Seseorang yang mendengarkan adzan hendaklah berkata sebagaimana yang dikatakan oleh muadzin, kecuali dalam kalimat “hayya ‘alash sholaah dan hayya ‘alal falaah” maka pada saat itu katakanlah “laa haula wala quwwata illa billah” (HR Bukhari 1/152 & Muslim 1/228)
وَ أَنَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ و َرَسُولُهُ، وَ رَضِيْتُ بِاللهِ رَبّاَ، و بِمُحَمَّدٍ رَسُولاً، وَ بِالإِسلاَمِ دِيْناً
Aku bersaksi, bahwa tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku rela Allah sebagai Rabb, Muhammad sebagai rasul dan Islam sebagai agama yang benar. (HR Muslim 1/290, pada riwayat Ibnu Huzaimah 1/220 ada keterangan tambahan “dibaca setelah muadzin membada syahadat”)
Membaca sholawat kepada nabi saw sesudah menjawab adzan (HR Muslim 1/228)
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، و الصَّلاَةِ القَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّداً الوَسِيلَةَ و الفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوداً الَّذِي وَ عَدْتَهُ، (إِنَّكَ لاَ تُخْلِيفُ المِيعَادَ).
Ya Allah, Tuhan panggulan yang sempurna dan sholat wajib yang didirikan. Berilah al wasilah (derajat di surga yang tidak diberikan selain kepada nabi saw) dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempari maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (HR Bukhari 4/152. Dalam riwayat al Baihaqi 1/410 ada tambahan “innaka la tukhliful mi’aad” dengan sanad hasan. Lihat tuhfatul akhyar oleh syaikh abdul aziz bin baz halaman 38)
Disunnahkan berdo’a untuk diri sendiri antara adzan dan iqomah, sebab do’a pada waktu itu dikabulkan. (HR Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad. Lihat irwaaul ghaliil 1/262)