Syirik adalah lawan dari tauhid, Abu Hafs an Nasafi berkata bahwa kata syaroka adalah “الشَّرِكَةُ الْخِلْطَةُ” Penggabungan persekutuan.[1] Dikatakan juga syaroka berarti “مُخَالَطَةُ الشَّرِيكَيْنِ” mencampur dua kepemilikan persekutuan, dikatakan demikian karena menunjukkan kegelisahan yang sangat[2]. Dalam Qamus al Fiqh kata asy syirku berarti “النصيب” membagi, dikatakan pula asy syirku“اعتقاد تعدد الآلهة” keyakinan akan banyaknya sesembahan, karena pelaku syirik membagi penyembahannya kepada banyak ilah selain Allah.[3]
Dari beberapa definisi secara bahasa dapat kita simpulkan bahwa syirk berarti menggabungkan dua atau lebih kepemilikan atas sesuatu. Dengan demikian sesuatu zat baik berupa benda ataupun mahluk hidup berhak dimanfaatkan oleh semua pemiliknya. Maka syirik juga berarti menafikan tujuan dari diciptakan dan diperintahkannya manusia. Ia merupakan puncak penentangan kepada Allah sang Pencipta semesta. Serta kesombongan untuk menaati, tunduk serta mematuhi segala perintah Allah.
Syirik Besar
Syirik besar adalah “إثبات شريك لله عز وجل في خصائصه؛ فيجعل الإنسان ندا لله في ربوبيته، أو في ألوهيته، أو في أسمائه وصفاته”menetapkan sekutu bagi Allah ta’ala dalam kekhususan-Nya, semisal seseorang menjadikan tandingan bagi Allah dalam rububiyyah, uluhiyah serta dalam asma dan sifat-Nya.[4]
Allah ta’ala berfirman dalam surat al Baqarah ayat 22
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
Syirik Kecil
Syirik kecil adalah “مساواة غير الله بالله في هيئة الفعل وأقوال اللسان” menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah dalam bentuk perbuatan dan perkataan lisan. Dikatakan juga syirik kecil adalah “فهو جميع الأقوال والأفعال التي يتوسل بها إلى الشرك” semua perkataan dan perbuatan yang akan mengantarkan seseorang kepada kemusyrikan.[5]
Diantara amal perbuatan yang termasuk syirik kecil ini adalah
a. Bersumpah dengan selain Allah
Dari Ibnu Umar ra, bahwasanya aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah dia telah syirik.[6]
b. Memakai jimat
Dari Uqbah bin Amir ra, bahwasanya aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً، فَلَا أَتَمَّ اللهُ لَهُ، وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً، فَلَا وَدَعَ اللهُ لَه
Barangsiapa menggantungkan diri kepada tangkal maka Allah tidak akan menyempurnakan imannya, dan barangsiapa menggantungkan diri kepada azimat maka Allah tidak akan mempercayainya.[7]
c. Menggunakan mantra dan sihir
Dari Abdullah ra, bahwasanya aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ الرُّقَى، وَالتَّمَائِمَ، وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
Sesungguhnya mantra, ajimat, dan guna-guna merupakan perbuatan syirik. [8]
d. Ramalan atau perbintangan
Dari Shafiyah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Barang siapa yang datang kepada tukang ramal, kemudian bertanya tentang sesuatu dan membenarkan apa yang dikatakannya tidak akan diterima sholatnya selama 40 hari.[9]
e. Bernazar kepada selain Allah
Dari ‘Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
مَنْ نَذَرَ أَنْ يُطِيعَ اللَّهَ فَلْيُطِعْهُ، وَمَنْ نَذَرَ أَنْ يَعْصِيَهُ فَلاَ يَعْصِهِ
Barangsiapa yang bernazar untuk mentaati Allah maka hendaklah ia tunaikan nazarnya itu, dan barangsiapa bernazar untuk mendurhakai Allah maka janganlah ia mendurhakai-Nya[10].
f. Menyembelih atau berkurban bukan atas nama Allah
Dari Ali bin Abi Thalib ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ الْمَنَارَ
Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang yang melindungi penjahat dan Allah melaknat orang yang mengubah batas tanah miliknya.[11]
g. riya
Dari Mahmud bin Labid ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ " قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: " الرِّيَاء
Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti terjadi pada kalian adalah syirik kecil. Sahabat bertanya, apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab riya.[12]
Hasbunallah wa ni’mal wakil
[1] Abu Hafs an Nasafi : Tholabatu Thalabah, Irak : al Matba’athu al ‘Amirah, 1311 H, 1/99.
[2] Ibnu Mandzhur : Lisanul ‘Arab, Beirut : Daar Shadr, 1414 H, 10/448
[3] Sa’dy Abu Habib: al Qamus al Fiqhy, Suriah : Daar al Fikr, 1408 H, 1/195
[4] Abdul Qadir : al Mufiid fi Muhimmatit Tauhid, Daar al I’lam, 1422 H, 1/111.
[5] Ibid, 1/127
[6] Abu Dawud al Sijjistany: Sunan Abu Dawud, Beirut : Maktabah al ‘Ashriyah, tt, 3/223 hadits ke 3251. Shahih menurut Muhammad Nashirudin al Albany.
[7] Ahmad bin Hanbal : al Musnad, Beirut : Muassasah ar Risalah, 1421 H, 28/623 hadits ke 17404. Hasan menurut syaikh Syu’aib al Arnauth.
[8] Sunan Abu Dawud, 4/9 hadits ke 3883. Shahih menurut Muhammad Nashirudin al Albany.
[9] Muslim : Shahih Muslim, Beirut : Daar Ihya at Turats al ‘Araby, tt, 4/1751 hadits ke 2230.
[10] Bukhari : Shahih Bukhari, Beirut : Daar Thuuq an Najah, 1422 H, 8/142 hadits ke 6696.
[11] Shahih Muslim, 3/1567 hadits ke 1978.
[12] Al Musnad, 39/39 hadits ke 23630. Jayyid menurut Syu’aib al Arnauth.