Pengertian Tazkiyah & Tadsiyah



Penyucian atau at tazkiyah dalam bahasa arab berasal dari kata zakaa - yazku  - zakaa-an yang berarti suci. At tazkiyah berarti (النَّمَاءُ وَالْبَرَكَةُ وَزِيَادَةُ الْخَيْرِ) tumbuh, suci dan berkah.[1]

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa at tazkiyah adalah menjadikan sesuatu menjadi suci baik zatnya maupun keyakinan dan fisiknya. (وَالتَّزْكِيَةُ جَعْلُ الشَّيْءِ زَكِيًّا: إمَّا فِي ذَاتِهِ وَإِمَّا فِي الِاعْتِقَادِ وَالْخَبَرِ)[2]

Allah ta’ala mensifati orang-orang yang menyucikan jiwa itu dengan keberuntungan dan mensifati orang-orang yang mengotorinya dengan kerugian. 

Allah ta’ala berfirman ,
ق فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) َدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyuci-kan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (asy  syams).

Ibnu jarir ath thobari menafsirkan bahwa orang-orang yang beruntung adalah mereka yang Allah sucikan jiwanya dari kekufuran dan kemaksiatan, serta memperbaikinya dengan amal sholeh. (قد أفلح من زكَّى الله نفسه، فكثَّر تطهيرها من الكفر والمعاصي، وأصلحها بالصالحات من الأعمال).[3]
           
Untuk mendapatkan keberuntungan tersebut dari Allah ta’ala ibnu katsir menjelaskan bahwa manusia harus menempuh jalan yaitu mentaati Allah, membersihkan jiwanya dari akhlaq tercela serta membersihkan jiwa dari berbagai hal yang hina.[4]
           
Sedangkan at tadsiyah atau pengotoran jiwa adalah menenggelamkan jiwa kedalam dosa dan kemaksiatan.[5] Ibnul qayyim al jauziyah menafsirkan (قد خاب وخسر من أخفاها ، وحقرها وصغرها بمعصية اللّه) sungguh merugi orang yang menyembunyikan, merendahkan dan menghinakan jiwanya dengan kemaksiatan kepada Allah[6]
           
Orang-orang yang mengotori jiwanya adalah mereka yang tersesat dari jalan kebaikan. Ath thobari menafsirkan mereka merugi karena tidak mendapatkan kebaikan bagi dirinya sendiri dalam perjalanannya menempuh kehidupan.[7]
           
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa sesunggunya Allah memberikan dua jalan bagi manusia yaitu kebaikan dan keburukan. Orang-orang yang menempuhi jalan kebaikan dengan mentaati Allah dan meninggalkan perbuatan hina maka merekalah yang menempuh jalan tazkiyah, merekalah orang-orang yang beruntung. Sedangkan mereka yang merugi adalah yang tersesat, memilih jalan tadsiyah, dengan menenggelamkan jiwanya ke dalam kemaksiatan. 
Wallahu a’lam

Catatan Pustaka
[1] Ibnu Taimiyah : Majmu al Fatawa. Saudi Arabia: Percetakan Mushaf Raja Fahd . 1416 H, 10/97.
[2] Idem
[3] Imam Ibnu Jarir ath Thobari: Jami’ al Bayan an Ta’wil Ayi al Qur’an. Beirut: Muassasah ar Risalah, 1420 H, 24/454.
[4] Imam Imaduddin Ibnu Katsir: Tafsir al Qur-an al Adzhim. Daar thoyyibah li an nashr wa at tauzi’, 1420 H, 8/412
[5] Majmu al fatawa 10/628
[6] Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah: Tafsir al Qur’an al Karim. Beirut: Daar wa Maktabah al Hilal. 1410 H, 571.
[7] Jami’ al Bayan an Ta’wil Ayi al Qur’an, 24/457.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

3 komentar