وَلا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (thaha 131)
يَقُولُ تَعَالَى لِنَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ: لَا تَنْظُرْ إِلَى هَؤُلَاءِ الْمُتْرَفِينَ وَأَشْبَاهِهِمْ وَنُظَرَائِهِمْ، وَمَا فِيهِ مِنَ النِّعَمِ فَإِنَّمَا هُوَ زَهْرَةٌ زَائِلَةٌ، وَنِعْمَةٌ حَائِلَةٌ، لِنَخْتَبِرَهُمْ بِذَلِكَ، وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ.
Allah ta’ala berfirman kepada nabi-Nya Muhammad saw, Janganlah kamu melihat kenikmatan yang ada pada orang-orang yang berlebih-lebihan dan yang semisalnya, karena sesungguhnya semua itu merupakan bunga yang akan punah dan kenikmatan yang tidak dapat bertahan. Yang dengan semua itu mereka Kami uji, tetapi hanya sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang mau bersyukur. (Ibnu Katsir)
Di dalam hadits shahih disebutkan bahwa ketika ‘Ummar ibn Khattab masuk dan menemui Rasulullah saw di tempat itu, dimana ia mengasingkan diri dari istrinya ketika beliau bersumpah untuk tidak menggauli istri mereka. Ia melihat Rasulullah saw berbaring di atas kerikil sebagai tikar, sedang di rumah itu tidak terdapat apapun kecuali secuil daun yang tergantung. Maka Umar menangis. Lalu beliau berkata kepadanya: Hai Umar kenapa kamu menangis? Umar menjawab: Ya Rasulullah sesunguhnya Kisra dan Kaisar menikmati apa yang mereka miliki sedangkan engkau adalah yang dipilih Allah diantara mahluknya, maka beliau berkata:
أَوَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ؟ أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلت لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِي حَيَاتِهِمُ الدُّنْيَا
“apakah kamu masih ragu, hai putra al khathtab? Mereka itu merupakan kaum yang kesenangan mereka didahulukan dalam kehidupan dunia.” (shahih ibnu hibban 2/480. shahih bukhari 2468,5191. At Tirmidzi 3315. An nasai 4/127-138, jami’al ushul 2/400-401)
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Imam at Tirmidzi dan ibnu Majah telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia bercerita Rasulullah saw bersabda:
يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغ لِعِبَادَتِي أمْلأ صَدْرَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ ملأتُ صَدْرَكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
Allah ta’ala berfirman: “hai anak cucu Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan memenuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku tutup kemiskinanmu. Dan jika kamu tidak melakukannya, maka akan Aku penuhi dadamu dengan kesibukan dan tidak pula Aku menutupi kemiskinanmu. (sunan Ibnu Majah 2/1376 hadits ke 4071. At tartiib al amali al khamisiyah li asy syajari 2/285 hadits ke 2463. Menurut Muhammad Nashiruddin Al albani hadits ini shahih)
Ibnu Majah juga meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra, aku pernah mendengar Nabi saw bersabda:
مَنْ جَعَلَ الْهُمُومَ هَمًّا وَاحِدًا هَمَّ الْمَعَادِ كَفَاهُ اللَّهُ هَمّ دُنْيَاهُ. وَمَنْ تَشَعَّبَتْ بِهِ الْهُمُومُ فِي أَحْوَالِ الدُّنْيَا لَمْ يُبَالِ اللَّهُ فِي أَيِّ أَوْدِيَتِهِ هَلَكَ
Barang siapa yang menjadikan semua kesusahan menjadi satu kesusahan saja, yaitu kesusahan pada hari kembali kepada-Nya (kiamat), maka Allah akan mencukupkan baginya dari kesusahan dunianya. Dan barangsiapa yang menjadikan kesusahannya bercabang-cabang dalam berbagai kehidupan dunia, maka Allah tidak akan peduli kepadanya, di lembah mana dari bumi-Nya ini ia akan binasa. (sunan ibnu Majah 2/1385 hadits ke 4106. Menurut Muhammad Nashiruddin Al albani hadits ini hasan)
Di riwayatkan pula hadits dari Syu’bah dari Zaid bin Tsabit Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda:
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّه فرَّق اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ. وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نيَّته، جَمَعَ لَهُ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai pusat perhatiannya maka Allah akan menceraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan ada dihadapan matanya. Tidak ada sesuatupun dari dunia ini datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan menyatukan urusannya dan melimpahkan kekayaan-Nya di dalam hatinya, lalu dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina. (sunan ibnu majah 4105. Berkata al bushairi dalam az zawaid 3/271: hadits ini shahih para perawinya tsiqat)