Kejujuran Cinta


العصمة من الله لعبده دليل على الرحمة منه
Penjagaan Allah atas seorang hamba dari dosa, bukti cinta kasih-Nya kepadanya.  Abu Thalib al Makki

Siapakah yang senang didustai, dikhianati, terlebih dalam perkara cinta. Sejarah mencatat bahwa cinta, kasih sayang, persatuan dan persaudaraan adalah rahasia kekuatan, rahasia kemenangan perjuangan. Sedangkan dusta, tak saling percaya dan khianat adalah jalan kehancuran.

Pecinta yang jujur niscaya memperoleh kemuliaannya, karena kebersamaan bagi mereka adalah kesempatan terbaik dalam hidup. Imam syafi’i mengatakan “setiap kekasih pada kekasihnya pastilah setia”. Ibnul qayyim menambahkannya, “Allah ta'ala telah menetapkan pada saat menentukan takdir makhluqnya, bahwa seseorang pasti bersama dengan yang kekasihnya.”

Kejujuran cinta membuka jalan menuju syurga dunia dan akhirat, “baiti jannati”. Maka benarlah mereka yang tidak memiliki cinta hidupnya akan gelisah dan penuh derita.

Begitulah diantara sifat cinta kasih Allah ta’ala, ia jaga hamba-Nya agar tidak bermaksiat, hingga hamba itu menjadi dekat kepada-Nya. Ibnu Abi Hatim mengatakan “غَفُورٌ لِمَا كَانَ مِنْهُمْ قَبْلَ التَّوْبَةِ رَحِيمٌ بِهِمْ بَعْدَ التَّوْبَةِ” mengampuni mereka sebelum bertaubat dan melimpahkan cinta kasih-Nya kepada mereka setelah taubat.

Kejujuran cinta diantara hamba adalah saling menjaga diantara mereka, saling menasihati diantara mereka, ruhama-u baynahum. Menginginkan kebaikan bagi sesamanya. “kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus kehormatan ummat ini, jika memang tebusan itu yang dibutuhkan, atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan dan terwujudnya cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar. Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap demikian selain rasa cinta yang mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.” Hasan alBanna.

Itulah kejujuran cinta, Jujurlah mencinta kekasihmu dengan seluruh hati, segenap jiwa dalam menuntunnya kejalan Allah, karena engkaupun sedang meniti jalan itu. “mencinta yang Allah cinta, membenci yang Ia benci, meraih ridha-Nya sekuat kemampuanmu.”(abdurrahman bin Hasan). Tidakkah ingin engkau mengabadikan selalu saat-saat indah itu bersama.

Kepada saudara seperjuangan, salinglah memberi syafa’at dengan mema’afkan, agar kelak di mahkamah Allah kita tidak saling menuntut hingga menghabiskan pahala. (فإن المسكين من آثر لذة متقطعة، واشترى بها عذاباً شديداً) “sungguh orang melarat itu yang mendahulukan kelezatan hawa nafsu dunianya dan tak sadar menukarnya dengan azab yang kekal.” (Ibnul Qayyim)

"Orang-orang Mukmin selamat dari neraka pada hari kiamat, lalu mereka tertahan di atas jembatan antara surga dan neraka. Sebagian diantara mereka meminta qishash dari yang lain atas kedzaliman di antara mereka selagi di dunia…."[1]

[1] Imam Bukhari : Shahih Bukhari, Damaskus: Daar Thuq an Najah,1422H. Hadits dari Abu Sa’id al Khudri, hadits ke 6535, juz 8 hlm 111.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar