Tadabbur surat al baqarah ayat ke 28
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Mengapa kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, Lalu Allah menghidupkan kamu, Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, Kemudian kepada-Nya lah kamu dikembalikan.
Pemahaman Kalimat
kalimat tanya: bagaimana. كَيْفَ : الإستفهام
Tidak beriman terhadap keesaan Allah, kenabian, syari'at atau kepada ketiganya. تَكْفُرُونَ : كَفَرَ – يَكفُرُ –كُفْراً
Yang memisahkan kehidupan أَمْوَاتًا(ج) :مَاتَ – يَمُوتُ – مَوْتاً
Bertumbuh, hidup أَحْيَا : حَيِيَ – يَحْيَ – حَيَاةً
kembali تُرْجَعُونَ : رَجَعَ – يَرْجِعُ – رُجُوعًا
Kandungan Ayat
a. Kecaman Terhadap Pengingkaran Manusia
Ayat ini merupakan kecaman Allah terhadap manusia yang mengingkari-Nya. Bagaimana mungkin manusia akan kafir kepada Allah padahal Dia lah yang menghidupkan dan mematikan mereka.
Muhammad Ali as Shobuni berpendapat,
استفهام للتوبيخ و الإنكار و المعنى كيف تجحدون الخالق، و تنكرون الصانع
Ini adalah kalimat tanya yang berfungsi untuk menghinakan dan kecaman yang artinya bagaimana mungkin kamu mengingkari Allah Penciptamu.
Hal ini sebagaimana dikemukakan pula oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya,
يقول تعالى محتجًا على وجوده وقدرته، وأنه الخالق المتصرف في عباده: { كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ } أي: كيف تجحدون وجوده أو تعبدون معه غيره!
Allah ta'ala memberikan alasan atas wujud dan kekuasaan-Nya, bahwasanya Dialah pencipta yang berhak melakukan apa saja terhadap hambanya (mengapa kamu kafir kepada Allah) bagaimana mungkin kamu sekalian menyangkal wujud Allah atau hendak beribadah kepada-Nya dengan menyembah pula kepada selain-Nya.
{ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ } أي: قد كنتم عدمًا فأخرجكم إلى الوجود، كما قال تعالى: { أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ } [الطور: 35]
(padahal kamu tadinya mati kemudian Allah menghidupkan kamu) dahulunya kmu sekalian tidak ada, kemudian Allah menjadikanmu menjadi berwujud. Sebagaimana firman Allah ta'ala " apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?
Dalam tafsir al manar dituliskan kaitan ayat ini dengan ayat sebelumnya yang juga merupakan kecaman bagi orang-orang yang ingkar,
الْكَلَامُ مُتَّصِلٌ بِمَا قَبْلَهُ وَمُرْتَبِطٌ بِهِ ارْتِبَاطًا مُحْكَمًا ، وَالْخِطَابُ لِلْفَاسِقِينَ الَّذِينَ يَضِلُّونَ بِالْمَثَلِ
Kalam ini berhubungan dengan sebelumnya dan berkaitan secara hukum. Ia adalah kecaman bagi orang-orang fasik yang tersesat karena perumpamaan yang Allah berikan dalam alQur'an.
فَإِنَّهُ وَصَفَهُمْ أَوَّلًا بِنَقْضِ الْعَهْدِ الْإِلَهِيِّ الْمُوَثَّقِ ، وَقَطْعِ مَا أَمَرَ بِهِ سُبْحَانَهُ أَنْ يُوصَلَ ،
Maka sesungguhnya telah mensifati mereka dengan kefasikan kerena mereka telah melanggar perjanjian Allah setelah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka untuk menghubungkannya.
ثُمَّ بَعْدِ هَذَا الْبَيَانِ جَاءَ بِهَذَا الِاسْتِفْهَامِ التَّعَجُّبِيِّ عَنْ صِفَةِ كُفْرِهِمْ مُقْتَرِنًا بِالْبُرْهَانِ النَّاصِعِ عَلَى أَنَّهُ لَا وَجْهَ لَهُ وَلَا شُبْهَةَ تُسَوِّغُ الْإِقَامَةَ عَلَيْهِ
Setelah adanya penjelasan ini datanglah ayat yang berisi pertanyaan yang mengejutkan (kecaman) tentang sifat kekafiran mereka yang berkaitan dengan petunjuk yang nyata bahwa tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya dan tidak ada sesuatupun yang sanggup berdiri sejajar atau melebihi Allah.
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam fi dzilalil qur'an,
وعند هذا البيان الكاشف لآثار الكفر والفسوق في الأرض كلها يتوجه إلى الناس باستنكار كفرهم بالله المحيي المميت الخالق الرازق المدبر العليم
Ditengah penjelasan yang mengungkapkan berbagai dampak kekafiran dan kefasikan di muka bumi tersebut, disampaikan kecaman (istinkar) terhadap kekafiran manusia kepada Allah yang Maha Menghidupkan, Maha Mematikan, Maha Pencipta, Maha Pemberi Rizki, Maha Mengatur dan Maha Mengetahui.
Kekuasaan Allah menghidupkan yang mati adalah bukti yang seharusnya tidak terbantahkan oleh orang-orang kafir akan rububiyyahnya, namun orang kafir tetap saja mengingkarinya. Lebih lanjut Sayyid Quthb menjelaskannya,
والقرآن يواجه البشر بما لا بد لهم من مواجهته ، والاعتراف به ، والتسليم بمقتضياته
Al Qur'an menghadapkan manusia kepada sesuatu yang mau tidak mau harus dihadapi, harus diakui dan harus diterima segala konsekuensinya.
يواجههم بموكب حياتهم وأطوار وجودهم . لقد كانوا أمواتاً فأحياهم
Al Qur'an menghadapkan mereka kepada rangkaian proses kehidupan mereka dan fase-fase keberadaan mereka sebelumnya mereka mati kemudian Allah menghidupkan mereka.
كانوا في حالة موت فنقلهم منها إلى حالة حياة ولا مفر من مواجهة هذه الحقيقة التي لا تفسير لها إلا بالقدرة الخالقة
Sebelumnya mereka berada dalam keadaan mati kamudian Allah mengalihkannya kepada keadaan hidup, tidak ada alasan untuk mengelak dari hakikat yang tidak bisa ditafsirkan kecuali dengan kekuasaan Maha Pencipta ini.
والكفر بالله في مواجهة هذه الدلائل والآلاء كفر قبيح بشع ، مجرد من كل حجة أو سند
Maka kekafiran kepada Allah dihadapan berbagai bukti dan limpahan nikmat adalah merupakan kekafiran yang sangat buruk, keji dan tidak didukung hujjah atau sandaran apapun.
إنهم أحياء ، فيهم حياة . فمن الذي أنشأ لهم هذه الحياة؟ من الذي أوجد هذه الظاهرة الجديدة الزائدة على ما في الأرض من جماد ميت؟ إن طبيعة الحياة شيء آخر غير طبيعة الموت المحيط بها في الجمادات . فمن أين جاءت؟
Sesungguhnya mereka adalah mahluk hidup. Pada diri mereka ada kehidupan. Lalu siapakah yang menciptakan kehidupan mereka?
Siapakah yang menambahkan fenomena baru pada benda mati yang ada di muka bumi ini?
Sesungguhnya karakter kehidupan tidak sama dengan karakter kematian yang meliputi benda-benda mati. Lalu darimana datangnya kehidupan itu?
إنه لا جدوى من الهروب من مواجهة هذا السؤال الذي يلح على العقل والنفس؛ ولا سبيل كذلك لتعليل مجيئها بغير قدرة خالقة ذات طبيعة أخرى غير طبيعة المخلوقات .
Sungguh tidak ada gunanya mengelak dari pertanyaan yang terus mendesak akal dan jiwa ini. Tidak ada jalan untuk memberikan alasan bahwa kehidupan itu berasal bukan dari kekuasaan Maha Pencipta yang memiliki sifat lain bukan sifat mahluk.
من أين جاءت هذه الحياة التي تسلك في الأرض سلوكا آخر متميزاً عن كل ما عداها من الموات؟ . . لقد جاءت من عند الله . . هذا هو أقرب جواب
Darimana datangnya kehidupan yang menempuh jalan lain dan berbeda dari benda-benda mati di dunia ini? Sesungguhnya kehidupan itu berasal dari sisi Allah. Itulah jawaban yang paling dekat.
b. Pendapat-Pendapat Tentang Dua Kematian & Dua Kehidupan.
Beberapa riwayat dalam tafsir jami’ul bayan fi ta’wilil ayatil Qur’an mengungkapkan makna ini,
Pertama, kematian pertama adalah ketika manusia masih menjadi tanah dan kedua di alam kubur, kehidupan pertama adalah di dunia dan kedua di hari kebangkitan.
Telah diceritakan kepadaku dari al Minjab, ia berkata: berkata kepadaku Bisyr bin Imarah, dari Abi Rauq, dari ad Dhohak, dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah ta’ala( ya Rabb Kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan menghidupkan kamu dua kali pula) {al mukmin ayat 11)
قال: نتم تُرابًا قبل أن يخلقكم، فهذه ميتة، ثم أحياكم فخلقكم، فهذه إحياءة. ثم يميتكم فترجعون إلى القبور، فهذه ميتة أخرى. ثم يبعثكم يوم القيامة، فهذه إحياءة.فهما ميتتان وحياتان، فهو قوله:"كيف تكفرون بالله وكنتم أمواتًا فأحياكم ثم يميتكم ثم يحييكم، ثم إليه ترجعون"
Ia berpendapat: Pada saat itu kamu sekalian adalah debu (tanah) sebelum (kemudian) Allah menciptakan kamu sekalian, dan ini disebut fase kematian. Kemudian Allah menghidupkan kamu sekalian maka diciptakanlah kamu, ini disebut fase kehidupan. Kemudian Allah mematikan kamu lalu kamu sekalian dikembalukan kedalam kubur (tanah) inilah fase kematian berikutnya. Kemudian Allah berkehendak membangkitkan kamu sekalian pada hari kiamat, inilah fase kehidupan berikutnya. Dan kedua peristiwa ini dinamakan dua kematian dan dua kehidupan. Demikianlah yang dimaksud dengan firman Allah ta’ala : “ mengapa kamu ingkar….”
Kedua, kematian pertama adalah ketika manusia masih berada pada rusuk bapak mereka.
Berkata kepada kami tentang ayat tersebut Bisyr bin Mu’adz, ia berkata: berkata kepada kami Yazid bin Zurai’, dari Sa’id dari Qatadah tentang firman Allah, “mengapa kamu kafir…” ia berpendapat:
كانوا أمواتًا في أصلاب آبائهم ، فأحياهم الله وخلقهم، ثم أماتهم الموتة التي لا بد منها، ثم أحياهم للبعث يوم القيامة، فهما حياتان وموتتان
Mereka itu mati ketika masih berada pada rusuk bapak mereka, kemudian Allah menghidupkan mereka dengan cara menciptakan mereka, kemudian Allah mematikan mereka dengan kematian yang sudah seharusnya (kematian di dunia) kemudian Allah menghidupkan mereka untuk bangkit pada hari kiamat. Dua peristiwa ini disebut dua kehidupan dan dua kematian.
Ketiga, yang dimaksud kematian dan kehidupan adalah terkait dengan mati dan hidupnya daya ingat dalam proses tersebut.
Ibnu Jarir ath Thobari berpendapat makna ini adalah yang paling utama. Terkait dengan penjelasan ayat ini sebagaimana telah kami kemukakan pendapat dari Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud “padahal kamu tadinya mati”.
أمواتَ الذكر، خمولا في أصلاب آبائكم نطفًا، لا تُعرفون ولا تُذكرون: فأحياكم بإنشائكم بشرًا سويًّا حتى ذُكِرتم وعُرِفتم وحَيِيتم،
Adalah matinya daya ingat, yang tiada mengingat apapun ketika dalam keadaan menjadi nutfah dalam tulang rusuk bapakmu, pada kondisi ini mereka semua tidak mengetahui dan mengingat sesuatupun sampai kemudian Allah menghidupkan kamu sekalian dengan menjadikanmu seorang manusia yang sempurna yang dapat mengingat sesuatu, mengetahuhi sesuatu dan hidup
ثم يُميتكم بقبض أرواحكم وإعادتكم رُفاتًا لا تُعرفون ولا تُذكرون في البرزخ إلى يوم تبعثون،
Kemudian Allah mematikan kamu dengan mengambil kembali nyawamu dan mengambalikanmu kembali pada kehancurran yakni kamu sekalian kembali tidak mengetahui dan mengingat sesuatupun di alam barzah sampai saatnya kamu sekalian dibangkitkan pada hari kiamat.
ثم يحييكم بعد ذلك بنفخ الأرواح فيكم لبعث الساعة وصَيحة القيامة
Kemudian Allah kembali menghidupkan kamu sekalian setelah peristiwa yang demikian itu dengan meniupkan kembali nyawamu kepadamu untuk waktu berbangkit dan untuk memenuhi seruan hari kiamat.
c. Isyarat Allah Agar Manusia Mamanfaatkan Kehidupannya Yang Pertama.
Syaikh Muhammad Rasyhid Ridho memberikan hikmah dalam tafsirnya terkait dengan ayat ini,
إِلَّا مَا تَكُونُ بِهِ الْحَيَاةُ الثَّانِيَةُ أَرْقَى فِي مَرْتَبَةِ الْوُجُودِ وَأَكْمَلَ لِمَنْ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ فِي تِلْكَ ، وَأَدْنَى مِنْهَا وَأَسْفَلَ فِيمَنْ يَدُسُّونَهَا وَيُفْسِدُونَ فِطْرَتَهَا
Dalam kehidupan yang kedua ini martabat manusia dapat lebih tinggi dan lebih sempurna ketika seseorang itu membersihkan (mensucikan) diri mereka dan sebaliknya keadaan mereka pada kehidupan yang kedua dapat lebih rendah makanala mereka mengotori kehidupan (pertama) tersebut dan merusak fitrah kehidupan itu sendiri.
Sebagaimana firman Allah dalam surat asy syams,
(قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا)
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya.
Demikian pula Allah mengutus para Rasul untuk melakukan tugasnya menyeru manusia kepada-Nya. Agar manusia selamat dalam kehidupan keduanya.
وَيَبْعَثُ فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ ، وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ مِنْ قِيَامِ مَصَالِحِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الْأُولَى ، وَسَعَادَتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الْأُخْرَى ؟
Dan Allah mengutus seorang rasul dari golongan mereka sendiri untuk membacakan ayat-ayat Allah lalu kemudian mereka dapat mensucikan diri mereka dan diajarkan kepada mereka kitab dan hikmah dan diajarkan pula kepada mereka hal-hal yang tidak mereka ketahui agar menjadi kemaslahatan bagi kehidupan mereka yang pertama dan untuk kebahagiaan hidup mereka yang lain (akhirat).
d. Kepada Allah Manusia Kembali
Sesungguhnya inilah permasalahan terbesar kehidupan manusia, bahwa ia akan dikembalikan kepada Allah, sehingga dengan demikian dirinya akan dihisab dan dibalasi sesuai dengan amalannya. Hisab adalah sebuah keniscayaan, karenanya kehidupan menjadi baik dan teratur, jika tidak ada hisab maka merugilah manusia yang taat dan beruntunglah manusia yang diperbudak nafsunya selama di dunia.
Syaikh Muhammad Ali Ash Shobuni menegaskan tentang hal ini dalam tafsirnya,
ثمّ إليه ترجعون للحساب و الجزاء يوم النشور
Kemudian kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan adalah untuk dihisab dan diberikan balasan di hari berbangkit.
Demikian pula dikemukakan oleh Syaikh Muhammad Rasyid Ridho,
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا عَمِلْتُمْ ، وَيُحَاسِبُكُمْ عَلَى مَا قَدَّمْتُمْ ، وَيُجَازِيكُمْ بِهِ
Kemudian kepada Allahlah mereka dikembalikan maka pada hari itu diberitakan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat, dan dihitung apa yang telah mereka kerjakan, dan diberikan balasannya kepada mereka.
Al Imam Ibnu Jarir ath Thobari lebih jelas menggambarkan kondisi manusia ketika dibangkitkan,
لأن الله جل ثناؤه يحييهم في قبورهم قبلَ حشرهم، ثم يحشرهم لموقف الحساب، كما قال جل ذكره
Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung akan menghidupkan mereka dalam kuburan mereka sebelum mereka dihimpunkan. Kemudian Allah mengumpulkan mereka semua ke suatu tempat untuk dihitung segala amalannya, sebagaimana firman Allah dalam surat al ma’arij.
( يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الأجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ ) [سورة المعارج: 43]
Yaitu pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia) . Dan firman Allah dalam surat yasin.
وقالL وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الأجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ ) [سورة يس: 51]
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) Tuhan mereka.
Sayyid Quthb menutup pembahasan ayat ini dengan sebuah kesimpulan yang indah,
كما بدأكم تعودون ، وكما ذرأكم في الأرض تحشرون ، وكما انطلقتم بإرادته من عالم الموت إلى عالم الحياة ، ترجعون إليه ليمضي فيكم حكمه ويقضي فيكم قضاءه . .
Seperti pertama kali Allah menciptakan kamu, demikian pula kamu akan dikembalikan. Sebagaimana Allah menciptakan kamu di muka bumi, demikian pula kamu akan dikumpulkan. Sebagaimana kamu beralih dengan kehendak-Nya dari alam kematian ke alam kehidupan, demikian pula kamu akan kembali kepada-Nya untuk menerima keputusan dan ketentuan-Nya.
وهكذا في آية واحدة قصيرة يُفتح سجل الحياة كلها ويُطوى ، وتُعرض في ومضة صورة البشرية في قبضة البارئ : ينشرها من همود الموت أول مرة ، ثم يقبضها بيد الموت في الأولى ، ثم يحييها كرة أخرى ، وإليه مرجعها في الآخرة ، كما كانت منه نشأتها في الأولى
Demikianlah dalam satu ayat yang pendek lembaran kehidupan seluruhnya dibuka dan dilipat, dan dalam sekilas dipaparkan gambaran manusia yang tengah berada dalam genggaman Tuhan Yang Maha Pencipta. Dia membangkitkan pertama kali dari benda-benda mati, kemudian Dia menggenggamnya dengan tangan kematian yang pertama, kemudian Dia menghidupkannya lagi, lalu kepada-Nya mereka dikembalikan lagi di akhirat, Sebagaimana penciptaannya yang pertama kali berasal dari-Nya
. . وفي هذا الاستعراض السريع يرتسم ظل القدرة القادرة ، ويلقي في الحس إيحاءاته المؤثرة العميقة .
Dalam penjelasan singkat ini tergambarkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, dan tergores kesan yang mendalam di dalam jiwa.
Diadaptasi secara bebas dari:
Mushofa, Ibrahim et.al, Mu’jam al Wasith., Maktabah Islamiyyah Turki. tt.
Ath-Thobari, Muhammad bin Jarir, Jami’ul Bayan fi Tafsiril Ayatil Qur’an, Maktabah Syamilah.
Ibnu Katsir, Imaduddin, Tafsir al Qur’anul Adzhim, Maktabah Syamilah.
As Shobuni, Muhammad Ali, Shofwatu at Tafaasir, Daarus Shobuni, Makkah al Mukarramah, tt
Rasyid, Muhammad, Tafsir al Qur’anul Hakiim (Tafsir al Manar), maktabah syamilah.
Quthb, Sayyid, Fii Dzilal al Qur’an, Darus Syuruq, Mesir, Cet 10 1982M.