dan merupakan hal yang penting. Sehingga terkadang bukti nyata atas sebuah peristiwa juga disebut dengan an-Naba. (al-Kulliyat 886) Lebih lanjut menurutnya an-Naba adalah berita yang dipastikan benar, dan tidak mengandung kebohongan. Suatu berita disebut sebagai an-Naba dikarenakan memilki kemanfaatan yang besar dalam mengembangkan pengetahuan dan menghilangkan keraguan.(al-Kulliyat 900)
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh al-Zabidi. Menurutnya An-Naba’ terkadang dimaknai sebagai ilmu pengetahuan. Hal ini menggambarkan keutaamaan dari kebenaran isi suatu berita yang kemudian menyebabkan orang tergantung padanya. An-Naba merupakan berita yang mengarahkan orang untuk mengikuti isi berita. (Taj al-Arus 1/444)
Dalam surat an-Naba, kata ini dikaitkan dengan kata (العظيم) al-azhim, untuk menguatkan pesan bahwa berita tentang hari akhir bukanlah berita biasa tetapi luar biasa. Hari akhir adalah kebenaran yang pasti terjadi. Kejelasan peristiwanya didukung oleh informasi pengetahuan dan bukti-bukti nyata yang mengantarkan pada keyakinan, orang-orang yang tidak mau menerima isi berita ini dipastikan akan celaka. Wallahu a’lam bishowab.
Sigit Suhandoyo
Daftar Pustaka
- Abu al-Biqai al-Hanafi, al-Kuliyat Mu’jam fi al-Musthalahat wa al-Furuq al-Lughawiyah, (Beirut; Muassasatu al-Risalah, tth)
- Ibnu Faris, Mu’jam Maqayis al-Lughah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1979).
- Murtadha al-Zabidi, Taj al-‘Arus min Jawahir al-Qamus, (Mesir: Dar al-Hidayah, tth).