Ghurur : Tipudaya Kehidupan Dunia



يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ  
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS fathir; 35:5)

Definisi  Ghurur

Ibnu sayyidah berkata al gharur[1] berarti (الدُّنيا، صفة غالبة) dunia dengan segala sifatnya yang mendominasi. Al gharar berarti (الْخَطَرُ) bahaya. Dalam lisan al Arab lafaz gharar[2] berarti (خدعه وأَطعمه بِالْبَاطِلِ) menipu dan memakan sesuatu secara batil.

Sa’id bin Jubair ra, menjelaskan ghurur[3] dalam tiga bentuk sebagai berikut,

Dunia (الْغِرَّةُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا أَنْ يَغْتَرَّ بِهَا وَتَشْغَلَهُ) Lengah terhadap kehidupan dunia hingga menjadikan tertipu dan lalai.

Akhirat (الْغِرَّةُ عَنِ الْآخِرَةِ أَنْ يُمَهِّدَ لَهَا وَيَعْمَلُ لَهَا كَقَوْلِ الْعَبْدِ إِذَا أَفْضَى إِلَى الْآخِرَةِ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي) Lengah terhadap kehidupan akhirat dengan beramal untuknya, sebagaimana perkataan seorang hamba ketika datang akhirat, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shaleh) untuk hidupku ini.” Al fajr 24

Allah (أَنْ يَكُونَ الْعَبْدُ فُي مَعْصِيَةِ اللَّهِ وَيَتَمَنَّى على الله المغفرة) menjadi seorang hamba yang bermaksiat kepada Allah lalu berangan-angan mendapatkan ampunan dari-Nya

Beberapa Fenomena Keterpedayaan Manusia Dalam al Qur’an

Kebencian manusia untuk berjihad dan berperang.
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” alBaqarah, 2: 216.

Ketidaksabaran suami atas istrinya.
Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. anNisa, 4: 19

Kealpaan manusia akan hisab atas dirinya
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? alAnkabut, 29:2.

Kesalahfahaman manusia akan keadilan Allah.
Dan janganlah kau kira Allah lalai terhadap perbuatan orang-orang yang zhalim. Kami hanyalah menunda mereka sampai suatu hari, saat seluruh mata membelalak. Mereka datang dengan bergegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepala, sedang mata mereka tak berkedip dan hati mereka hampa. Ibrahim, 14:42-43.

Ketidakyakinan manusia akan jalan kebenaran
Dan janganlah sekali-kali engkau mengira Allah menyalahi janji-Nya kepada para rasul-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan menguasai pembalasan. Ibrahim, 14:47.

Terapi Penyakit Ghurur

Ikhlas dan mengikuti syari’at dalam beribadah.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
لَنْ يُنَجِّيَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ» قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِرَحْمَةٍ، سَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَاغْدُوا وَرُوحُوا، وَشَيْءٌ مِنَ الدُّلْجَةِ، وَالقَصْدَ القَصْدَ تَبْلُغُوا
Tidaklah amalan dari setiap kalian akan menyelamatkan dirinya (dari azab Allah & memasukkannya ke surga) Para sahabat bertanya, “apakah engkau juga demikian wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “demikian pula aku” kecuali Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada ku, maka berlaku luruslah dan medekatlah, beramallah diwaktu pagi, petang dan sebagian dari malam, berlakulah yang sederhana, berlakulah yang sederhana, niscaya kalian akan sampai”[4]

Berakhlaq mulia, meninggalkan debat & segala bentuk dusta.
Dari Abu Umamah ra, Rasulullah saw bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
Aku menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun ia benar. Sebuah rumah ditengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, meskipun dalam bergurau, dan sebuah rumah di bagian atas surga bagi orang yang baik akhlaqnya.[5]
                                                            
Hasbunallah wa ni’mal wakiil

[1] Ibnu sayyidah : al Muhkam wal Muhith al A’dham, Beirut: Daar al Kutub al ‘Ilmiyyah, 1421 H, Juz 5, hlm 360.
[2] Ibnu  Mandzhur : Lisan al ‘Arab, Beirut: Daar ash Shadr, 1414 H, Juz 5, hlm 11.
[3] Ibnu Abi Hatim ar Razi : Tafsir al Qur’an al Kariim Li Ibni Abi Hatim, Saudi Arabia : Maktabah Musthofa al Baaz, 1419 H, Juz 10, hlm 3171.
[4] Al Bukhari: Shahih al Bukhari, Beirut : Daar Thuuq an Najah, 1422H, Juz 8, hlm 98 hadits ke 6463. Diriwayatkan pula oleh Muslim 4/2169 hadits ke 2896 dan Ahmad 16/179 hadits ke 10256.
[5] Abu Dawud as Sijjistany : Sunan Abu Dawud, Beirut : Maktabah al ‘Ashriyyah, juz 4, hlm 253 hadits ke 4800. Menurut al Albany hadits ini hasan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Give us your opinion