Al Quran sebagai sumber ajaran Islam juga telah menjelaskan panduan dan petunjuk untuk orang-orang yang menempuh jalan dakwah ini. Panduan yang memberi arah yang benar dari Yang Menurunkan ajaran ini.
Al Quran merupakan sebuah kitab dakwah. Yang memiliki ruh pembangkit. Yang berfungsi sebagai penguat. Yang menjadi tempat berpijak. Yang berperan sebagai penjaga, penerang dan penjelas. Dia merupakan tempat kembali satu-satunya bagi para penyeru dakwah dalam mengambil rujukan, dalam melakukan kegiatan dakwah dan menyusun suatu konsep gerakan dakwah selanjutnya.[1] Seyogyanya kepada panduan itulah para da’i mengambil petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknisnya.
Jika kita merenungi Al Quran, maka kita akan mengetahui bahwa ketika Allah memerintahkan Rasulullah saw untuk berdakwah, Dia tidak membiarkannya memilih sendiri cara dan metode dakwahnya, meskipun Nabi Muhammad memiliki semua sifat kesempurnaan seperti akal yang cerdas, akhlaq yang tinggi dan hati yang tulus. Allah menetapkan dalam Al Quran metode-metode dakwah yang baik guna mencapai hasil maksimal.
Dalam Al Quran, banyak tuntunan metode dan cara-cara menyampaikan dakwah, seperti,
ومن أحسن قولا ممن دعا إلى الله وعمل صالحا وقال إنني من المسلمين
Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Fushshilat 33).
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An Nahl 125)
Maka tidak ada rangkaian kata yang lebih indah dari pada untaian seruan kepada agama Allah, mengajak berbuat kebaikan dan beramal shaleh. Sekiranya kaum muslimin bersama-sama berdiri tegak di atas jalan ini, dengan cara-cara yang baik yang diajarkan Al Quran, maka cahaya kebenaran semakin terang menyingkap gelapnya kebodohan, ketidaktahuan dan ketidakpedulian. Menandingi rayuan syetan dan hawa nafsu, untuk kemudian mengalahkannya. Karena Al Quran sengaja diturunkan untuk merobah keadaan manusia secara mendasar, totalitas dan besar-besaran.[2]
[1] Sayyid Qutb, Fiqih Dakwah, Maudhu’at fi ad Da’wah wa al Harakah, alih bahasa Suwardi Effendi HS dan Ah. Rosyid Asyofi Lc. Pustaka Amani, Jakarta, 1995, h.1.
[2] Sayyid Quthb, ibid, h.2.