وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45) الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُوا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (46)
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.
Yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhan mereka dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Pemahaman Kalimat
Meminta pertolongan kepadanya اسْتَعِينُوا : يَطْلُبُ مِنْهُ العَونَ
Terus bersabar dan tidak mengeluh صَّبْر : تَجَلَّدَ وَ لَم يَجْزَعْ
Permohonan dan kasih sayang الصَّلاة : الدُعاءُ، الرَحمَةُ
Tunduk, patuh dan takut الْخَاشِعِينَ : خَضَعَ وَ ذَلَّ و خاَفَ
Mengetahuinya tanpa keyakinan يَظُنُّونَ : عَلِمَهُ بِغَيْر يَقِينٌ
Menerimanya dan menemuinya مُلَاقُوا : قَابَلَهُ و صَدَفهُ
Kembalinya pandangan kepadanya رَاجِعُونَ : أَعَادَ النَظَرَ فِيهِ
Pemahaman Ayat
a. Perintah Untuk Memohon Pertolongan Kepada Allah.
Al Imam Imaduddin Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini adalah perintah bagi manusia agar mereka menjadikan sabar dan sholat sebagai sarana mereka memohon pertolongan kepada Allah,
يقول تعالى آمرًا عبيده، فيما يؤمّلون من خير الدنيا والآخرة، بالاستعانة بالصبر والصلاة
Allah ta'ala berfirman seraya memerintahkan hamba-hamba-Nya agar mereka dapat meraih kebaikan dunia dan akhirat yang mereka dambakan dengan menjadikan sabar dan sholat sebagai sarana permohonan.
Demikian pula yang dikatakan Muqatil Ibnu Hayyan dalam tafsir ayat ini,
استعينوا على طلب الآخرة بالصبر على الفرائض، والصلاة
Minta tolonglah kalian untuk memperoleh kebaikan akhirat dengan cara menjadikan sabar dalam mengerjakan amal-amal fardhu dan sholat sebagai sarananya.
Perintah memohon pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat terulang pada surat al baqarah 153. Juga perintah bersabar setelah memohon pertolongan kepada Allah pada surat al A'raf 128. Sedangkan dalam surat yusuf 18 nabi Ya'qub mengaitkan kesabarannya dengan Allah sebagai sebaik-baik tempat memohon pertolongan. Lihat al mu'jamul mufahras li alfadzil quranil karim
Dr. Sa'id Hawwa berpendapat mengenai ayat ini,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاةِ على حوائجكم إلى الله، و على البلايا و النوائب، و على القيام بأمره كله، و على يترئب من القيام بالأوامر السابقة من وفاء بالعهود و الجهر بالحق و الأمر بالبر و الالتزام به.
Mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat untuk berbagai kebutuhan kepada Allah, untuk menghadapi berbagai cobaan, untuk melakukan semua perintah Allah, menghadapi berbagai dampak yang timbul akibat melaksanakan perintah-perintah, seperti memenuhi janji, mengungkap kebenaran, menyuruh berbuat kebaikan dan komitmen dengannya.
b. Sabar Dalam Perspektif Ayat
Sabar secara bahasa adalah al habsu (menahan). Contohnya; (وقتل فلان صبرا أي امسك وحبس حتى أتلف) berarti sifulan dibunuh dengan cara dikurung, yakni dikurung dan ditahan hingga meninggal. Al Qurthubi Maka yang dimaksud sabar dalam ayat ini adalah, الكف عن المعاصي menahan diri terhadap perbuatan-perbuatan maksiat. Ibnu katsir
Menurut Mujahid, sabar yang dimaksud dalam ayat ini adalah puasa. Oleh karena itulah Ramadhan disebut dengan bulan kesabaran. Dengan demikian puasa dan sholat - menurut pendapat ini – yang terdapat pada ayat ini sesuai. Puasa mengendalikan syahwat dan mengarahkan manusia zuhud dari dunia, sedangkan sholat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Al Qurthubi
Sufyan as Sauri meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Jaryu ibnu Kulaib dari seorang lelaki bani tamim, dari nabi saw, bahwa nabi saw pernah bersabda: الصوم نصف الصبر Puasa itu setengah kesabaran.
Al Faruq ra, pernah mengatakan bahwa sabar itu ada dua macam, yaitu;
صبر عند المصيبة حسن، وأحسن منه الصبر عن محارم الله
Sabar di saat musibah, hal ini baik. Dan yang lebih baik adalah sabar terhadap hal-hal yang diharamkan Allah.
Sa'id bin Jubair ra mengatakan,
الصبر اعتراف العبد لله بما أصاب فيه، واحتسابه عند الله ورجاء ثوابه
Sabar itu merupakan pengakuan seorang hamba kepada Allah bahwa musibah yang menimpanya itu dari sisi Allah dengan mengharapkan ridha Allah dan pahala yang ada di sisi-Nya.
Abul Aliyah mengatakan sehubungan denggan ayat ini,
الصَّبْر على مرضاة الله، واعلموا أنها من طاعة الله
Sabar dalam melakukan hal-hal yang diridhoi oleh Allah dan ketahuilah bahwa sholat itu merupakan amal taat kepada Allah.
Yahya bin al Yaman berkata,
الصبر ألا تتمنى حالة سوى ما رزقك الله والرضا بما قضى الله من أمر دنياك وآخرتك
Sabar adalah tidak mengandai-andai situasi, selain apa yang Allah karuniakan kepadamu, serta ridha terhadap yang Allah putuskan untukmu terkait dengan urusan dunia dan akhiratmu.
Asy Sya'bi berkata Ali ra berkata,
الصبر من الإيمان بمنزلة الرأس من الجسد
Sabar itu sebagian dari keimanan, seperti kepala yang merupakan bagian dari tubuh.
Ath Thobari berkata,
وصدق علي رضي الله عنه وذلك أن الإيمان معرفة بالقلب وإقرار باللسان وعمل بالجوارح فمن لم يصبر على العمل بجوارحه لم يستحق الإيمان بالإطلاق
Alangkah benar Ali, sebab iman adalah mengenal Allah dengan hati, menetapkannya dengan lidah dan mengerjakan dengan anggota tubuh. Maka barangsiapa yang tidak bersabar dalam melakukan perbuatan dengan anggota tubuhnya, sesungguhnya dia tidak berhak atas keimanan secara absolut. Al Qurthubi
Ada juga yang menafsirkan sabar dengan memulangkan segala persoalan kepada Allah, berdasarkan firman Allah, "dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
Dengan demikian sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah maupun sabar dalam meninggalkan yang dilarang Allah serta kesabaran dalam menempuh ujian, penderitaan maupun musibah yang Allah berikan adalah tarbiyyah dari Allah. Ia merupakan akhlak utama para nabi dan orang-orang shalih. Sabar juga merupakan akhlak utama yang diperlukan seorang pemimpin.
Demikian agungnya amalan sabar ini, sehingga Allah menjelaskan bahwa pahala orang-orang yang sabar adalah tidak terbatas.
إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Az zumar 10
c. Sholat Dalam Perspektif Ayat
al Imam Imaduddin bin Katsir mengatakan sesungguhnya sholat merupakan penolong yang paling besar untuk memperteguh diri dalam melakukan suatu perkara, seperti yang dalam firman Allah pada surat al ankabut ayat 45
{ اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al kitab (al Qur'an), dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain).
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman ra, pernah mengatakan:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى
Rasulullah saw bila mengalami suatu perkara maka beliau selalu sholat.
Demikian pula Sayyid Quthub menegaskan urgensi sholat dalam tafsirnya,
ولقد كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إذا حزبه أمر فزع إلى الصلاة ، وهو الوثيق الصلة بربه الموصول الروح بالوحي والإلهام . .
Demikianlah Rasulullah saw bila menghadapi persoalan beliau segera sholat, padahal beliau adalah orang yang sangat erat hubungannya dengan Rabb nya dan sangat akrab dengan wahyu dan ilham..
إن الصلاة صلة ولقاء بين العبد والرب . صلة يستمد منها القلب قوة ، وتحس فيها الروح صلة؛ وتجد فيها النفس زاداً أنفس من أعراض الحياة الدنيا . .
Sesungguhnya sholat adalah hubungan dan pertemuan antara hamba dan Tuhan. Hubungan yang memberikan kekuatan kepada hati dan menumbuhkan rasa dekat pada ruh, dan memasok jiwa dengan bekal yang lebih berharga dari segala perhiasan kehidupan dunia.
وما يزال هذا الينبوع الدافق في متناول كل مؤمن يريد زاداً للطريق ، وريّاً في الهجير ، ومدداً حين ينقطع المدد ، ورصيداً حين ينفد الرصيد .
Sumber yang tak pernah kering ini senantiasa dengan mudah bisa didapatkan setiap mukmin yang menginginkan bekal perjalanan, mata air ditengah terik panas, pasokan ketika tidak ada lagi pasokan dan perbekalan ketika tak ada lagi perbekalan…
Sholat yang sempurna adalah,
هي التى يراعى العبد فيها ما يجب فيها من إخلاص القلب و دفع الوساوس الشيطانية و الهواجس النفسانية، و مراعة الآداب و الخشوع و استحضار العلم بأنه انتصب بين يدي جبار السموات و الأبض.
sholat dimana seorang hamba melengkapi semua persyaratannya, mulai dari ketulusan hati, menjauhkan was-was setan, menghindari godaan jiwa, memperhatikan aturan khusyu' dan menyadari sepenuhnya bahwa yang bersangkutan sedang berada di hadapan Penguasa langit dan bumi.
Dr. Sa'id Hawwa mengatakan pengertian sholat dalam ayat ini selain sebagaimana sholat yang kita fahami juga bisa diartikan dengan do'a yang merupakan pengartian secara bahasa.
d. Perkara Yang Berat.
Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat tentang maksud dhamir (kata ganti) ha pada kata innaha (sesungguhnya yang demikian itu). Imam al Qurthubi menjelaskan,
Pertama, dhamir tersebut kembali kepada sholat secara khusus. Sebab sholat itu sangat berat bagi jiwa manusia tidak sebagaimana puasa -- bagi yang mendefinisikan sabar itu puasa--, sebab sholat adalah pemenjaraan diri dari semua hawa nafsu sedangkan dalam puasa hanya melarang sebagian dari hawa nafsu manusia. Al Qurthubi
Pendapat ini adalah yang di kemukakan pula oleh Mujahid dan dipilih oleh Ibnu Jarir ath Thobari.Imaduddin Ibnu Katsir Menurut Dr Sa'id Hawwa ini adalah pendapat yang paling kuat.
Pendapat Kedua, dhamir tersebut kembali kepada sholat dan sabar. Akan tetapi ia menjadi kinayah (kiasan) untuk sesuatu yang lebih mayoritas yaitu sholat.
Akan tetapi dapat pula diinterpretasikan bahwa kata ganti tersebut kembali kepada apa yang ditunjukkan oleh konteks kalimat, yaitu wasiat akan hal tersebut. sehingga dapat juga disimpulkan bahwa (innaha lakabirah) artinya sesungguhnya hal itu (menjadikan sabar dan sholat) benar-benar merupakan permasalahan yang besar kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. Lihat tafsir al qur'anul adzhim
Ada juga yang berpendapat bahwa dhamir itu kembali kepada mashdar, yaitu isti'anah (permintaan tolong) yang dikehendaki oleh firman Allah "dan mintalah pertolongan"
Sholat sebagai sarana merendahkan diri dihadapan Allah sesungguhnya menjadi hal utama untuk dikerjakan secara khusyu' sebab dengan demikiSayyid Quthb,
إن هذه الدعوة إلى الاعتراف بالحق في وجه هذه العوامل كبيرة وصعبة وشاقة ، إلا على الخاشعين الخاضعين لله ، الشاعرين بخشيته وتقواه ، الواثقين بلقائه والرجعة إليه عن يقين .
sesungguhnya ajakan untuk mengakui kebenaran dihadapan factor-faktor tersebut sangatlah berat dan sulit kecuali bagi orang-orang yang khusyu' dan tunduk kepada Allah, orang-orang yang merasa takut kepada-Nya, orang-orang yang meyakini pertemuan dengan-Nya dan percaya pasti akan kembali kepada-Nya.
وأول المشقات مشقة النزول عن القيادة والرياسة والنفع والكسب احتراماً للحق وإيثاراً له واعترافاً بالحقيقة وخضوعاً لها .
Terutama sekali kesulitan untuk lengser dari kepemimpinan, kekuasaan, kepentingan dan fasilitas demi menghormati dan mengutamakan kebenaran demi mengakui dan tunduk kepada hakikat yang sebenarnya.
e. Khusyu Dalam Perspektif Ayat
al Khasyi'un adalah jamak dari kata Khasyi' yaitu al mutawaadhi' yaitu orang yang merendahkan diri. Sedangkan khusyu adalah: (هيئة في النفس يظهر منها في الجوارح سكون وتواضع) kondisi di dalam jiwa yang tercermin pada anggota tubuh dengan adanya ketenangan dan kerendahan diri. Al Qurthubi
Qatadah berkata," الخشوع في القلب وهو الخوف وغض البصر في الصلاة "
Khusyu' itu berada di dalam hati. Ia adalah perasaan takut dan menundukkan pandangan di dalam sholat.
Ibnu Abu Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang dimaksud orang-orang yang khusyu adalah
المصدّقين بما أنزل الله
Orang-orang yang percaya kepada Kitab yang diturunkan Allah.
Menurut adh dhohak,
الخاضعين لطاعته، الخائفين سَطَواته، المصدقين بوعده ووعيده
Orang-orang yang tunduk, patuh dan taat kepada-Nya, takut kepada pembalasan-Nya, serta percaya kepada janji dan ancaman-Nya.
Ibnu Jarir mengatakan,
المتواضعين لله المستكينين لطاعته المتذللين من مخافته.
Orang-orang yang rendah diri, berpegang teguh kepada ketaatan dan merasa hina karena takut kepada Allah.
Dr. Sa'id Hawwa berpendapat,
الإخبات لله و التطامن، أو هو الخوف و التواضع و الخضوع الذى هو اللين و الإنقياد. فا الخاسع: هو من أيقن بلقاء الجزاء في الأخرة فهذا يعمل على حسب ذلك.
Merendahkan diri dihadapan Allah, takut, tunduk dan patuh yang penuh kelemah lembutan dan sesuai dengan aturan. Orang yang khusyu' adalah orang yang yakin akan bertemu balasan Allah di akhirat kelak dan untuk meraih itu mereka terus beramal.
Sahl bin Abdullah berkata, "لا يكون خاشعا حتى تخشع كل شعرة على جسده" seseorang tidak akan menjadi orang yang khusyu' sampai setiap rambut yang ada pada tubuhnya menjadi khusyu'. Sebagaimana firman Allah:
تقشعر منه جلود الذين يخشون ربهم
Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya. (az zumar 23)
Demikianlah kekhusyu'an yang benar dan terpuji. Perasaan takut yang bersemayam dalam hati orang-orang beriman pasti akan menimbulkan kekhusyu'an yang sesungguhnya.
f. Karakter Orang-Orang Khusyu'
Allah ta'ala menjelaskan kepada kita karakter orang-orang yang khusyu dengan firman-Nya,
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa meraka akan kembali kepada-Nya.
Al Imam Imaduddin bin Katsir berpendapat,
محشورون إليه يوم القيامة، معروضون عليه، أمورهم راجعة إلى مشيئته، يحكم فيها ما يشاء بعدله.
Mereka meyakini bahwa mereka pasti dihimpun dan dihadapkan kepada-Nya di hari kiamat kelak, segala urusan mereka kembali kepada kehendak-Nya, dan Allah memutuskannya menurut apa yang dikehendaki-Nya dengan adil.
Ibnu Jarir mengungkapkan, penggunaan kata dzan dalam bahasa arab bisa berarti dugaan bisa juga berarti keraguan. Lafaz dzan juga banyak dipakai untuk menunjukkan pengertian yakin.
Sebagaimana firman Allah ta'ala dalam surat al kahfi 53,
وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُمْ مُوَاقِعُوهَا
Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa meraka akan jatuh kedalamnya.
Juga dalam surat al haaqqah 20,
إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلاقٍ حِسَابِيَهْ
Sesungguhnya aku yakin bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.
Sayyid Quthub berpendapat mengenai ayat ini,
واليقين بالرجعة إليه وحده في كل الأمور . . هو مناط الصبر والاحتمال؛ وهو مناط التقوى والحساسية . كما أنه مناط الوزن الصحيح للقيم : قيم الدنيا وقيم الآخرة .
Dan meyakini akan kembali kepada-Nya semata dalam segala persoalan adalah merupakan rahasia terletaknya kesabaran dan ketabahan, rahasia terletaknya ketaqwaan dan sensitivitas. Sebagaimana juga merupakan rahasia terletaknya timbangan yang benar bagi segala nilai: nilai-nilai dunia dan nilai-nilai akhirat.
ومتى استقام الميزان في هذه القيم بدت الدنيا كلها ثمناً قليلاً ، وعرضاً هزيلاً؛ وبدت الآخرة على حقيقتها ، التي لا يتردد عاقل في اختيارها وإيثارها .
Bila timbangan tentang berbagai nilai ini benar maka dunia seluruhnya akan terlihat sebagai harga yang rendah dan harta yang tidak berharga, sedangkan akhirat akan Nampak secara hakiki sehingga orang yang berakal sehat pasti akan memilih dan mengutamakannya.
Dr. Sa'id Hawwa berpendapat tentang ayat ini,
لقاء الله: فسر بلقاء جزائه، و فسر برؤيته و معاينته بلا كيف، و فسر الرجوع: بالعود إليه في الأخرة، و فسر بعود الأمور كلها إلى مشيئته و حكمه.
Bertemu dengan Allah dapat diartikan dengan bertemu pahala yang disediakan-Nya. Melihat Allah berarti benar-benar melihat Allah meskipun tidak kita ketahui caranya, pulang kepada-Nya diakhirat kelak, serta kembalinya semua persoalan kepada kehendak dan hikmah-Nya.
g. Taujih Rabbaniyyah
Ibnu Jarir mengatakan makna ayat secara global ini adalah,
واستعينوا أيها الأحبار من أهل الكتاب، بحبس أنفسكم على طاعة الله وبإقامة الصلاة المانعة من الفحشاء والمنكر، المقربة من رضا الله، العظيمة إقامتها إلا على المتواضعين لله المستكينين لطاعته المتذللين من مخافته.
Hai para ulama ahli kitab, jadikanlah sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan sebagai penolong kalian dirikanlah sholat, mengingat sholat dapat mencegah daro perbuatan keji dan mungkar, mendekatkan diri kepada keridhoan Allah dan berat dikerjakannya kecuali bagi orang-orang yang khusyu, yaitu orang-orang yang rendah diri, berpegang teguh kepada ketaatan, dan merasa hina kareka takut kepada Allah.
Imaduddin bin Katsir berpendapat sekalipun khitab dalam konteks peringatan ini ditujukan kepada bani israil namun bukan hanya ditujukan kepada mereka saja secara khusus, melainkan pengertiannya umum mencakup selain mereka.
Hal ini juga dikemukakan oleh Sayyid Quthb,
وكذلك يجد المتدبر للقرآن في التوجيه الذي قصد به بنو إسرائيل أول مرة ، توجيهاً دائماً مستمر الإيحاء للجميع . .
Demikian pula, orang yang mentadabburkan alQur-an pasti akan menyadari bahwa pengarahan yang pada mulanya ditujukan kepada Bani Israil itu juga merupakan pengarahan yang ditujukan kepada semua manusia.
إنه ما من آية في القرآن إلا و هي موجهة المؤمنين بشكل من الأشكال لأنهم هم المستفيدون وحدهم من كتاب الله. و على هذا فمل مرّ وما يمرّ لابد أن تعريف فيه هذه القاعدة ني تأخذ خطنا من كل آية
Saya berpendapat, setiap ayat dalam al Qur'an diarahkan kepada orang-orang beriman, dengan satu cara maupun cara lain. Karena hanya orang berimanlah yang mengambil manfaat dari kitabullah. berdasarkan hal itu kita perlu camkan kaidah ini agar kita dapat mengambil bagian kita dari setiap ayat al Qur'an.
فإذا يقصّ الله علينا شيئاً حدث لبني إسرائيل فلكي نأخذ منه العبرة. و هكذا الشأن في كل آية
Bila Allah menceritakan kepada kita suatu peristiwa yang dialami Bani Israil, maka itu berarti Dia menyuruh kita mengambil pelajaran dari peristiwa itu. Begitulah keadaan semua ayat al Qur'an.
Diadaptasi secara bebas dari:
al Mu'jamul Mufahras li Alfadhil Qur-anil Karim oleh Muhammad Fu'ad Abdul Baqi.
Mu’jam al Wasith oleh Mushofa, Ibrahim et.al.
Al Jami' li Ahkamil Qur'an wal Mubayyin lima Tadhamanahu minas Sunnah wa ayil Qur'an oleh Abu Abdillah Muhammad Al Qurthubi
Jami'ul Bayan fi Ta'wilil Ayatil Qur'an, oleh Muhammad bin Jarir Ath-Thobari
Tafsir al Qur'anul Adzhim, oleh Imaduddin Ibnu Katsir
Al Asas fi Tafsir, oleh Dr. Sa'id Hawwa
Fii Dzilalil Qur'an oleh Dr. Sayyid Quthb