Dakwah adalah Jalan Mencapai Kemenangan Hakiki
إنا لننصر رسلنا والذين آمنوا في الحياة الدنيا ويوم يقوم الأشهاد
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang
beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari
kiamat), (QS Al Mu’min: 51).
Kemenangan Hakiki Di Dunia, Yaitu Kehidupan Yang Berkah
Yang dimaksud dengan keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan melimpah di sisi Allah swt.
ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ولكن
كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. (QS Al A’raf : 96).
Dengan selalu berdakwah di jalan Allah swt serang da’i telah
menjadikan hidupnya penuh keberkahan. Para Nabi alaihimussalam adalah orang yang
paling diberkahi dan kehidupannya adalah kehidupan penuh keberkahan, perhatikan
ucapan Nabi Isa as tentang dirinya:
وجعلني مباركا أين ما كنت وأوصاني بالصلاة والزكاة ما دمت حيا
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup. (Maryam (19): 31).
Penyebab utama kehidupan Nabi Isa dan para Nabi lainnya diberkahi
oleh Allah swt adalah pekerjaan mereka sebagai orang-orang yang dipilih oleh
Allah untuk mendakwahkan ajaran-Nya kepada manusia. Inilah yang dipahami oleh
Ibnul Qayyim – salah seorang ulama besar – ketika menjelaskan surat Maryam ayat
31 di atas. Beliau berkata:
فَإِنَّ بَرَكَةَ الرَّجُلِ تَعْلِيْمُهُ
لِلْخَيْرِ حَيْثُ حَلَّ،وَنُصْحُهُ لِكُلِّ مَنْ اِجْتَمَعَ بِهِ. قَالَ تَعَالَى
إِخْبَارًا عَنِ الْمَسِيْحِ: وجعلني مباركا أينما كنت [مريم: ٣١] أَيْ: مُعَلِّمًا
لِلْخَيْرِ، دَاعِيًا إِلَى اللهِ، مُذَكِّرًا
بِهِ، مُرَغِّبًا فِيْ طَاعَتِهِ.[1]
Keberkahan seseorang itu ada pada, (a) pengajarannya terhadap
segala macam kebajikan di mana pun ia berada, dan (b) nasehat yang ia berikan
kepada semua orang yang ijtima’ (berkumpul) dengannya.
Saat menceritakan tentang nabi Isa
‘alaihissalam Allah swt
berfirman: “Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku
berada”. Nabi ‘Isa ‘alaihissalam menjadi
manusia yang membawa berkah adalah karena ia: (a) Menjadi guru kebajikan (b) Juru
dakwah yang menyeru manusia kepada Allah subhanahu wa ta’ala (c) Mengingatkan
manusia tentang Allah subhanahu wa
ta’ala (d) Mendorong dan memotivasi
manusia untuk taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Demikian Ibnul Qayyim melihat keberkahan dalam hidup seseorang, di
mana kehidupan yang berkah itu – menurut beliau & sesuai arahan
Al-Quran ditentukan oleh aktivitas
memberi manfaat kepada orang lain melalui dakwah dan kebaikan yang disebarkan
demi meninggikan kalimat Allah swt.
Kemenangan Hakiki di Akhirat, Kehidupan Abadi di Surga
يا أيها الذين آمنوا هل أدلكم على تجارة تنجيكم من عذاب أليم. تؤمنون بالله ورسوله وتجاهدون في سبيل
الله بأموالكم وأنفسكم ذلكم خير لكم إن كنتم تعلمون. يغفر لكم ذنوبكم ويدخلكم جنات
تجري من تحتها الأنهار ومساكن طيبة في جنات عدن ذلك الفوز العظيم.
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? (yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah
akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di
dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (QS Ash Shaaf: 10-12)
Da’wah adalah keuntungan yang besar, orang-orang beriman memberikan
kehidupan dunianya di jalan Allah, maka Allah menganugerahkan bagi mereka
kehidupan yang sempurna di syurga. perniagaan yang terbatas dan sebentar si
dunia membuahkan keuntungan yang tak terbatas. az Zuhaili mengemukakan,
إن جدوى الإيمان والجهاد في سبيل الله في الآخرة مغفرة
الذنوب ودخول الجنات، والتمتع بالمساكن الطيبة الطاهرة في جنات إقامة دائمة، وتلك
هي السعادة الدائمة الشاملة[2]
Dalam pengertian lain, sesungguhnya anugerah bagi keimanan dan
perjuangan di jalan Allah di akhirat adalah pengampunan dosa dan masuk kedalam
surga dan kenikmatan dengan kediaman yang baik dan suci didalam surga
selamanya, itulah kebahagiaan yang sempurna selamanya.
[1]
Ibnul Qayyim al Jauziyah, Risalatu Ibnul Qayyim, (Riyadh:
Mathabi’ asy Syarqu al Ausath, 1420), hlm 5.
[2]
Wahbah bin Musthafa az Zuhaily, op.cit, Vol 28, hlm 180