Tulang Rusuk Yang Bengkok


Sigit Suhandoyo. 

Hawa. Para penafsir muslim menuturkan penciptaan wanita pertama ini dari tulang rusuk Adam as. Sebut saja ath-Thobari (w.310H), Mahaguru tafsir dari lereng Alborz ini mengutip pendapat Qatadah.(1)  Tulang rusuk sebelah kiri, kata Ibnu Mundzir (w.319H) setelah mengutip riwayat Abdullah bin ‘Amr.(2)  Tulang rusuk paling bawah, sahut Ibnu Abi Hatim (w.327H) dalam kutipannya dari adh Dhahak.(3) 


Karena Allah mengambil tulang rusuk yang bengkok ini untuk menciptakan Hawa. Maka para pria harus memperlakukan wanita dengan lembut dan sabar. Jika ditekuk akan patah, jika dibiarkan akan semakin bengkok. Pakar Hadits al-Bukhari (w.256H) meriwayatkan sebuah narasi dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Muhammad saw, memerintahkan untuk menasihati para wanita dengan bijaksana. (hadits no 5186).(4)  Adakah karunia yang lebih utama dari wanita (istri) yang shalihah?(5)  Siapakah pula yang sedia menerima tulang rusuk yang telah patah? 


Gagasan ini tak semerta-merta meremehkan posisi wanita dalam pandangan pria. Sang Perindu dari Isfahan (w.502H), memberikan penekanan adanya keterkaitan erat unsur maskulin pada wanita. Menurutnya penciptaan dapat pula dimaknai sebagai proses menemukan sesuatu yang baru dari sesuatu yang ada.(6)   Bukankah Hawa tercipta dari tulang rusuk seorang pria? Sehingga bagi seorang pria, hakikat menasihati wanita secara bijaksana, dapat diartikan sebagai perwujudan menasihati diri sendiri, memperbaiki diri sendiri.


Mahaguru tafsir dari lereng Alborz kembali menegaskan, Allah telah menyatakan bahwa Dialah satu-satunya Dzat yang menciptakan seluruh manusia dari sosok yang satu, dari  jiwa yang satu. Sebagian dari mereka berasal dari sebagian yang lain, dan hak sebagian dari mereka merupakan kewajiban bagi sebagian lain.(7) 


Disebabkan tulang rusuk bengkok itu merupakan bagian dari keseluruhan seorang pria, beberapa penafsir mengemukakan pandangan yang cukup berani tentang hasrat dan kerinduan yang terus menerus dari bagian itu kepada keseluruhannya dengan tak terbagi. Tulang rusuk bengkok itu menempuhi jalan berliku untuk menepati janji kesetiaannya atas kesucian. Ibnu Mundzir, penafsir abad ke 2 hijriah ini, mengutip Mahaguru Tafsir dari kalangan sahabat, Ibnu Abbas ra. Bahwa terciptanya wanita dari bahagian pria menjadikan gairah dan kesetiaannya hanya pada pria (suaminya),(8)  maka balaslah cinta wanita (istri) kalian. Hal ini berbeda dengan pria yang tercipta dari tanah, yang Allah jadikan kecenderungannya untuk menyenangi berbagai keindahan dunia. Kalau boleh mengutip pepatah jalanan, “gagal dalam cinta bagi seorang pria adalah pengalaman, sedang bagi wanita gagal dalam cinta adalah kehancuran.”


Tulang rusuk yang bengkok itu adalah karunia Sang Penggenggam Jiwa. Tercipta dengan tujuan memberikan arti bagi keberadaan kaum pria, akan hasrat seorang pria (suami) untuk dihargai seutuhnya dengan tak terbagi dari wanita (istri). Melalui tulang rusuk bengkok itu, sebagaimana disadari secara mendalam oleh penulis tafsir al-Qayyim, Allah telah mengungkapkan tanda-tanda keagungan diri-Nya dalam cara yang paling indah pada diri wanita.(9) Bukan hanya karena kecantikan atau kesempurnaan fisiknya. Hanya dalam dongeng imajinatiflah, wanita memainkan perannya dalam peradaban melalui kecantikannya yang digambarkan dalam warna-warna penuh cahaya. Hasbunallah wa ni’mal wakil


Catatan Kaki

  1. Abû Ja’far al-Thobarî, Jâmi’ al-Bayân Fî Ta’wîl al-Qur’ân, (Beirut: Muassasatu al-Risâlah, 1420H), Juz 7, hlm 515
  2. Abu Bakar Muhammad Ibn al-Mundzir, Tafsir Ibn al-Mundzir, (Madinah: Dar al-Matsir, 2002), Juz 2, hlm 547
  3. Ibn Abi Hatim al-Razi, Tafsir Ibn Abi Hatim, (Saudi Arabia: Maktabah Nizar Musthafa al-Baz, Cetakan ke 3, 1419 H), Juz 3, hlm 852.
  4. Teks haditsnya adalah “وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا” nasihatilah wanita kalian dengan baik, karena sesungguhnya mereka telah diciptakan dari tulang rusuk.
  5. Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalihah “الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ” hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Amru. Lihat Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Ihyau Turats al-Arabi, tth), Juz 2, hlm 1090, hadits no 1467.
  6. Raghib al-Ashfahani, Mufradat Fi Gharib al-Qur’an, (Beirut: Dal al-Qalam, cetakan pertama 1412 H), Juz 1, hlm 296.
  7. Abû Ja’far al-Thobarî, op.cit, Juz 7, hlm 512
  8. Teksnya adalah “خُلِقَتِ الْمَرْأَةُ مِنَ الرَّجُلِ، فَجَعَلَ نَهْمَتَهَا فِي الرِّجَالِ” lihat Ibn Abi Hatim al-Razi, loc.cit. 
  9. Menurut Ibnu Qayyim cinta itu Allah sematkan dalam jiwa, keserasian akhlak menjadikan cinta itu lebih memiliki makna. Lihat Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Tafsir al-Qayyim, (Beirut: Dar wa Maktabah al-Hilal, cet pertama 1410 H), Juz 1, hlm 259.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Give us your opinion