URGENSI DAKWAH DALAM AL QURAN 5



Dakwah Mengandung Maslahat Internal dan Eksternal 
Maslahat Internal; Terbentuknya Ummat Terbaik 

Rasulullah saw berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik sepanjang zaman dengan dakwah beliau. Dakwah secara umum dan pembinaan kader secara khusus adalah jalan satu-satunya menuju terbentuknya khairu ummah yang kita idam-idamkan. Rasulullah saw mencetak kader-kader dakwah di kalangan para sahabat beliau di rumah Arqam bin Abil Arqam ra, beliau juga mengutus Mush’ab bin Umair ra ke Madinah untuk membentuk basis dan cikal bakal masyarakat terbaik di Madinah (Anshar). 

Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah saw ini adalah juga jalan yang harus kita tempuh untuk mengembalikan kembali kejayaan umat. Imam Malik bin Anas ra berkata:

لاَ يَصْلُحُ آخِرُ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا [1] 

Akhir umat ini tidak menjadi baik kecuali menggunakan cara yang digunakan untuk memperbaiki generasi awalnya. 

Umat Islam harus memainkan peran dakwah & amar ma’ruf nahi munkar dalam semua keadaannya, baik ketika memperjuangkan terbentuknya khairu ummah maupun ketika cita-cita khairu ummah itu telah terwujud. Allah swt berfirman:

كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله 

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran (3): 110). 
Muhammad Mahmud al Hijazi berkata

أصلح نفسك ثم ادع غيرك، ولا شك أن مرتبة دعوة الغير إلى الهدى والخير مرتبة عالية، ولا يلقاها إلا أفراد قلائل زكت نفوسهم وطهرت أرواحهم وامتلأت إيمانا ويقينا”[2] 

Dalam pengertian lain, perbaikilah dirimu kemudian serulah kepada orang lain, dan jangan ragu sesungguhnya berda’wah kepada orang lain hingga mendapatkan petunjuk dan kebaikan adalah dejarat yang tinggi, dan derajat yang mulia itu tidak diberikan Allah kecuali kepada sebagian kecil manusia yang mensucikan jiwa dan ruhnya serta memenuhi dirinya dengan iman dan keyakinan. 

Miqdad Yaljan[3] menguraikan bahwa masyarakat terbaik atau khairu ummah memiliki berdasarkan karakteristiknya yaitu, Pertama, Masyarakat yang senantiasa memiliki semangat meyebarkan kebaikan. Kedua, masyarakat yang memilki semangat ukhuwwah insaniyyah. Ketiga, masyarakat yang senantiasa memperluas persatuan dan kekuatan. Keempat, masyarakat yang berorientasi kepada kemaslahatan bersama. Kelima, masyarakat yang memiliki semangat tunduk pada peraturan. Keenam, masyarakat yang semangat meraih kemajuan di berbagai bidang. 

Maslahat Eksternal; Tegaknya Keadilan Syari’at Allah di muka Bumi.

وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين. 

Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS Al Anbiya: 107) 

Risalah Islam datang kepada ummat ini dengan kelengkapan manhajnya. Di dalamnya Allah menghimpun seluruh perangkat perbaikan social yang konfrehensif. Tujuan dakwah ini terfokus pada kepemimpinan manhaj ini, menyeru manusia kepadanya, menampilkannya dalam kehidupan nyata, mengokohkannya di muka bumi, membimbing manusia dengannya sehingga mereka menikmati eksistensinya dan mencapai kehidupan dunia yang bahagia bersamanya. 

al mawardi mengemukakan bahwa diutusnya Rasulullah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam memiliki pengertian secara khusus dan umum. Secara khusus rahmat bagi orang-orang beriman adalah berupa, ”petunjuk kepada ketaatan dan pahala atas ketaatan tersebut, dan secara umum bagi seluruh manusia adalah menghindarkan azab bagi mereka.”[4] maksudnya adalah bahwa Allah tidak menurunkan azab kepada manusia selama masih ada Rasulullah saw ditengah-tengah mereka sebagai kesempatan bagi manusia untuk menerima dakwah. Demikian pula selama masih ada orang-orang yang berdakwah ditengah-tengah masyarakat. 

[1] Nashirudin Al Albani, Fiqhul Waqi’, hal.22. 
[2] Muhammad Mahmud al Hijazy, 1413 H, at Tafsir al Wadhih, Beirut: Daar al Jaliil al Jadiid, jilid 3, hlm 340. 
[3] Miqdad Yaljan, 2011, Peranan Pendidikan Akhlaq Islam dalam Pembentukan Individu, Masyarakat dan Peradaban manusia, terjemahan Dr. Azra’ie Zakaria, MA. LP2M Universitas Islam Asy Stafi’iyyah, h.87. 
[4] Abul Hasan al Mawardi, an Nukat wal Uyun, (Beirut: Daar al Kutub al ‘Ilmiyyah, tt) vol 3, hlm 475.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Give us your opinion