Tafsir Surat An-Naba Bagian Keenam Ayat 37-40



Sigit Suhandoyo. Setelah kelompok-kelompok ayat sebelumnya menerangkan mengenai ancaman kepada orang-orang kafir dan janji kebahagiaan bagi orang-orang yang bertakwa, Allah ta’ala menutup surat ini dengan pemberitahuan mengenai keagungan dan kemuliaan-Nya, serta situasi pada hari kebangkitan.

رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَنِ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا (37) يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا (38) ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا (39) إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا (40) 

(37) Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia. (38) Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. (39) Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. (40) Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah".   


Allah; Sang Pemelihara yang Maha Pemurah. Allah adalah Pemilik, Pemelihara dan Pengatur semesta alam. Sebagaimana dikemukakan oleh Sa’id Hawwa dalam al-Asas fi al-Tafsir, bahwa makna kata Rabb menunjukkan arti (الخالق ابتداء والمربي غذاء والغافر انتهاء) yaitu, Pencipta pada mulanya, Pengasuh setelah itu dan Pengampun pada akhirnya. Adapun kata Ar-Rahman berarti Pelimpah karunia yang sempurna di dunia. Hal ini berbeda dengan kata Ar-Rahim yang berarti Pelimpah karunia yang tiada batasnya di akhirat, demikian menurut Ibnu ‘Arabi. 

Penggunaan kata Ar-Rahman menurut Ibnu Katsir, menunjukkan bahwa segala sesuatu di dunia memperoleh karunianya. Sebagaimana firman Allah ta’ala dalam surat al-A’raf 156, (وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ)“rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.

Pendapat yang menarik dikemukakan oleh Sayyid Quthub. Menurutnya pembalasan Allah atas orang-orang kafir dan orang-orang yang bertaqwa merupakan bukti kasih sayang Allah atas manusia. Jika kebaikan dan keburukan tidak dibalasi secara setimpal, maka rusaklah tatanan kehidupan di dunia, karena manusia akan mengabaikan aturan Allah ta’ala.


Situasi Hari Kebangkitan. Pada hari kebangkitan, seluruh makhluk akan tercekam dengan keagungan Allah ta’ala. Bahkan seluruh malaikat yang mempunyai derajat tinggi di sisi Allah tidak mampu berbicara pada hari yang amat menakutkan itu. Penulis tafsir Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil, Nashirudin al-Baidhawi mengemukakan, sesungguhnya para malaikat adalah makhluk yang mulia dan dekat kepada Allah SWT. Jika mereka saja tidak mampu berbicara, melainkan dengan seizinNya, bagaimana dengan mahluk selain mereka.

Pada hari kebangkitan, Allah ta’ala menegaskan kekuasaan-Nya, tak ada sesuatupun yang luput dari-Nya. 

يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (al-Mukmin 16)

Pada hari kebangkitan, manusialah yang akan ditanya tentang apa yang telah mereka kerjakan,

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ

Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai. (al-Anbiya 23)

Pada hari kebangkitan, hanya atas izin Allah semata, pembicaraan dan syafaat atas mahluk dapat terjadi.

وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ  

Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" Mereka menjawab: "(Perkataan) yang benar", dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.


Kebenaran Hari Kebangkitan. Hari kebangkitan adalah benar, tak usah dipertanyakan kebenarannya. Sebagaimana kehidupan itu sendiri adalah benar adanya. Dan kematianpun benar adanya. Janji-janji Allah semuanya adalah benar. Semua tak usah diragukan lagi. Manusia benar-benar menempuh perjalanan sejak kelahirannya, kehidupan dan kematian. Waktu yang sangat singkat itu, hendaklah menjadi peringatan, agar manusia memilih jalan yang benar untuk kembali kepada Allah, demikian nasihat Buya Hamka. 

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; Ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.

Pengabaran hari kebangkitan dan adzab akan terjadi dalam waktu dekat, karena sesuatu yang pasti datang adalah dekat. Di hari tersebut seseorang akan mendapatkan balasan perbuatan baik dan buruknya. Wallahu a’lam. 

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Give us your opinion